Konflik Palestina Vs Israel
Israel: Kunjungan Joe Biden Tak akan Tunda Operasi Darat IDF di Gaza
Jubir internasional militer Israel, Letkol Conricus, mengatakan kunjungan Joe Biden tidak akan menunda operasi darat melawan Hamas di Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel memastikan kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak mempengaruhi rencanan operasi darat di Gaza.
Juru bicara internasional Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letkol Jonathan Conricus, mengatakan Joe Biden akan mendukung kampanye Israel untuk mengalahkan Hamas di Gaza.
“Saya pikir presiden juga mengatakan bahwa 'Hamas perlu dihancurkan,' dan itulah tujuan militer kami,” kata Conricus, Selasa (17/10/2023) siang.
Pernyataan itu menanggapi komentar mantan komandan senior IDF yang mengatakan kunjungan Joe Biden akan menunda operasi darat Israel di Gaza.
"Meski kemungkinan ditunda, operasi darat sudah pasti (akan) dilakukan, tergantung kapan pelaksanaannya," kata mantan komandan tersebut kepada radio lokal, Selasa (17/10/2023) pagi, dikutip dari Al Arabiya.
Baca juga: Serangan Darat Israel Secara Besar-besaran Masuk Gaza Dieksekusi Setelah Joe Biden Pergi
Joe Biden Kunjungi Israel
Presiden AS, Joe Biden, akan mengunjungi Israel pada Rabu (18/10/2023) untuk menunjukkan dukungan kepada Israel.
Israel akan berkonsultasi mengenai langkah selanjutnya.
Joe Biden kemudian akan melakukan perjalanan ke Yordania di mana dia akan bertemu dengan Raja Abdullah, Presiden Mesir Sisi, dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Israel akan Lakukan Operasi Darat di Gaza

Baca juga: Konflik Israel-Hamas: Biden Akan Temui Netanyahu dan Pemimpin Arab
Israel telah menyatakan bahwa mereka akan memulai operasi darat besar-besaran di Gaza dalam beberapa hari mendatang.
Sebelumnya pada Sabtu (14/10/2023), IDF mengatakan sedang menyelesaikan persiapan untuk serangan terkoordinasi dari udara, laut, dan darat.
“Tanggung jawab kami sekarang adalah memasuki Gaza, pergi ke tempat-tempat di mana Hamas sedang mempersiapkan, bertindak, merencanakan, meluncurkannya. Serang mereka di mana pun, setiap komandan, setiap operasi, hancurkan infrastruktur,” kata Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi.
Tujuan serangan darat tersebut adalah menggulingkan pemerintahan Hamas dan menghancurkan kemampuan militernya.
Herzi Halevi mengatakan IDF akan mengupayakan operasi maksimal untuk menyelesaikan masalah penyanderaan, dan mempertahankan perbatasan Israel dan warga sipilnya.
Hamas Palestina vs Israel

Baca juga: Tujuan Biden Kunjungi Israel Setelah Serangan Hamas
Ketegangan Hamas dan Israel ini terjadi setelah Hamas menyerang wilayah Israel dengan menerobos perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023).
Hamas meluncurkan ribuan roket, menerobos perbatasan, menculik dan membunuh warga Israel.
Serangan itu, menurut Hamas, adalah tanggapan atas tindakan otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Bukit Bait Suci Yerusalem.
Israel membalas serangan Hamas dengan membombardir Gaza, yang diyakini sebagai markas Hamas.
Pada hari berikutnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendeklarasikan perang melawan Hamas, dikutip dari Al Jazeera.
Lebih dari 2.808 warga Palestina meninggal dunia dan 9.700 lainnya terluka dalam serangan Israel.
Sementara itu, lebih dari 1.400 orang Israel meninggal dunia, termasuk 289 tentara, dalam serangan Hamas.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.