Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ancam Lebanon, Utusan AS: Belajarlah dari Gaza, Singkirkan Hizbullah dari Perbatasan Israel

Washington terus menekan Lebanon agar menghilangkan kehadiran Hizbullah dari perbatasan selatan Lebanon dan Israel

Rabih DAHER / AFP
Asap mengepul menyusul serangan udara Israel di desa Kfar Kila di Lebanon selatan dekat perbatasan dengan Israel pada 9 Januari 2024, di tengah ketegangan lintas batas yang sedang berlangsung ketika pertempuran terus berlanjut antara Israel dan militan Hamas di Gaza. 

Gertak Lebanon, Utusan AS: Belajarlah dari Gaza, Perintahkan Hizbullah Mundur dari Perbatasan Israel

TRIBUNNEWS.COM - Penasihat senior Gedung Putih Amerika Serikat (AS), Amos Hochstein dilaporkan mengancam Lebanon dengan perang saat dia berkunjungan ke negara itu pekan lalu.

Kunjungan Amos ini sejatinya bertujuan untuk meredakan ketegangan dan memulihkan ketenangan di perbatasan selatan antara Lebanon dan Israel.

Amos melakukan tugasnya lewat cara menekan para pejabat Lebanon dengan ancaman perang seperti yang terjadi di Gaza.

Baca juga: Seberapa Kuat Hizbullah Lebanon? Mengapa Dia Ada? Bikin Kaget Dunia Karena Bisa Pukul Mundur Israel

Menurut laporan media Lebanon, Al-Akhbar, Selasa (16/1/2024), dalam pertemuan antara Hochstein, Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati dan Menteri Luar Negeri, Abdullah Bou Habib, serta pejabat Lebanon dan pejabat lain AS, utusan Gedung Putih tersebut meminta pihak berwenang Lebanon untuk menyingkirkan pejuang Hizbullah tujuh kilometer di luar Garis Biru.

Baca juga: Media Israel: IDF Gagal Pukul Mundur Pasukan Khusus Radwan Hizbullah Melewati Sungai Litani

Pasukan HIzbullah itu diminta AS untuk digantikan oleh tentara Lebanon untuk memungkinkan warga Israel kembali ke permukiman di utara yang dievakuasi pada awal perang Gaza.

“Jika warga Israel kembali ke rumah mereka di utara dan membuka jendela di pagi hari, siapa yang akan mereka lihat di hadapan mereka? Hizbullah,” kata Hochstein kepada para pejabat Lebanon.

“Tidak perlu menarik Hizbullah ke utara Sungai Litani,” kata Hochstein, sebagaimana diatur dalam Resolusi PBB 1701.

Menurut laporan Al-Akhbar, Hochstein kemudian mengatakan dengan nada yang bukannya tanpa ancaman tersirat, bahwa “jika tidak, Israel akan melancarkan perang melawan Hizbullah, yang, bersama dengan Lebanon, harus belajar dari apa yang terjadi di Gaza.”

Baca juga: Ancaman Hizbullah Bukan Isapan Jempol, Keamanan Israel: 1.500 Roket Bakal Hantam Tel Aviv Tiap Hari

Pangkalan udara Meron Israel diserang 62 roket Hizbullah.
Pangkalan udara Meron Israel diserang 62 roket Hizbullah. (tangkap layar)

Reaksi Pejabat Lebanon

Para pejabat Lebanon dilaporkan menanggapi Hochstein dengan menegaskan posisi Hizbullah – bahwa ketenangan tidak dapat dipulihkan di perbatasan selatan kecuali serangan Israel di Jalur Gaza berakhir.

Mereka juga menegaskan kesediaannya agar Lebanon secara resmi menerapkan Resolusi 1701, dengan syarat Israel juga setuju untuk menerapkan sepenuhnya perjanjian tersebut.

Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 1701 setelah perang tahun 2006 di Lebanon, yang melarang kehadiran militer di wilayah antara Sungai Litani dan perbatasan dengan Israel, kecuali tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian internasional UNIFIL.

Pada tahun 2022, Hizbullah telah membentuk batalion dan brigade yang menonjol di selatan Sungai Litani dan di perbatasan Israel, sebagai respons terhadap perambahan dan pelanggaran kedaulatan Israel yang terus menerus terhadap Lebanon, yang terjadi pada tahun-tahun setelah perang tahun 2006.

Laporan Al-Akhbar mengatakan telah terjadi 30.000 pelanggaran Israel baik di darat, udara, dan laut sejak tahun 2006.

Kantor berita harian tersebut menambahkan bahwa pembentukan zona demiliterisasi di perbatasan Lebanon juga harus bergantung pada implementasi penuh Resolusi 1701 yang dilakukan Tel Aviv.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved