Konflik Palestina Vs Israel
Gencatan Senjata, Warga Palestina Deg-degan Tunggui Anaknya Dibebaskan dari Penjara Israel
Sejumlah keluarga di Palestina diliputi cemas menantikan pembebasan anak-anak mereka dari penjara Israel menyusul kesepakatan gencatan senjata.
Penulis:
Choirul Arifin
Israel juga menerapkan tindakan keras yang berlebihan kepada anak-anak yang ditangkap di Yerusalem, seperti hukuman berat, denda berat, dan tahanan rumah.
Menurut Abu Asab, hukuman tersebut bukan hanya pembatasan fisik, tetapi juga bentuk tekanan psikologis yang berlangsung berbulan-bulan.
Menurut Abu Asab, pemukulan merupakan ciri khas penangkapan anak-anak Yerusalem dengan tujuan intimidasi.
“Sejak para pemukim membakar dan membunuh anak Muhammad Abu Khudair di Yerusalem pada tahun 2014, Israel mulai semakin menargetkan anak-anak di kota tersebut untuk mencegah mereka melakukan balas dendam. Israel juga mengembangkan undang-undang untuk melipatgandakan hukuman mereka dengan dalih pencegahan,” tambahnya.

Penggunaan kekuatan berlebihan dalam menangani anak-anak di Yerusalem adalah kebijakan sistematis yang diterapkan oleh polisi Israel dengan tujuan untuk menundukkan mereka, tambahnya, seraya menggambarkan kondisi penangkapan dan interogasi mereka lebih brutal dibandingkan tahanan lainnya.
Penolakan pengobatan, pemukulan yang menyebabkan patah tulang dan memar, ancaman terus-menerus, perampasan pendidikan, penundaan di pengadilan, dan kondisi pembebasan yang rumit bahkan setelah mereka dibebaskan.
Semuanya merupakan prosedur yang bertentangan dengan hukum internasional, meskipun Israel telah menandatangani Konvensi Perlindungan Anak. 30 tahun yang lalu.
Di Yatta, sebuah kota di selatan Hebron, sebuah keluarga lain menunggu informasi tentang pembebasan putra mereka yang berusia 17 tahun, Baraa Rabi.
Bilal Rabi, ayah Baraa, mengatakan pengacaranya telah memberi tahu keluarga tersebut bahwa putra mereka akan termasuk di antara mereka yang dibebaskan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pembebasan Baraa akan menjadi akhir tahun penderitaan bagi dia dan keluarganya.
Pada bulan Desember 2022, pasukan Israel menyerbu rumah keluarga tersebut dan menangkap Baraa dan orang tuanya.
"Mereka menangkap saya selama 11 hari dan ibunya selama satu hari. Mereka menginterogasi saya tentang Baraa dan teman-temannya. Mereka ingin mengajukan tuntutan besar terhadapnya meskipun usianya masih muda, seperti mencoba menembak tentara Israel," kata Bilal.
Penahanan Baraa diperpanjang beberapa kali, tanpa dia divonis bersalah atas tuduhan apa pun.
Menurut ayahnya, jaksa penuntut Israel telah berusaha meyakinkan hakim untuk menjatuhkan hukuman jangka panjang meskipun kurangnya bukti.
Kehadiran nama Baraa dalam daftar pertukaran tahanan menjadi kejutan yang membahagiakan bagi pihak keluarga, apalagi mereka baru diperbolehkan menjenguknya sebanyak tiga kali dan tak mendapat kabar selama hampir 50 hari.
Konflik Palestina Vs Israel
Donald Trump Ungkit Gaya Pidato Prabowo yang Ketuk-ketuk Meja |
---|
Pidato Perdana Prabowo di Sidang Majelis Umum Ke-80 PBB Tuai Apresiasi |
---|
Menlu Spanyol Desak Pemungutan Suara Segera Terkait Sanksi untuk Israel |
---|
Prabowo di Sidang Umum PBB: Ungkit Masa Penjajahan di Indonesia, Tegaskan Palestina Harus Merdeka |
---|
Donald Trump Ngambek Usai Bertemu Prabowo Cs |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.