Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Situasi Setelah Sepekan Serangan Darat Tentara Israel: Gaza Terbelah, Hamas Punya Banyak Kejutan

Dibutuhkan perjuangan berdarah melawan jebakan, musuh tersembunyi, dan banyak lagi bagi Israel untuk mengepung Kota Gaza

AFP/JACK GUEZ
Pasukan Israel berpatroli di lokasi yang dirahasiakan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza pada 19 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (JACK GUEZ / AFP) 

Kondisi Tentara Israel Setelah Sepekan Serangan Darat: Gaza Terbelah, Hamas Punya Banyak Kejutan

TRIBUNNEWS.COM - Sepekan setelah melancarkan operasi darat ke dalam Gaza, pasukan Israel dilaporkan sudah secara total mengepung kota utama wilayah kantong pantai Palestina tersebut.

Sejumlah pengamat militer menyebut, hasil yang diraih Israel sejauh ini masuk Gaza untuk membasmi Hamas, diraih dengan susah payah.

Kondisi 'berdarah-darah' potensial akan lebih dialami Tentara Pertahanan Israel (IDF) seiring semakin intensifnya pertempuran di wilayah berkontur perkotaan.

Baca juga: Brigade Al-Qassam Hamas Undang Tentara Israel Masuk Gaza, Sentil Pemimpin Arab Lemah Soal Bantuan

"Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengepung Kota Gaza dari udara, darat, dan laut,” kata Laksamana Muda Daniel Hagari pada konferensi pers pada Jumat (3/11/2023).

Dia mengatakan pasukan Israel terus merangsek maju dalam pertempuran.

Dia mengklaim IDF mampu menghancurkan infrastruktur Hamas, dan membunuh anggota kelompok tersebut, serta menghilangkan terowongan milik kelompok pejuang pembebasan Palestina tersebut.

Gaza Sudah Terbelah, Hamas Punya Banyak Kejutan

Menurut laporan intelijen sumber terbuka dan pemetaan posisi dari Institute for the Study of War, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington yang memantau konflik, IDF telah mendekati kota tersebut melalui berbagai cara.

Pasukan Israel beroperasi di sudut timur laut dan barat laut Gaza, dan di selatan, IDF telah secara efektif membagi jalur tersebut menjadi dua bagian dengan membuat irisan yang membentang dari perbatasan ke Laut Mediterania.

Selama beberapa hari terakhir, ketika pasukan Israel mendekati Kota Gaza, mereka menghadapi serangkaian ancaman berbeda dari Hamas saat terlibat dalam pertempuran di dalam wilayah kantong tersebut.

Serangkaian 'kejutan' dari Hamas itu berupa macam-macam cara perang gerilya kota.

Di antaranya, kata IDF, adalah rudal anti-tank, alat peledak improvisasi (IED), granat yang dilemparkan ke arah pasukan, dan penyergapan yang dilakukan melalui jaringan terowongan bawah tanah.

Militer Israel telah merilis foto dan video yang menunjukkan infanteri dan kendaraan lapis baja beroperasi di lokasi yang tidak dipublikasikan di seluruh jalur tersebut.

Hamas, sementara itu, juga telah menerbitkan beberapa video ke media sosial yang menunjukkan baku tembak sengit, tembakan roket, dan serangan drone terhadap pasukan Israel dan kendaraan lapis baja berat.

Sejauh ini, sekitar dua lusin tentara Israel – dan sejumlah militan Hamas – dilaporkan tewas sejak awal invasi darat.

Dengan Kota Gaza yang kini sudah terkepung dan serangan lebih dalam akan segera terjadi, jumlah korban bisa terus meningkat.

Letjen Herzi Halevi, kepala staf IDF, mengatakan pada hari Kamis bahwa pasukannya telah beroperasi di dalam Kota Gaza selama beberapa hari dan telah terlibat dalam “pertempuran jarak dekat” dengan militan Hamas.

“Para prajurit bertempur di daerah perkotaan, padat dan kompleks sehingga memerlukan pertempuran dengan cara yang sangat profesional dan berani,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Pasukan darat didukung oleh intelijen yang tepat, dengan dukungan tembakan dari udara dan laut,” klaim dia.

Tentara Israel berpatroli di dekat Kibbutz Be'eri, Israel, Rabu, 11 Oktober 2023. Kibbutz dikuasai oleh militan Hamas dari Neraby Jalur Gaza pada hari Sabtu ketika mereka membunuh dan menangkap banyak warga Israel. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)
Tentara Israel berpatroli di dekat Kibbutz Be'eri, Israel, Rabu, 11 Oktober 2023. Kibbutz dikuasai oleh militan Hamas dari Neraby Jalur Gaza pada hari Sabtu ketika mereka membunuh dan menangkap banyak warga Israel. (AP Photo/Ohad Zwigenberg) (AP/Ohad Zwigenberg)

Bakal Hadapi Situasi Lebih Berdarah-darah 

Pakar perang mengatakan pertempuran di kota ketika pasukan Israel bergerak lebih dalam ke kota tersebut kemungkinan akan menghasilkan situasi sangat sulit bagi IDF.

IDF akan terpaksa menghadapi lebih banyak jebakan, serangan mendadak ala gerilya, dan labirin terowongan bawah tanah yang rumit dan masif.

Para pemimpin dan mantan militer AS saat ini telah memperingatkan kalau operasi darat IDF bisa lebih sulit daripada pertempuran terberat melawan ISIS.

Operasi IDF menjadi lebih rumit karena lebih dari 200 sandera yang ditangkap oleh Hamas selama serangan tanggal 7 Oktober di Israel selatan.

Asap mengepul dekat situs militer Israel di desa perbatasan selatan Lebanon, Aita al-Shaab, menyusul penembakan yang dilakukan oleh Hizbullah. Minggu (15/10/2023) Eskalasi konflik berkembang melibatkan Hizbullah Lebanon dengan Israel hingga saling baku tembak mematikan di perbatasan dengan kelompok pejuanga Hamas yang didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menurut Israel menewaskan seorang warga sipil, yang semakin meningkatkan ketegangan lintas batas selama perang Israel dengan militan yang berbasis di Gaza. (STR/AFP)
Asap mengepul dekat situs militer Israel di desa perbatasan selatan Lebanon, Aita al-Shaab, menyusul penembakan yang dilakukan oleh Hizbullah. Minggu (15/10/2023) Eskalasi konflik berkembang melibatkan Hizbullah Lebanon dengan Israel hingga saling baku tembak mematikan di perbatasan dengan kelompok pejuanga Hamas yang didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menurut Israel menewaskan seorang warga sipil, yang semakin meningkatkan ketegangan lintas batas selama perang Israel dengan militan yang berbasis di Gaza. (STR/AFP) (AFP/AFP)

Israel-AS Ogah Gencatan Senjata

Ketika jumlah korban tewas di kalangan warga Palestina terus meningkat – diperkirakan 9.000 orang menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas – terdapat peningkatan tajam dalam seruan gencatan senjata dari komunitas internasional dan beberapa anggota parlemen Amerika.

Namun para pejabat tinggi AS dan Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, secara konsisten mengabaikan tekanan yang semakin besar untuk menghentikan pertempuran.

“Kami tidak menganjurkan gencatan senjata secara umum pada saat ini,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby dalam sebuah pengarahan pada hari Kamis.

“Kami percaya bahwa gencatan senjata secara umum akan menguntungkan Hamas dalam memberikan mereka ruang dan waktu untuk terus merencanakan dan melakukan serangan terhadap rakyat Israel.”

Juga berbicara kepada wartawan pada hari Kamis, Sekretaris Pers Pentagon Brigadir Angkatan Udara.

Jenderal Pat Ryder mengatakan Washington, bagaimanapun, “mendukung jeda kemanusiaan” untuk memfasilitasi pergerakan bantuan ke Gaza dan mengeluarkan sandera dan warga sipil lainnya dari daerah kantong yang terkepung tersebut.

Meski begitu, AS dianggap menerapkan standar ganda atas seruan tersebut.

Baca juga: Tulus atau Pura-pura? AS Minta Jeda Kemanusiaan di Gaza, Israel Malah Bom Ambulans Berisi Pasien

Di luar Gaza, militer Israel terus menghadapi serangan dari kelompok yang didukung Iran dari arah lain.

Di sepanjang perbatasan utara Israel, Hizbullah Lebanon terus melakukan baku tembak sporadis dengan IDF secara rutin, seperti yang telah dilakukan kedua belah pihak selama hampir sebulan.

Di selatan, militan Houthi di Yaman telah meluncurkan beberapa drone dan rudal, termasuk dugaan serangan rudal balistik yang memaksa Israel untuk mengerahkan sistem pertahanan udara Arrow untuk pertama kalinya sejak konflik dimulai dan memindahkan kapal ke Laut Merah untuk memberikan bantuan lebih lanjut dan perlindungan bagi pasukan darat.

Agresi yang didukung Iran juga terlihat di tempat lain di Timur Tengah.

Pentagon mengatakan pada hari Kamis bahwa ada 28 serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah sejak 17 Oktober, termasuk delapan serangan dalam minggu terakhir saja.

(oln/BI/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved