Konflik Palestina Vs Israel
Teka-teki Perang Darat Tentara Israel di Gaza Pasca-Gencatan Senjata, Pantai Titik Terlemah Hamas
Sejauh ini, bombardemen Israel ke Gaza terbukti tidak efektif melawan Hamas. Brigade Al Qassam justru punya inovasi perlawanan dalam perang kota
Teka-teki Perang Darat Tentara Israel di Gaza Pasca-Gencatan Senjata, Garis Pantai Titik Terlemah Hamas
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel (IDF) sudah menyerukan, kalau meeka akan kembali menggempur Kota Gaza dalam skala penuh setelah gencatan senjata dengan milisi pembebasan Palestina, Hamas, berakhir.
Hal yang menjadi catatan penting, langkah militer apa yang bakal dilakukan IDF selanjutnya di Gaza mengingat serangan dahsyat selama lebih dari sebulan pada faktanya belum melemahkan sama sekali kekuatan Hamas.
Baca juga: Kesaksian Saat Pertukaran Tawanan di Gaza: Hamas Benar-benar Tidak Bisa Dibunuh Israel
Hasan Illaik, seorang jurnalis desk militer dan geopolitik TC yang malang melintang di berbagai media dan platform, termasuk karier 15 tahun bersama harian Al Akhbar, menggarisbawahi kalau IDF justru akan menghadapi potensi besar kehilangan lebih banyak personel dan peralatan militer saat berniat menggempur Gaza lebih keras dari sebelum gencatan senjata.
Dalam ulasannya, di menulis kalau sebelum senja tanggal 26 November, pejuang dari sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, memulai proses penyerahan sejumlah tawanan Israel yang ditangkap selama operasi Banjir Al-Aqsa tanggal 7 Oktober kepada Palang Merah Internasional.
Pemindahan perempuan dan anak-anak ini terjadi di Jalur Gaza di tengah-tengah apa yang tampak seperti parade pasukan keamanan Al Qassam.
"Pejuang Al-Qassam tiba dengan kendaraan roda empat dan mengerahkan diri di sekitar lokasi, mengenakan seragam lengkap dan membawa senjata. Dikelilingi oleh warga sipil yang bersorak atas perlawanan, pemindahan tawanan Israel selesai dengan lancar dan tenang," kata Hasan Illaik dalam ulasannya.
Peristiwa transfer tawanan ini, kata dia, terjadi di Palestine Square di Kota Gaza pada hari ketiga gencatan senjata setelah perang selama 49 hari.
Perlu dicatat, pemandangan ini terjadi setelah bombardemen penuh terhadap Gaza selama periode tersebut.
"Sepanjang perang, Kota Gaza telah menjadi sasaran pengepungan yang mencekik dan bombardemen serangan udara dan artileri Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya setidaknya sejak tahun 1982," katanya.
Hasan menyebut, proses penyerahan di Palestine Square juga terjadi lebih dari sebulan setelah tentara Israel memulai operasi daratnya, yang bertujuan untuk menduduki Kota Gaza dan seluruh wilayah utara Jalur Gaza, menghancurkannya, dan membuat penduduk mereka mengungsi secara permanen.
"Namun gambaran para pejuang Al-Qassam yang dengan penuh percaya diri berjaga di Palestine Square pada tanggal 26 November, memberi kesan kepada semua yang hadir bahwa mereka tidak terluka oleh serangan brutal tentara Israel," kata dia.
Hasan menggambarkan, para anggota Brigade Al Qassam mengangkut para tahanan Israel dari berbagai tempat persembunyian dan lokasi penjemputan yang telah disepakati ke alun-alun, sambil memastikan kalau rumah persembunyian tersebut tidak akan ditemukan.
Ada yang mengeluarkan perintah, ada pula yang melaksanakannya secara mulus, di wilayah geografis yang mudah terlihat, yaitu kurang dari 150 kilometer persegi.
"Perlu diingat bahwa Israel dan AS telah mengalokasikan sumber daya intelijen yang sangat besar selama enam minggu terakhir untuk menggali jaringan terowongan Hamas yang luas, dan untuk mengetahui keberadaan para tahanan," kata Hasan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.