Konflik Palestina Vs Israel
Pensiunan Jenderal AS: Banyaknya Tentara Israel yang Tewas di Gaza karena Kurang Pengalaman
Pensiunan jenderal Amerika Serikat (AS) memberikan pengamatannya soal mengapa banyak tentara Israel yang tewas di Jalur Gaza.
Menurutnya, meskipun dalam sebuah peperangan diperkirakan ada satu korban tewas dari tiga hingga lima korban terluka, rasionya mungkin menunjukkan dua kali lebih tinggi.
Bahaya ekstrem peperangan di perkotaan tidak hanya berdampak pada tentara, tapi juga warga sipil.
Baca juga: Memohon Dibebaskan, Warga Israel yang Disandera Hamas Takut Jadi Korban IDF: Kami Tak Ingin Mati
Mereka yang terjebak di wilayah pertempuran juga terbunuh, beberapa karena serangan udara, lainnya karena serangan darat.
Angkatan udara Israel tak ingin ambil pusing untuk menyelamatkan nyawa warga sipil saat mengebom Gaza.
Mereka beralasan 50 persen bom yang mereka gunakan adalah bom "lemah".
Bom-bom itu hanya dapat dibidik dengan mengarahkan pesawat sebelum dilepaskan, dan dapat menyimpang 50-100 meter dari target.
Meski tak peduli pada warga sipil di Gaza yang tewas karena bom mereka "salah sasaran", nyatanya keacuhan dan kelalaian anggota IDF juga jadi penyebab utama banyaknya pasukan Israel yang tewas.
Israel telah membunuh satu dari setiap delapan korbannya menggunakan bom yang mereka anggap "lemah".
Pada 12 Desember, komando militer Israel mengakui dari 105 tentara yang terbunuh saat itu, 20 di antaranya tewas karena "tembakan lemah" dan insiden lain yang melibatkan tentara Israel yang saling membunuh.
Dari 20 tentara tersebut, 13 orang tewas akibat bom angkatan udara Israel, baik karena kesalahan identifikasi dan lokasi pasukan, atau karena bom yang jatuh jauh dari sasaran.
Insiden lain juga menunjukkan betapa peperangan di perkotaan menjadi kelemahan Israel.
Insiden itu terjadi pada 15 Desember 2023, saat pasukan Israel salah mengira ketiga sandera sebagai anggota Hamas hingga ditembaki sampai mati.
Insiden tersebut membuat Israel terkejut karena ternyata ketiga sandera itu adalah warga mereka sendiri.
Tapi, bagaimana bisa IDF salah tembak? Apalagi ketiga korban membawa bendera putih dan berbicara menggunakan bahasa Ibrani.
Pembunuhan terhadap warga sipil, terutama mereka yang sudah menyerah, mengindikasikan beberapa masalah yang tidak diinginkan merusak kinerja pasukan Israel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.