Konflik Palestina Vs Israel
Sejarah Panjang Konflik Israel-Palestina, Genosida yang Bermula dari Pencurian Tanah
Simak sejarah panjang konflik Israel-Palestina yang berubah menjadi genosida. Bermula dari pencurian tanah saat migrasi Yahudi ke Palestina.
Hal itu dilakukan untuk memprotes penjajahan Inggris dan meningkatnya imigrasi Yahudi.
Baca juga: Massa Pro-Palestina Serbu Pangkalan Udara yang Menampung Pasukan Amerika Serikat di Adana Turki
Pemogokan selama 6 bulan tersebut ditindas secara brutal oleh Inggris, yang melancarkan kampanye penangkapan massal dan penghancuran rumah, sebuah praktik yang terus diterapkan oleh Israel terhadap warga Palestina sampai sekarang.
Fase kedua pemberontakan dimulai pada akhir 1937, yang dipimpin oleh gerakan perlawanan petani Palestina.
Pemberontakan itu menargetkan kekuatan Inggris dan penjajahan.
Di paruh kedua 1939, Inggris mengerahkan 30.000 tentara di Palestina.
Desa-desa di Palestina dibom melalui udara, jam malam diberlakukan, rumah-rumah dihancurkan, dan penahanan administratif, serta pembunuhan massal terjadi secara meluas.
Di waktu yang bersamaan, Inggris bekerja sama dengan komunitas pemukim Yahudi dan membentuk kelompok bersenjata, serta "pasukan kontra pemberontakan" yang terdiri dari para pejuang Yahudi bernama Pasukan Malam Khusus, yang dipimpin Inggris.
Di dalam Yishuv, komunitas pemukim pra-negara, senjata diimpor diam-diam dan pabrik senjata didirikan untuk memperluas Haganah, paramiliter Yahudi yang kemudian menjadi inti tentara Israel.
Dalam tiga tahun pemberontakan tersebut, 5.000 warga Palestina terbunuh, 15.000-20.000 orang terluka, dan 5.600 orang dipenjarakan.
Sementara itu, menurut data tahun 1946, jumlah imigran Yahudi di Palestina antara 1920-1946 mencapai 376.415 orang.
Bagaimana rencana pembagian PBB?
Pada 1947, populasi Yahudi membengkak menjadi 33 persen di Palestina, tetapi mereka hanya memiliki enam persen tanah.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) lantas mengadopsi Resolusi 181, yang menyerukan pembagian Palestina menjadi negara-negara Arab dan Yahudi.
Palestina menolak, karena rencana tersebut memberikan sekitar 55 persen wilayah Palestina kepada negara Yahudi, termasuk sebagian besar wilayah pesisir yang subur.
Saat itu, warga Palestina memiliki 94 persen wilayah bersejarah dan mencakup 67 persen populasinya.
Nakba 1948 atau pembersihan etnis Palestina

Baca juga: Indonesia Kirim 26,5 Ton Bantuan untuk Palestina Diantar Melalui Mesir
Sebelum mandat Inggris berakhir pada 14 Mei 1948, paramiliter Zionis sudah memulai operasi mereka untuk menghancurkan kota-kota dan desa-desa Palestina, guna memperluas perbatasan negara mereka yang akan lahir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.