Konflik Palestina Vs Israel
Berangkat dari Qatar, AS Kirim Pesawat RC-135W untuk Lawan Houthi di Yaman
Pesawat AS terbang dari Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar menuju barat daya Arab Saudi untuk melawan Houthi di Yaman.
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah pesawat RC-135W Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) meninggalkan Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, menuju barat daya Arab Saudi pada Jumat (12/1/2024) pagi.
Pesawat itu akan bergabung dalam operasi militer melawan militan Houthi yang memblokade Laut Merah demi mencegah kapal terkait Israel melintasi kawasan itu.
"Amerika Serikat dan Inggris berhasil melakukan serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman," kata Presiden AS, Joe Biden pada Jumat (12/1/2024).
Serangan itu melibatkan jet tempur dan rudal Tomahawk, yang merusak kota-kota di sekitar sasaran AS dan Inggris.
Tercatat, lima orang tewas dan enam lainnya terluka akibat serangan itu.
Media Houthi, Al-Masirah, melaporkan serangan itu menargetkan Pangkalan Udara Al-Dailami di dekat Bandara Hodeidah, Kamp Kahlan di timur Kota Saada, Bandara Taiz, Kamp Brigade ke-22 dan bandara di Distrik Abs.
Menurut surat kabar The Times, Perdana Menteri Inggris setuju untuk melancarkan serangan terhadap Houthi, termasuk menyerang pangkalan peluncuran, landasan peluncuran rudal, drone, dan depot senjata.
Sudah lebih dari tiga bulan Houthi membuktikan dukungannya untuk Hamas, yang melawan agresi Israel di Jalur Gaza, dengan menembaki kapal terkait Israel di Laut Merah.
Sumber militer AS menyebutkan sejumlah pesawat Angkatan Udara AS diperkirakan akan bergerak dari Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar untuk menyerang pangkalan milisi Houthi di Hodeidah dan Hajjah.
Kekuatan Militer AS di Qatar
AS sebelumnya telah menempatkan pesawat-pesawat militernya di Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar selama bertahun-tahun.
Baca juga: Bos Houthi Sindir Arab Saudi soal Agresi Israel di Gaza: Mereka Agen AS di Timur Tengah
Qatar membangun Pangkalan Udara Al Udeid dengan biaya lebih dari 1 miliar dolar pada tahun 1996.
AS pertama kali menggunakan pangkalan rahasia tersebut pada akhir September 2001.
Pangkalan Udara Al Udeid merupakan instalasi militer terbesar AS di Timur Tengah dan dapat menampung lebih dari 10.000 tentara AS.
Qatar juga berfungsi sebagai pusat strategis bagi operasi Amerika di wilayah tersebut dan sumber utama investasi AS di Timur Tengah, seperti apa yang dijelaskan di laman Kedutaan Besar AS di Qatar.
Sebelumnya pada Desember 2023, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin mengunjungi Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar dan berterima kasih atas peningkatan pengeluaran Qatar untuk pangkalan itu.
Pada Selasa (2/1/2024), AS dikabarkan diam-diam mencapai kesepakatan yang memperluas kehadiran militernya di Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar selama 10 tahun lagi.
Negara Arab Sebut Tak Tertarik Ikut Lawan Houthi
Para pejabat Arab mengatakan baik Arab Saudi maupun UEA tidak tertarik untuk mendukung operasi militer baru melawan Houthi dengan cara apa pun.
Negara-negara penting Arab lainnya, seperti Qatar dan Mesir, juga enggan bergabung dalam operasi apa pun,.
Sebagian besar karena mereka dianggap berpihak pada Barat dalam perang Israel melawan Hamas, dikutip dari France24.
Hamas Palestina vs Israel
Ketegangan Israel dan Hamas di Jalur Gaza kini masih berlanjut.
Setelah Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza.
Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza setelah pertukaran sandera pada akhir November 2023, yang menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina.
Jumlah korban jiwa di pihak Palestina di Jalur Gaza terhitung 23.469 hingga Jumat (12/1/2024) dan 1.200 orang tewas di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Tercatat 343 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Kamis (11/1/2023) setelah pasukan Israel yang melakukan penyerbuan besar-besaran.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.