Konflik Palestina Vs Israel
Abaikan Kecaman Internasional, Netanyahu Ngotot akan Serbu Rafah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tetap akan meluncurkan serangan di Rafah, meski ada tekanan Internasional.
“Untuk tujuan ini, kami telah menyetujui rencana operasional tindakan di Rafah, termasuk memajukan langkah-langkah untuk mengevakuasi penduduk sipil dari zona pertempuran," katanya, dikutip dari Al Mayadeen.
Ia mengatakan operasi ini akan berjalan selama berminggu-minggu.
"Kami akan beroperasi di Rafah. Ini akan memakan waktu beberapa minggu, dan itu akan terjadi," tegas PM Israel.
Namun hal tersebut tidak disetujui oleh presiden Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Melalui laman X, Presiden WHO mendesak Israel untuk tidak meluncurkan serangan di Rafah, tempat di mana mayoritas penduduk Gaza mengungsi.
“Saya sangat prihatin dengan laporan mengenai rencana Israel untuk melanjutkan serangan darat di Rafah,” kata Presiden WHO.
Menurutnya, ini akan memperparah situasi di Rafah.
“Meningkatnya kekerasan di wilayah padat penduduk ini akan menyebabkan lebih banyak kematian dan penderitaan,” lanjutnya.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Lebih dari 31.600 warga Palestina meninggal dunia.
Sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak.
Warga yang terluka telah mencapai 73.700 akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Perang Israel ini menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah Gaza telah rusak dan hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.