Konflik Palestina Vs Israel
Netanyahu Ngotot Tolak Berdamai dengan Hamas, Sebut Tak Akui Negara Palestina
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu ngotot menolak perjanjian perdamaian dengan Hamas setelah mendapatkan tekanan dari internasional.
Netanyahu dan Biden berbicara selama kurang lebih 40 menit.
Setelah panggilan telepon tersebut, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan.
Pihak Gedung Putih mengatakan, keduanya membahas negosiasi penyanderaan, kondisi kemanusiaan di Gaza, dan prospek operasi Israel di Rafah.
"Presiden menegaskan kembali komitmennya untuk bekerja tanpa kenal lelah untuk mendukung pembebasan semua sandera sesegera mungkin, menyadari situasi mengerikan yang mereka alami setelah 132 hari disandera oleh Hamas," tulis pernyataan Gedung Putih.
Baca juga: Adegan Al-Qassam Targetkan Tentara Israel dari Jarak Dekat: Ayo Permalukan Netanyahu
"Presiden dan perdana menteri juga membahas situasi di Gaza, dan pentingnya memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat sampai ke warga sipil Palestina yang sangat membutuhkan," lanjut pernyataan tersebut.
Berbicara soal Rafah, Gedung Putih menegaskan pandangannya bahwa operasi militer tidak boleh dilanjutkan tanpa rencana yang kredibel.
"Operasi militer hanya boleh dilaksanakan untuk memastikan keselamatan dan dukungan bagi warga sipil di Rafah," ucap Gedung Putih.
Seruan Biden ini adalah yang kedua kalinya dalam waktu kurang dari seminggu, di mana ia memperingatkan Netanyahu agar tidak melancarkan kampanye militer di Rafah tanpa rencana untuk melindungi warga sipil.
Militer Gerebek Rumah Sakit Utama di Gaza

Pasukan Israel mengatakan pada Kamis bahwa mereka telah menggerebek rumah sakit terbesar yang masih berfungsi di Gaza.
Mengutip Reuters, militer Israel menyebut serangan terhadap Rumah Sakit Nasser "tepat dan terbatas".
Baca juga: India Memasok Beberapa Drone Pembunuh untuk Israel, Serangan Israel Terhadap Rafah Semakin Dekat
Mereka juga menyebut serangan itu didasarkan pada informasi bahwa militan Hamas bersembunyi dan menyandera di rumah sakit tersebut.
Namun, pernyataan militer Israel langsung dibantah oleh Hamas.
Otoritas kesehatan di daerah kantong Palestina yang dikuasai Hamas mengatakan Israel telah memaksa keluar puluhan staf, pasien, pengungsi, dan keluarga staf medis yang berlindung di rumah sakit.
Sekitar 2.000 warga Palestina tiba di kota perbatasan selatan Rafah semalam, sementara yang lain bergerak ke utara menuju Deir Al-Balah di Gaza tengah, kata mereka.
Secara terpisah, pejabat medis mengatakan serangan Israel menewaskan tiga warga Palestina di dalam mobil di Kota Gaza. Identitas mereka belum jelas.
Baca juga: Hizbullah Balas Serangan Udara Israel, Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Kiryat Shmona
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.