Konflik Palestina Vs Israel
Rusia: Menenggelamkan Gaza dalam Darah Tak Akan Bikin Israel Aman
Ajudan presiden Rusia Yury Ushakov mengatakan kalau Israel tidak akan mencapai tujuan keamanannya dengan cara menenggelamkan Jalur Gaza dalam darah
Rusia: Menenggelamkan Gaza dalam Darah Tak Bikin Israel Aman
TRIBUNNEWS.COM - Ajudan presiden Rusia Yury Ushakov mengatakan kalau Israel tidak akan mencapai tujuan keamanannya dengan “menenggelamkan Jalur Gaza dalam darah.”
“Bahkan dengan memenggal Hamas dan bahkan menenggelamkan Jalur Gaza dengan darah, keamanan Israel akan sulit terjamin. Setelah beberapa waktu, gelombang kebencian dan teror mungkin akan bangkit kembali dengan kekuatan yang baru. Hal ini tidak dapat dikesampingkan,” kata ajudan tersebut dalam komentarnya yang dikutip oleh kantor berita Rusia TASS, Senin (27/11/2023).
Baca juga: IDF Alami Masalah Besar Saat Gencatan Senjata: Prajurit Israel Berkurang, Suporter Hamas Bertambah
Ushakov menambahkan kalau “masalah Palestina tidak ada bandingannya dalam hal kemampuannya untuk menyebar ke tingkat global.”
Komentarnya muncul 52 hari setelah perang Gaza-Israel dan pada hari terakhir gencatan senjata empat hari yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Dalam momentum gencatan senjata itu, Hamas dan Israel setiap hari bertukaran tahanan Israel dan Palestina.
Gencatan senjata dicapai pada 22 November dan mulai berlaku keesokan paginya.
Mediator AS, Qatar, dan Mesir dilaporkan sedang mendiskusikan kemungkinan perpanjangan gencatan senjata.
Israel menyatakan bersedia memperpanjang gencatan senjata satu hari untuk setiap 10 tawanan tambahan yang dibebaskan oleh Hamas.

Kecam Monopoli AS dalam Hal Mediasi
Ajudan presiden Rusia itu juga mengecam “monopoli misi mediator oleh Amerika Serikat.”
Komentarnya muncul hanya beberapa hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak masyarakat internasional untuk bergabung mencari solusi terhadap masalah Palestina-Israel.
“Posisi Rusia konsisten dan tidak berubah seiring dengan situasi. Kami mendesak masyarakat internasional untuk menggabungkan kekuatan guna meredakan ketegangan, memastikan gencatan senjata, dan menemukan solusi politik terhadap konflik Israel-Palestina,” ujarnya saat berpidato di pertemuan puncak negara-negara BRICS.
Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 20.000 orang, hampir setengahnya adalah anak-anak, menurut jumlah korban terbaru yang dirilis oleh Euro-Mediterania Human Rights Monitor (Euromed).
Pada tanggal 1 November, Wakil Tetap Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, mengecam “kemunafikan AS dan sekutunya, yang dalam situasi lain yang sangat berbeda menyerukan kepatuhan terhadap hukum kemanusiaan, membentuk komisi investigasi, [dan] menjatuhkan sanksi.”
Nebenzya juga mengatakan bahwa Israel “tidak punya hak untuk membela diri” sebagai kekuatan pendudukan.
Konflik Palestina Vs Israel
Israel Terdesak! Negara-Negara Barat Mulai Mengakui Palestina, Zionis Ngamuk |
---|
Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal Akui Negara Palestina, Negara Lain Akan Menyusul |
---|
Respons Hamas, Presiden Palestina, dan Israel setelah Inggris dkk. Akui Palestina |
---|
Dulu Dukung Pendirian Israel, Kini Inggris Akui Palestina, Netanyahu c.s. Ngedumel |
---|
Dalam Sehari, Israel Gempur Gaza dan Buat 60 Warga Tewas Jelang Pengakuan Negara Palestina |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.