Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pensiunan Jenderal AS: Banyaknya Tentara Israel yang Tewas di Gaza karena Kurang Pengalaman

Pensiunan jenderal Amerika Serikat (AS) memberikan pengamatannya soal mengapa banyak tentara Israel yang tewas di Jalur Gaza.

MENAHEM KAHANA / AFP
Tentara Israel dari unit infanteri Golani berjalan keluar dari Jalur Gaza Palestina dekat Kibbutz Ein Hashlosha selama badai pasir setelah operasi di dalam Gaza, 17 Oktober 2007. Pensiunan jenderal Amerika Serikat (AS) memberikan pengamatannya soal mengapa banyak tentara Israel yang tewas di Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.com - Pensiunan jenderal Amerika Serikat (AS) bicara soal militer Israel yang kehilangan banyak pasukannya sejak Hamas menyerang perbatasan pada 7 Oktober 2023 lalu.

Diketahui, pensiunan jenderal ini menghabiskan banyak waktu selama perang di Kota Fallujah, Irak, pada 2004.

Dikutip dari AlJazeera, ia membuat pengamatan soal banyaknya pasukan Israel yang tewas.

Pertama, soal latihan dan pembelajaran mengenai metode peperangan perkotaan yang tidak memadai.

Ia menilai pelatihan-pelatihan yang didapatkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), tidak disiapkan untuk menghadapi kondisi nyata di Gaza, yaitu pertempuran di jalan-jalan sempit dan diserang dari segala sisi, termasuk dari atas gedung, serta harus mengkhawatirkan soal terowongan.

Baca juga: Brigade al-Qassam Bersumpah Israel Pasti Gagal Musnahkan Hamas, Beri Peringatan soal Nyawa Sandera

Jenderal itu menegaskan "senjata yang paling efisien dalam peperangan perkotaan adalah pengalaman."

"Dalam pelatihan, seorang prajurit mempelajari bagaimana cara kerja granat tangan, misalnya, dan berapa jarak mematikannya."

"Tapi, dia tidak bisa membayangkan kekuatan ledakan atau jarak pecahan peluru yang memantul dari dinding beton," urai dia.

Sedikitnya pemahaman mengenai metode peperangan perkotaan, atau bahkan soal penggunaan senjata, dianggap sebagai salah satu faktor mengapa IDF banyak yang tewas.

Sampai setiap anggota IDF bisa memahami metode peperangan perkotaan, kata sang jenderal, mereka akan 'berkorban' lewatnya banyaknya tentara yang tewas.

Kematian sembilan tentara Israel dalam insiden di Shujaiya pada 12 Desember 2023 lalu, adalah contoh yang menggambarkan pengamatan sang jenderal.

Dua perwira dan dua tentara dari Brigade Golani, salah satu unit militer Israel yang paling berpengalaman, tewas saat sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, menyergap mereka ketika mereka memasuki sebuah gedung.

Alat peledak rakitan menyebabkan anggota IDF tidak bisa kabur dan mereka dihabisi menggunakan granat tangan, serta senapan mesin.

Saat pasukan Israel lainnya mencoba menyelamatkan rekan-rekannya, mereka juga memicu alat peledak rakitan dan terbunuh dalam baku tembak.

Tewas karena Kelalaian Mereka Sendiri

Brigade Infanteri Golani Israel mengambil bagian dalam Konferensi Inovasi Militer Internasional di pangkalan pusat pelatihan peperangan kota (UWTC) Tze'elim, di Israel selatan pada 15 September 2022.
Brigade Infanteri Golani Israel mengambil bagian dalam Konferensi Inovasi Militer Internasional di pangkalan pusat pelatihan peperangan kota (UWTC) Tze'elim, di Israel selatan pada 15 September 2022. (JACK GUEZ / AFP)

Lebih lanjut, pensiunan jenderal AS ini menjelaskan dari sisi jumlah korban.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved