Krisis Tenaga Kerja Berlanjut, Ada 9,6 Juta Lowongan Kerja di Amerika Serikat
ada 9,6 juta lowongan pekerjaan di Amerika Serikat yang mengalami krisis tenaga kerja. Berminat bekerja di Amerika?
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Krisis Tenaga Kerja Berlanjut, Ada 9,6 Juta Lowongan Kerja di Amerika Serikat
TRIBUNNEWS.COM - Kekurangan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) berlanjut, tenaga kerja yang tersedia di seluruh negera adidaya itu tetap di bawah level yang tercatat sebelum pandemi COVID-19.
Beberapa negara bagian AS, terutama Oklahoma dan Maine, terkena dampak yang sangat parah.
"Sementara para ekonom berbicara tentang pendinginan pasar tenaga kerja, ada 9,6 juta lowongan pekerjaan pada bulan Juni, turun hanya 34.000 dari bulan Mei," kata Kepala Ekonom Kamar Dagang AS Curtis Dubay dalam analisis pasar terbarunya, dilansir Newsweek, Kamis (10/8/2023).
“Sekarang ada 3,6 juta lebih banyak lowongan kerja daripada pekerja yang menganggur. Kekurangan pekerja terus menjadi tantangan utama bagi pengusaha,” tambahnya.
Baca juga: Lowongan Kerja KAI Properti Agustus 2023 Posisi Staf Legal, Dibuka bagi Lulusan S1, Ini Syaratnya
Diperkirakan 50,5 juta orang berhenti dari pekerjaan mereka pada tahun 2022 dalam sebuah fenomena yang dijuluki fenomena "Pengunduran Diri Hebat".
Menurut John Blevins, dosen tamu di Sekolah Tinggi Bisnis SC Johnson Universitas Cornell, ada beberapa faktor yang masih memicu kekurangan tenaga kerja di AS.
Beberapa di antaranya penurunan tingkat partisipasi angkatan kerja, penurunan imigrasi, dan permintaan tenaga kerja yang lebih tinggi dari perkiraan karena dari situasi ekonomi yang kuat.
"Kekurangan jumlah pekerja disebabkan oleh banyaknya orang yang berhenti dari pekerjaannya selama pandemi untuk pensiun, membuka usaha sendiri, atau mengurus keluarga—penurunan partisipasi di pasar tenaga kerja," kata Blevins kepada Newsweek.
Banyak dari mereka yang berhenti tahun lalu tergerak oleh keinginan untuk mencari pekerjaan dengan gaji yang layak, keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik, dan dengan cepat dipekerjakan kembali di tempat lain dalam sektor yang sama.
Fenomena orang berhenti lalu mendapat pekerjaan baru yang dianggap lebih baik, menurut Kamar Dagang AS, terjadi pada sebanyak total 1 juta pekerja pada Maret 2023 dan pekerja yang bekerja kembali sebanyak 1,1 juta di bulan yang sama.
Namun hal yang sama tidak terjadi di semua sektor.
Kekurangan tenaga kerja, seperti yang ditunjukkan oleh data terbaru dari Chamber, terjadi pada berbagai sektor, mulai dari transportasi hingga perawatan kesehatan.
Sektor-sektor yang terutama berjuang dengan kekurangan pekerja adalah manufaktur barang tahan lama, perdagangan grosir dan eceran, serta layanan pendidikan dan kesehatan.
Berbeda dari sektor jasa akomodasi dan makanan, industri ini tidak dapat menemukan pekerja terampil yang cukup untuk mengisi semua lowongan pekerjaan yang tersedia.
Eks Wamenlu: Jokowi Selalu Absen Sidang PBB, Muncul Kesan Indonesia Punggungi Diplomasi Multilateral |
![]() |
---|
Demi Netanyahu, AS Ancam Lumpuhkan ICC: Sanksi Menyeluruh Bisa Bikin Pengadilan Mati Mesin |
![]() |
---|
Kebijakan Trump Makan Korban: Kenaikan Biaya Visa H-1B Bikin Teknologi AS Terancam Krisis Talenta |
![]() |
---|
Prabowo Pidato di Sidang Umum PBB, Eks Wakil Menteri Luar Negri RI Bangga, Singgung Absennya Jokowi |
![]() |
---|
Baleg DPR Tegaskan Pembahasan RUU PPMI Masih Terbuka dan Partisipatif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.