Konflik Palestina Vs Israel
Teka-teki Perang Darat Tentara Israel di Gaza Pasca-Gencatan Senjata, Pantai Titik Terlemah Hamas
Sejauh ini, bombardemen Israel ke Gaza terbukti tidak efektif melawan Hamas. Brigade Al Qassam justru punya inovasi perlawanan dalam perang kota
Lewat hal ini, Hasan mencoba menggambarkan betapa upaya Israel dan AS untuk memetakan lokasi Hamas, hingga kini belum berhasil di Gaza yang sudah dikepung, disisir, dan dibombardir.
Baca juga: Acak-acak Gaza Utara Tapi Tak Temukan Markas Hamas, Israel Kini Mau Invasi Gaza Selatan

Hasan menjelaskan, merujuk pada peta di atas, kalau sebagian besar hasil dari operasi darat Israel di Gaza hanya berupa pembantaian warga sipil dan penghancuran infrastruktur yang masif, namun hanya menimbulkan sedikit kerusakan pada struktur militer perlawanan Palestina.
"Sejumlah pemimpinnya (Hamas) memang telah terbunuh – yang terbaru adalah komandan utara Al-Qassam dan anggota dewan militer Ahmed al-Ghandour – namun sistem komando dan kendalinya masih berjalan secara efektif," ulasan Hasan.
Baca juga: Komandan Brigade Utara Al Qassam Terbunuh, 4 Pimpinan Hamas Tewas Sejak Agresi Israel ke Gaza
Operasi Darat Tentara Israel Terbatas
Hasan mengatakan, bukti lebih lanjut dari masif sangat aktifnya Hamas, terletak pada ketidakmampuan tentara pendudukan untuk menembus, tanpa hambatan, seluruh wilayah utara Gaza.
Israel mengawali pergerakan daratnya dengan serangan udara yang intens, kemudian penembakan artileri. Setelah menghancurkan semua yang dilewatinya, tank-tanknya mulai bergerak maju.
"Hampir mustahil untuk menghadapi tank saat mereka masuk, karena tembakan udara membersihkan ruang 500 meter di depan, sementara peluru artileri membuka jalan 150 meter di depan unit darat," tulis Hasan.
Namun, bila memungkinkan, para anggota milisi pembebasan Palestina, meluncurkan rudal anti-lapis baja - Cornet, Conkurs, atau sejenisnya - dengan jangkauan melebihi seribu meter.
"Setelah tank mencapai target yang ditentukan, para pejuang perlawanan muncul seperti hantu dari bawah tanah atau puing-puing dan menembakkan peluru anti-lapis baja ke arah mereka, biasanya peluru buatan Al-Yassin, dengan jangkauan kurang dari 150 meter," kata Hasan menjelaskan taktik serangan pejuang Hamas menghadapi invasi darat IDF.
Atau, alternatifnya, papar Hasan, seorang anggota Hamas akan secara fisik mendekati tank-tank Israel dan memasang bom tempel yang meledak dengan cara yang hampir sama seperti granat tangan.
"Pekerjaan para milisi Hamas tidak berakhir di situ. Jika tank tidak mundur, dan tentara Israel memutuskan mempertahankan posisi, mereka akan diserang dengan tembakan senapan mesin atau alat peledak," kata Hasan.
Dia menyebut, para anggota milisi pembebasan Palestina lazimnya memfilmkan sebagian besar operasi serangan ke tentara IDF ini.
"Dan rekaman tersebut dikirim ke ruang operasi, yang kemudian memutuskan apa yang akan dipublikasikan. Jelas bahwa sistem komando dan kendali perlawanan Hamas masih beroperasi secara efektif," kata dia.

Lebih besar dari Perang Tahun 1973?
Operasi darat Israel di Jalur Gaza utara dimulai setelah tiga minggu serangan udara awal dan persiapan pasukan invasi.
Lebih dari 100.000 tentara dikerahkan di sekitar Jalur Gaza yang luas totalnya sekitar 360 kilometer persegi.
"Sebagian besar pasukan ini merupakan anggota pasukan reguler, dan Israel mengerahkan 300.000 tentara dan perwira cadangan – lebih banyak dari jumlah tentara cadangan yang dipanggil Rusia untuk berperang di garis depan sejauh 1.500 km," kata Hasan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.