Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Abaikan Kecaman Internasional, Netanyahu Ngotot akan Serbu Rafah

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tetap akan meluncurkan serangan di Rafah, meski ada tekanan Internasional.

RONEN ZVULUN / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan tetap akan meluncurkan serangan di Rafah, meski ada tekanan Internasional untuk menghentikan perang di Gaza.

Ia mengklaim serangan di Rafah ini untuk mencapai berbagai tujuan Israel, salah satunya membebaskan sandera.

“Tekanan internasional sebesar apa pun tidak akan menghentikan kami untuk mewujudkan semua tujuan perang: melenyapkan Hamas, melepaskan semua sandera kami, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman terhadap Israel,” kata Netanyahu pada pertemuan pemerintah hari Minggu (17/3/2024).

Netanyahu menegaskan kepada pasukannya untuk tidak tunduk dengan tekanan internasional.

“Kita tidak boleh menyerah pada tekanan-tekanan ini, dan kita tidak akan menyerah pada tekanan-tekanan ini,” tambahnya.

Ia menuduh tekanan Internasional ini agar mendesak Israel untuk mengadakan pemilu baru di tengah perang dan menggulingkan pemerintahannya.

“Mereka melakukan ini dengan mencoba menyelenggarakan pemilu sekarang, di tengah perang. Dan mereka melakukan ini karena mereka tahu bahwa pemilu sekarang akan menghentikan perang dan melumpuhkan negara setidaknya selama enam bulan,” katanya, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Menurutnya, apabila perang berhenti saat ini, maka akan membuat Israel kalah dalam konflik ini.

"Jika kita menghentikan perang sekarang sebelum semua tujuannya tercapai, itu berarti Israel kalah perang, dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi," jelasnya.

Sebelumnya, Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer mengkritik pemerintahan Netanyahu.

Oleh karena itu, ia mendesak Israel untuk segera mengadakan pemilu baru.

Komentar Schumer membuat Netanyahu marah dan mengatakan hal tersebut merupakan perkataan yang tidak pantas.

Baca juga: WHO Desak Israel Batalkan Rencana Serang Rafah, Sebut Evakuasi Warga Bukanlah Solusi

"Anda tidak boleh melakukan hal seperti itu pada negara demokrasi kembar,” tegasnya.

Netanyahu Setujui Rencana Serang Rafah

Meskipun ada peringatan internasional, Netanyahu pada hari Jumat menyetujui rencana militer untuk melakukan operasi darat di Rafah.

Meski akan meluncurkan serangan di Rafah, Netanyahu mengatakan akan mengevakuasi warga sipil terlebih dahulu.

“Untuk tujuan ini, kami telah menyetujui rencana operasional tindakan di Rafah, termasuk memajukan langkah-langkah untuk mengevakuasi penduduk sipil dari zona pertempuran," katanya, dikutip dari Al Mayadeen.

Ia mengatakan operasi ini akan berjalan selama berminggu-minggu.

"Kami akan beroperasi di Rafah. Ini akan memakan waktu beberapa minggu, dan itu akan terjadi," tegas PM Israel.

Namun hal tersebut tidak disetujui oleh presiden Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Melalui laman X, Presiden WHO mendesak Israel untuk tidak meluncurkan serangan di Rafah, tempat di mana mayoritas penduduk Gaza mengungsi.

“Saya sangat prihatin dengan laporan mengenai rencana Israel untuk melanjutkan serangan darat di Rafah,” kata Presiden WHO.

Menurutnya, ini akan memperparah situasi di Rafah.

“Meningkatnya kekerasan di wilayah padat penduduk ini akan menyebabkan lebih banyak kematian dan penderitaan,” lanjutnya.

Konflik Palestina vs Israel

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 31.600 warga Palestina meninggal dunia.

Sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak.

Warga yang terluka telah mencapai 73.700 akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Perang Israel ini menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah Gaza telah rusak dan hancur.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved