Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

260 Anak di Gaza Tewas Imbas Serangan Israel, Kematian Anak di Tepi Barat Dikhawatirkan Bertambah

260 anak telah terbunuh akibat serangan Israel di Gaza, menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina.

Penulis: Nuryanti
Editor: Suci BangunDS
AP/Ramez Mahmoud
Ilustrasi - Warga Palestina mengeluarkan jenazah dari reruntuhan bangunan pasca serangan udara Israel di kamp pengungsi Jebaliya, Jalur Gaza, Senin, 9 Oktober 2023. 260 anak telah terbunuh akibat serangan Israel di Gaza. 

Direktur program akuntabilitas di DCIP, Ayed Abu Eqtaish, mengatakan situasinya mengerikan.

Hampir separuh penduduk Gaza berusia di bawah 18 tahun, dan meningkatnya angka kematian menimbulkan krisis hak-hak anak di jalur tersebut.

Ia mengatakan, 2,3 juta jiwa tinggal di lahan seluas 140 mil persegi yang kira-kira seukuran kota Philadelphia.

“Singkatnya, tidak ada seorang pun yang aman di Jalur Gaza karena rudal Israel menjangkau ke mana-mana, dan kami menerima laporan bahwa beberapa keluarga pindah dari tempat ini ke tempat lain untuk mencari perlindungan dan tempat itu menjadi sasaran,” ujar Abu Eqtaish, seperti diberitakan Business Insider.

Baca juga: WNI di Gaza: Lebih dari Empat Hari Perang, Warga Kehabisan Pasokan, Mengungsi pun Was-was

Abu Eqtaish mengaitkan banyaknya kematian dengan penargetan wilayah sipil oleh Israel tanpa peringatan sebelumnya dari pasukan Israel.

Ia pun khawatir akan terjadi lebih banyak kematian pada anak-anak di Tepi Barat.

Organisasi tersebut, telah melacak lima kematian anak-anak di Tepi Barat pada Sabtu lalu.

Selain korban massal, Abu Eqtaish juga mengatakan anak-anak sepanjang waktu terpapar pada suara dan pemandangan perang.

Abu menjelaskan, anak-anak di wilayah tersebut sudah rentan terhadap masalah kesehatan mental akibat blokade 16 tahun di Gaza.

“Hal ini berdampak pada kesejahteraan psikologis anak-anak, dan saya pikir mayoritas anak-anak yang tinggal di Gaza tidak memiliki ketahanan untuk melewati situasi ini karena mereka sebelumnya mengalami kebangkrutan,” ungkap Abu Eqtaish.

“Setiap manusia memiliki kapasitas terbatas untuk mengatasi situasi seperti itu," lanjutnya.

Baca juga: Kondisi Terkini RS Indonesia di Gaza, Kamar Mayat Penuh hingga Tak Bisa Lagi Menampung Jenazah

Orang-orang berdiri di antara puing-puing masjid yang hancur akibat serangan udara Israel, di Kota Gaza pada 9 Oktober 2023.
Orang-orang berdiri di antara puing-puing masjid yang hancur akibat serangan udara Israel, di Kota Gaza pada 9 Oktober 2023. (AFP/MAHMUD HAMS)

Diketahui, Jalur Gaza adalah wilayah kecil yang berukuran dua kali luas Washington, DC.

Jalur Gaza merupakan salah satu tempat terpadat penduduknya di dunia.

Sekitar 80 persen penduduknya adalah pengungsi yang setengahnya adalah anak-anak.

Kurang dari 4 persen air di negara ini dapat diminum.

Menurut UNICEF, tingkat pengangguran di Gaza yang sebesar 46 persen merupakan terburuk di dunia.

Sejak 2007, ketika Hamas mengambil kendali, mereka berada di bawah blokade darat, laut, dan udara oleh Israel, yang berbagi perbatasan sepanjang 32 mil, dan Mesir, yang berbagi perbatasan sepanjang 7 mil di selatan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved