Konflik Palestina Vs Israel
Komandan Senior Brigade Al-Aqsa Tewas di Penjara Israel, Idap Penyakit Kronis akibat Tembakan Zionis
Luka tembak yang diderita Komandan Senior Brigade Al-Aqsa sejak 2001 silam, membuatnya mengidap penyakit kronis dan serius hingga akhirnya meninggal.
TRIBUNNEWS.com - Komisi Urusan Tahanan Palestina (PPS) melaporkan seorang warga Palestina yang juga komandan senior Brigade Al-Aqsa, Khaled Al-Shawish, meninggal dunia di penjara Israel di Nafha, Rabu (21/2/2024).
Shawish meninggal di usianya yang memasuki 53 tahun.
PPS mengatakan Shawish meninggal karena menderita penyakit kronis dan patah tangan, akibat tembakan dari pasukan Israel bertahun-tahun yang lalu.
Shawish, yang berasal dari kamp Al-Fara'a sebelah utara Tubas, telah ditahan di penjara Israel sejak 28 Mei 2007.
Kala itu, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa ada dakwaan yang terbukti, dilansir WAFA.
Penahanan terhadap Shawish pada 2007 bukanlah yang pertama kali.
Ia sebelumnya pernah ditangkap oleh pasukan khusus Israel yang menyamar pada 1993, lalu ditahan.
Saat itu, Shawish menghabiskan empat tahun penjara di tahanan pendudukan, juga tanpa adanya dakwaan.
Tiga tahun setelahnya ia sempat dibebaskan.
Tetapi, Shawish ditembak secara brutal oleh pasukan pendudukan Israel pada 2001, hingga menyebabkan ia lumpuh.
Enam tahun kemudian, tepatnya pada 2007, ia kembali ditangkap oleh pasukan Israel.
Baca juga: IDF Tarik Brigade 646 Terakhir dari Gaza, Ingin Selamatkan Ekonomi Israel yang Merosot
Tembakan pasukan Israel mengakibatkan Shawish menderita sakit kronis dan serius hingga di akhir hidupnya.
Menurut Jerusalem Post, Shawish adalah salah satu buron Israel yang dituding sebagai dalang di balik kematian warga Israel di awal 2000-an.
Tewasnya Shawish menambah angka warga Palestina yang meninggal di penjara Israel sejak 7 Oktober 2023.
Israel diketahui telah menangkap lebih dari 7.000 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, sejak perang di Gaza meletus.
Dikutip dari Ahram English, banyak dari tahanan dilaporkan mendapat perlakuan tidak manusiawi dan merendahkan martabat.
Mereka tidak diberi makanan dan obat-obatan bahkan ketika sakit, serta dipukuli secara kejam.
Sekilas tentang Khaled Al-Shawish
Khaled Al-Shawish lahir pada 14 Januari 1971.
Ia menamatkan pendidikan di sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi (UNRWA) di kamp Al-Fara'a.
Shawish telah menikah dan memiliki empat anak.
Salah satu anaknya, Qutaiba, juga menghabiskan 5,5 tahun di penjara Israel.
Baca juga: Al-Qassam Kerja Sama dengan Mujahidin, Sukses Targetkan Pesawat Pengintai Israel Pakai Rudal SAM-7
Sementara, saudara Shawish, Musa, dibunuh pada 1992.
Kemudian, saudara Shawish yang lain, Nasser, dijatuhi hukuman penjara hidup sebanyak lima kali.
Terakhir, saudara Shawish bernama Muhammad, menghabiskan waktu 11 tahun di penjara Israel.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.