Konflik Palestina Vs Israel
Lieberman: Tak Ada Palestina, Israel Harus Beri Gaza ke Mesir, Berbagi Tepi Barat dengan Yordania
Visi Lieberman itu menyerukan tak ada negara Palestina, Mesir mengendalikan Gaza, sementara Israel dan Yordania berbagi Tepi Barat.
“Abu Mazen (Abbas) dan kaumnya telah kehilangan kendali bahkan di Ramallah. Waktunya telah tiba untuk memberitahu Palestina bahwa gagasan itu sudah selesai. Anda melewatkan kesempatan Anda,” kata dia.

Serahkan Gaza ke Mesir
Lieberman menyatakan pendapatnya bahwa Israel harus memutuskan semua hubungan dengan Gaza.
“Pada akhirnya, Mesir harus mengambil alih Jalur Gaza sebagai mandat PBB dan Liga Arab. Kami tidak punya pilihan lain. Semua proposal lain yang saya lihat… tidak realistis. Itu adalah misi yang mustahil.”
Menurut surat kabar tersebut, “Liberman secara khusus menentang rencana Otoritas Palestina untuk mendapatkan kembali kendali atas daerah kantong tersebut setelah perang.”
Ide Liberman ini jelas bertentangan dengan pemerintah Israel yang sedang berkuasa saat ini.
Pemerintah Israel pimpinan Pedana Menteri Benjamin Netanyahu diketahui berencana untuk langsung menduduki Jalur Gaza setelah perang melawan gerakan pembebasan Palestina, Hamas, selesai.
Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, Selasa (30/1/2024).
Dilansir TC, niat Israel untuk mengontrol Gaza secara militer berarti kebebasan kepada tentara Israel (IDF) untuk melakukan operasi militer dan pembunuhan terhadap warga Palestina seperti yang mereka lakukan sekarang di Tepi Barat.
Baca juga: Tentara Israel Bunuh Ratusan Warga Palestina di Tepi Barat, Netanyahu: Lanjutkan Sampai Menang Total
“Setelah perang, ketika perang usai, saya pikir sudah jelas bahwa Hamas tidak akan mengendalikan Gaza. Israel akan mengendalikannya secara militer dan tidak akan mengendalikannya secara sipil,” kata Gallant dalam sebuah pengarahan di kantornya di Tel Aviv, Israel.
Dia mencontohkan, kebebasan IDF melakukan operasi militer tersebut tergambar dari peristiwa baru-baru di mana pasukan khusus Israel menyerbu lantai tiga Rumah Sakit Ibnu Sina di Jenin.
Baca juga: Nyamar Jadi Dokter, Penampakan Pasukan Khusus Israel yang Tembak Warga Palestina di Rumah Sakit

“Ketika kita berbicara tentang kebebasan operasi militer, lihat apa yang terjadi malam ini di Jenin,” tambah Gallant, merujuk pada pembunuhan tiga warga Palestina di kota Tepi Barat pada Selasa pagi.
Pada insiden yang disebut milisi pembebasan Palestina itu sebagai aksi pengecut tersebut, Pasukan khusus Israel yang berpakaian seperti warga sipil menyerbu rumah sakit dan membunuh tiga pejuang perlawanan Palestina.
Menurut media Palestina, salah satu korban terluka dalam penggerebekan pada bulan Oktober dan menerima perawatan sementara yang lain mengunjunginya di rumah sakit.
“Ini adalah kebebasan operasi militer pada tingkat tertinggi, namun kami tidak mengontrol wilayah tersebut dalam arti sipil,” kata Gallant.
“Hal ini bisa dicapai [di Gaza juga], dan itu akan memakan waktu.”
Baca juga: Kabinet Perang Israel Tempur Beneran, Yoav Gallant Mau Serbu Kantor Netanyahu Bawa Brigade Golani

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.