Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tentara Yaman Tak Gubris Peringatan AS, Houthi Tahan Kapal Perusahaan Raksasa yang Mau ke Israel

Perusahaan pelayaran terbesar di dunia itu mengabarkan kalau kapal kontainernya Maersk Gibraltar menjadi sasaran rudal Houthi Yaman

Maersk
Sebuah kapal pengangkut kargo raksasa milik perusahaan pelayaran, AP Moller-Maersk. 

Tentara Yaman Tak Gubris Peringatan AS, Houthi Tahan Kapal Perusahaan Raksasa yang Mau ke Israel

TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Bersenjata Yaman menunjukkan gelagat untuk tidak mengacuhkan sinyal dan peringatan Amerika Serikat (AS) atas aksi blokade Laut Merah mereka terhadap kapal-kapal berentitas Israel.

Terbaru, Otoritas Perdagangan Maritim Inggris melaporkan, sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Angkatan Laut Yaman memberi tahu kalau mereka telah mengalihkan sebuah kapal menuju pantai Yaman, Jumat (15/12/2023).

Baca juga: Lewat Pintu Belakang, AS Kirim Peringatan ke Ansarallah Yaman Agar Berhenti Serang Kapal Israel

"Sumber maritim Yaman menyatakan, pasukan Houthi telah memaksa sebuah kapal kontainer, yang semula menuju Israel, untuk mengubah arahnya," tulis laporan Memo.

Sumber tersebut menyebutkan, kapal yang ditahan saat ini sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan Yaman.

Baca juga: Iran: Satgas Laut yang Dipimpin AS Bakal Hadapi Masalah Luar Biasa di Laut Merah

Sebuah kapal pengangkut kargo raksasa milik perusahaan pelayaran, AP Moller-Maersk
Sebuah kapal pengangkut kargo raksasa milik perusahaan pelayaran, AP Moller-Maersk.

Milik Perusahaan Pelayaran Raksasa 

Belakangan disebutkan, kapal yang dimaksud merupakan milik AP Moller-Maersk.

Perusahaan pelayaran terbesar di dunia itu mengabarkan kalau kapal kontainernya Maersk Gibraltar menjadi sasaran rudal di dekat Selat Bab Al-Mandeb tadi malam.

"Serangan itu terjadi saat kapal sedang dalam perjalanan dari Salalah, Oman, menuju Jeddah, Arab Saudi," kata Maersk.

Awak kapal dan kapal dilaporkan selamat.

Houthi mengklaim, kapal itu menuju ke Israel.

Kelompok ini telah berulang kali berjanji untuk menargetkan kapal-kapal yang dimiliki atau dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan Israel atau mereka yang mengirimkan barang ke negara pendudukan.

Aksi blokade Laut Merah ini sebagai solidaritas terhadap Palestina. Houthi juga meminta negara-negara untuk “menarik” warganya yang bekerja sebagai awak kapal-kapal tersebut.

Luncurkan Dua Rudal

 Juru bicara militer Houthi di Yaman, Yahya Saree, mengonfirmasi kelompok tersebut melancarkan serangan rudal terhadap dua kapal, MSC Alanya dan MSC Platium 3 yang berbendera Liberia.

"Kedua kapal yang menuju ke entitas Israel menjadi sasaran dengan dua rudal angkatan laut yang sesuai. Proses penargetan kedua kapal tersebut terjadi setelah awak kapal mereka menolak untuk menanggapi panggilan dari angkatan laut Yaman serta pesan peringatan yang berapi-api," kata Yahya Saree, Jumat (15/12/2023).

Yahya Saree mengingatkan kapal-kapal yang menuju ke pelabuhan Israel di Laut Merah akan menjadi target Houthi.

“Kami meyakinkan semua kapal yang menuju ke semua pelabuhan di seluruh dunia, kecuali pelabuhan Israel, bahwa tidak ada kerugian yang akan menimpa mereka,” lanjutnya, dikutip dari Al Arabiya.

Sebelumnya, sebuah proyektil yang diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi di Yaman menghantam sebuah kapal kargo di Laut Merah, pada Jumat (15/12/2023), menurut seorang pejabat dan perusahaan intelijen AS, setelah serangkaian serangan serupa.

Baca juga: AS: Fase Perang Gaza Beralih ke Pemimpin Hamas, Israel Incar Yahya Sinwar dan Mohammed Deif

Sementara itu, seorang pejabat AS mengatakan kapal kargo kedua terkena rudal balistik yang diluncurkan dari Yaman yang dikuasai Houthi.

Ia mengatakan kapal perusak Angkatan Laut AS, Mason, sedang dalam perjalanan untuk membantu kapal tersebut.

Pejabat tersebut mengidentifikasi kapal tersebut sebagai "MSC Platinum 3" dan mengatakan masih belum jelas apakah ada yang terluka dalam serangan itu atau tidak.

Rudal tersebut tampaknya menargetkan "Al-Jasra", kapal kargo lain yang terkena rudal pada Jumat (15/12/2023) pagi.

Sebelumnya, Otoritas Inggris melaporkan dua insiden lainnya, satu di barat daya pelabuhan Hodeidah di Yaman dan satu lagi di utara Mokha.

Kapal disarankan untuk transit dengan hati-hati dan melaporkan aktivitas mencurigakan.

Anggota pasukan keamanan yang berafiliasi dengan Huthi berfoto saat mereka menyaksikan ribuan jamaah Muslim Yaman ikut serta dalam salat Jumat siang sebagai solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, di ibu kota Yaman, Sanaa, yang dikuasai Houthi pada 27 Oktober , 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza. (Foto oleh MOHAMMED HUWAIS / AFP)
Anggota pasukan keamanan yang berafiliasi dengan Huthi berfoto saat mereka menyaksikan ribuan jamaah Muslim Yaman ikut serta dalam salat Jumat siang sebagai solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, di ibu kota Yaman, Sanaa, yang dikuasai Houthi pada 27 Oktober , 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza. (Foto oleh MOHAMMED HUWAIS / AFP) (AFP/MOHAMMED HUWAIS)

Baca juga: Pimpinan Tertinggi Houthi Yaman Deklarasikan Siap Tempur Hadapi Serangan Langsung Israel

AS Bantu Israel Cegah Serangan Houthi di Laut Merah

Pemerintahan AS, Presiden Joe Biden, sebelumnya telah memperingatkan Houthi melalui beberapa saluran agar menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Israel.

Axios melaporkan utusan AS untuk Yaman, Tim Lenderking, meminta diplomat dari Kesultanan Oman dan Qatar untuk menyampaikan pesan peringatan dari AS kepada Houthi, selama kunjungannya baru-baru ini ke wilayah tersebut, dikutip dari AP News.

Axios mengutip para pejabat Israel dan AS yang mengatakan AS diperkirakan akan mengumumkan pembentukan kekuatan multinasional di Laut Merah untuk mencegah Houthi melancarkan serangan lebih lanjut.

Seorang pejabat senior Israel juga mengatakan bahwa Kabinet Perang Israel memutuskan untuk tidak melancarkan aksi militer terhadap Houthi saat ini, agar tidak mengalihkan perhatian tentara dari perang di Gaza, dan untuk menghindari perluasan wilayah konflik.

Warga Palestina memeriksa bangunan yang setengah hancur menyusul pemboman Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan, pada 15 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Warga Palestina memeriksa bangunan yang setengah hancur menyusul pemboman Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan, pada 15 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (KATA KHATIB/AFP)

Baca juga: Houthi Yaman Peringatkan Kapal di Laut Merah untuk Hindari Perjalanan ke Wilayah Palestina

Hamas Palestina vs Israel

Militan Houthi yang berbasis di sebagian Yaman di dekat Laut Merah, telah menyatakan dukungannya terhadap Hamas yang berperang melawan Israel di Jalur Gaza.

Houthi menargetkan kapal yang berlayar menuju Israel sebagai dukungan untuk Hamas dalam melawan Israel.

Pada Kamis (14/12/2023), AS mengatakan pada hari Kamis bahwa pasukan Houthi menyerang sebuah kapal kargo berbendera Kepulauan Marshall di Laut Merah bagian selatan.

Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.

Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 18.894 warga Palestina dan melukai lebih dari 46.480 lainnya sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Jumat (15/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Anadolu.

Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved