Capres Ekuador Fernando Villavicencio Tewas Ditembak, Presiden Tetapkan Masa Darurat 2 Bulan
Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat setelah Fernando Villavicencio tewas ditembak.
Sementara itu, Guillermo Lasso mengatakan dia tidak akan mencalonkan diri kembali.
Baca juga: Buntut Tewasnya Fernando Villavicencio, Presiden Ekuador Umumkan Masa Berkabung Nasional 3 Hari

Tersangka Tewas
Kantor jaksa agung Ekuador mengatakan satu tersangka tewas dalam tahanan akibat luka yang dideritanya dalam baku tembak setelah pembunuhan itu.
Polisi sebelumnya menahan enam tersangka setelah penggerebekan di Quito.
Sebelum penembakan, Villavicencio mengatakan dia telah menerima banyak ancaman pembunuhan, termasuk dari afiliasi Kartel Sinaloa Meksiko.
Kartel Sinaloa Meksiko merupakan satu dari banyak kelompok kejahatan terorganisir internasional yang sekarang beroperasi di Ekuador.
Baca juga: Sebelum Dibunuh, Capres Ekuador Fernando Villavicencio Ajukan Penyelidikan Korupsi Pejabat
Villavicencio mengatakan kampanyenya merupakan ancaman bagi kelompok-kelompok tersebut.
“Di sini saya menunjukkan wajah saya. Saya tidak takut pada mereka," kata Villavicencio dalam sebuah pernyataan.
Seorang teman Villavicencio yang bersamanya pada saat serangan itu, Carlos Figueroa, mengatakan kepada media lokal bahwa para penyerang melepaskan sekitar 30 tembakan.
"Mereka menyergapnya di luar pusat olahraga," kata Figueroa.
"Beberapa (yang hadir) bahkan mengira itu adalah kembang api," lanjutnya.
Baca juga: Sosok Fernando Villavicencio, Capres Ekuador yang Ditembak Mati, Sempat Diancam Geng Narkoba

Surat kabar utama negara itu, El Universo, melaporkan bahwa Villavicencio dibunuh dengan gaya pembunuh bayaran dan dengan tiga tembakan di kepala.
Enam tersangka telah ditangkap dalam penggerebekan yang dilakukan di Quito selatan dan di kota tetangga.
Sementara, jenazah Villavicencio dibawa ke departemen kepolisian dan akan menjalani autopsi.
Sebagai informasi, Fernando Villavicencio adalah satu di antara tokoh paling kritis di negara itu yang melawan korupsi, terutama selama pemerintahan Presiden Rafael Correa 2007-2017.
Dia juga seorang jurnalis independen yang menyelidiki korupsi di pemerintahan sebelumnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.