Konflik Palestina Vs Israel
Usai Resolusi DK PBB, Pemimpin Hamas Sebut Israel Alami Isolasi Politik yang Belum Pernah Terjadi
Ismail Haniyeh mengatakan Israel mengalami isolasi politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
AS memperingatkan bahwa resolusi yang disetujui pada hari Senin dapat menghambat perundingan untuk mencapai resolusi yang lebih permanen terhadap permusuhan, yang terus dilakukan oleh Amerika, Mesir, dan Qatar.
Resolusi tersebut, diajukan oleh 10 anggota dewan terpilih, didukung oleh Rusia dan China, serta Kelompok Arab yang beranggotakan 22 negara di PBB.
AS, seperti China dan Rusia, adalah anggota tetap DK PBB, sehingga mempunyai kemampuan untuk membatalkan resolusi apa pun hanya dengan satu hak veto.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan Jumat malam oleh Kelompok Arab mengimbau seluruh 15 anggota dewan untuk bertindak dengan kesatuan dan urgensi, dan memilih resolusi untuk menghentikan pertumpahan darah, menyelamatkan nyawa manusia, serta mencegah penderitaan dan kehancuran manusia lebih lanjut.
“Gencatan senjata sudah lama berlalu,” kata Kelompok Arab.
Baca juga: Cegah Kelaparan Akut di Gaza, Jerman Kucurkan Rp758 M untuk Danai Operasi UNRWA

Diketahui, lebih dari 32.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak perang dimulai, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.
Badan ini tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam perhitungannya, namun mengatakan perempuan dan anak-anak merupakan dua pertiga dari korban tewas.
Gaza juga menghadapi keadaan darurat kemanusiaan yang mengerikan, dengan laporan dari otoritas internasional tentang peringatan kelaparan pada tanggal 18 Maret bahwa kelaparan akan segera terjadi di Gaza utara, dan bahwa eskalasi perang dapat mendorong setengah dari 2,3 juta penduduk wilayah tersebut ke ambang kelaparan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.