Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Operasi Steady Anchor, Tentara Israel Siapkan Rencana Darurat Perang Besar-besaran Lawan Hizbullah

IDF menyiapkan sejumlah rencana darurat termasuk menyiapkan tempat berlindung dan makanan bagi penduduk Israel di pemukiman utara

tangkap layar ap
Tentara IDF Israel dalam Perang kedua melawan Lebanon. Israel mengancam akan melancarkan perang ketiga seiring intensifnya serangan roket Hizbullah ke pemukiman Yahudi di utara Israel. 

Operasi Steady Anchor, Tentara Israel Siapkan Rencana Darurat Perang Besar-besaran Lawan Hizbullah

TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel (IDF) dilaporkan sedang menyiapkan contingency plans alias "rencana darurat" untuk melancarkan serangan besar-besaran ke Lebanon.

Media Israel, Yedioth Ahronoth melaporkan pada Minggu (10/3/2024), dalam misi memukul mundur gerakan Hizbullah Lebanon tersebut, IDF menyiapkan sejumlah rencana darurat termasuk menyiapkan tempat berlindung dan makanan bagi penduduk Israel di pemukiman utara.

Baca juga: Moshe Chico Tamir, Jenderal Israel yang Susun Rencana Agresi ke Lebanon: Misi Pukul Mundur Hizbullah

Dalam pertemuan Sabtu dengan para pemimpin pemukim dari dewan regional Mata Asher dan Ma'ale Yosef, kepala Komando Utara Angkatan Darat Israel Mayor Jenderal Ori Gordin mengumumkan soal rencana IDF tersebut.

"Kami sedang mempersiapkan rencana darurat untuk melancarkan serangan di Lebanon. Komitmen kami, komimen saya, adalah untuk mengubah situasi keamanan sehingga warga dapat kembali ke rumah,” kata dia ke kepala perwakilan pemukim utara Israel.

Baca juga: Pertempuran Hizbullah vs IDF Sengit di Lebanon Selatan, Permukiman Israel di Utara Kini Kosong

Rudal Hizbullah dengan latar belakang bendera Lebanon. Pada Sabtu (27/1/2024), Hizbullah menyerang dua pos militer Israel di perbatasan sebagai respons atas manuver persiapan Israel masuk menyerbu Lebanon dalam perang skala penuh.
Rudal Hizbullah dengan latar belakang bendera Lebanon. Pada Sabtu (27/1/2024), Hizbullah menyerang dua pos militer Israel di perbatasan sebagai respons atas manuver persiapan Israel masuk menyerbu Lebanon dalam perang skala penuh. (Al Manar TV)

Operasi Steady Anchor

Dalam mempersiapkan potensi perang dengan Hizbullah di Israel utara, tentara IDF meluncurkan "Operasi Steady Anchor".

Operasi itu bermaksud untuk mendirikan puluhan tempat perlindungan massal, terutama di tempat parkir bawah tanah, di mana penduduk dapat melarikan diri demi menghindari tembakan rudal Hizbullah.

Baca juga: Perang Habis-habisan Lawan Hizbullah Bisa Bikin 60 Persen Wilayah Israel Gelap Gulita Tanpa Listrik 

Hizbullah diperkirakan memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal balistik yang mampu menyebabkan kerusakan besar di kota-kota Israel, termasuk Haifa dan Tel Aviv.

Menurut Yedioth Ahronoth, rencana tersebut telah dirumuskan dan dianggarkan dalam dua bulan terakhir.

Rencana untuk menampung pengungsi di hotel dan tenda di luar zona konflik dianggap tidak bisa dilaksanakan.

Sebagian besar hotel di Israel penuh karena menampung pemukim yang mengungsi dari wilayah selatan Israel dekat perbatasan Gaza.

Pasukan Hizbullah saat menggelar latihan tempur di Aramta, Distrik Jezzine, Lebanon Selatan, 21 Mei 2022.
Pasukan Hizbullah saat menggelar latihan tempur di Aramta, Distrik Jezzine, Lebanon Selatan, 21 Mei 2022. (AFP)

Hizbullah Tak Akan Mundur

Laporan Harian Lebanon Al-Akhbar, menyebur persiapan tersebut dilakukan beberapa hari setelah Israel memberi tahu negara-negara Barat mengenai batas waktu 15 Maret untuk mencapai “penyelesaian politik dengan Lebanon,”.

"Setelah itu Tel Aviv mengatakan pihaknya berencana untuk “meningkatkan operasi militer menjadi perang yang luas,” menurut diplomat Barat yang berbicara dengan Israel," tulis laporan Al-Akhbar

Namun Hizbullah telah berjanji untuk tidak mundur dari ancaman Israel.

Baca juga: Ingatkan Kejadian Tahun 2000, Anggota Parlemen Hizbullah ke Israel: Senjata Kelas Berat Belum Keluar

"Posisinya jelas. Selama perang berlanjut di Gaza, ini berarti front Lebanon terkena dampaknya, dan ketika perang berhenti di Gaza, maka perang juga berhenti di Lebanon," Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan kepada saluran berita Lebanon. LBCI.

“Ketika ada gencatan senjata di Gaza, kami akan melakukan gencatan senjata.”

“Kami belum mendekati perang total di Lebanon, namun kami siap jika hal itu terjadi besok,” kata Qassem pada 6 Maret lalu.

(oln/alakbr/tc/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved