Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Jihad Islam Tolak Rencana Perdamaian Trump di Gaza, Sebut Bisa Picu Perpecahan

Sekjen Jihad Islam Palestina, Ziad Al-Nakhaleh menolak rencana perdamaian di Gaza yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Suci BangunDS
YouTube FOX 5 New York
PERDAMAIAN DI GAZA - Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers pada hari Senin (29/9/2025) di Gedung Putih. Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), Ziad Al-Nakhaleh menolak usulan Trump terkait perdamaian di Gaza dengan menyebut kesepakatan AS-Israel itu bisa memicu perpecahan di Timur Tengah. 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), Ziad Al-Nakhaleh, menolak usulan perdamaian Timur Tengah yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Nakhaleh memperingatkan, rencana yang ia sebut sebagai kesepakatan Amerika-Israel itu merupakan resep untuk melanjutkan agresi terhadap rakyat Palestina dan berpotensi "memicu kawasan" dalam konflik yang lebih luas.

Pernyataan penolakan keras tersebut, dikeluarkan Nakhaleh menyusul konferensi pers bersama antara Trump dan Netanyahu di Gedung Putih, Senin (29/9/2025) kemarin.

Menurut Nakhaleh, pengumuman tersebut hanyalah "kesepakatan Amerika–Israel yang sepenuhnya mencerminkan posisi Israel".

Dalam pandangan pimpinan PIJ tersebut, Israel berupaya menggunakan Amerika Serikat untuk memaksakan apa yang tidak dapat mereka capai melalui peperangan.

"Pengumuman Amerika–Israel ini adalah resep untuk menyalakan kawasan," tegas Nakhaleh, sebagaimana dikutip dari laporan Middle East Monitor.

Di sisi lain, Trump mengeklaim bahwa kesepakatan tersebut, merupakan titik awal untuk mencapai "perdamaian abadi di seluruh Timur Tengah", bukan hanya mengakhiri perang di Jalur Gaza.

Trump bahkan menyebut hari pengumuman itu sebagai "salah satu hari terbesar dalam sejarah peradaban" yang potensial.

Di bawah kerangka rencana tersebut, Trump menyatakan bahwa negara-negara Arab dan Islam akan berkomitmen untuk melucuti senjata Hamas.

Trump juga sempat menyampaikan terima kasih kepada para pemimpin Arab dan Islam, serta sekutu Eropa, atas respons positif mereka terhadap apa yang ia sebut sebagai prinsip-prinsip perdamaian.

Namun, bagi Gerakan Jihad Islam Palestina, usulan yang didukung AS itu hanyalah pembenaran bagi pendudukan Israel dan langkah lanjutan untuk menekan hak-hak rakyat Palestina.

Baca juga: Ultimatun Tiga Hari Trump untuk Hamas atas Rencana Damai Gaza: Kami Butuh 1 Tanda Tangan

Sehingga penolakan total terhadap rencana tersebut menjadi sikap resmi perlawanan.

Trump Beri Ultimatum ke Hamas

Trump sebelumnya memberikan ultimatum kepada kelompok militan Palestina, Hamas, untuk menanggapi proposal perdamaian dan rekonstruksi Jalur Gaza dalam waktu "tiga hingga empat hari".

Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington, Trump memperingatkan bahwa Hamas akan "membayar di neraka" jika menolak kesepakatan yang bertujuan mengakhiri perang selama dua tahun yang berkecamuk.

"Kami hanya membutuhkan satu tanda tangan, dan tanda tangan itu akan membayar di neraka jika mereka tidak menandatanganinya," kata Trump, dikutip dari The Guardian.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved