Konflik Rusia Vs Ukraina
Isi Buku Sejarah Baru Rusia untuk SMA: Perang di Ukraina, Referendum 4 Wilayah, Aneksasi Krimea
Buku Sejarah Rusia terbaru untuk SMA memuji tindakan Rusia dalam perang di Ukraina, termasuk aneksasi 4 wilayah Ukraina dan pencaplokan Krimea.
TRIBUNNEWS.COM - Rusia menerbitkan sebuah buku sejarah baru untuk anak-anak SMA.
Buku sejarah yang disusun selama lima bulan itu memasukkan materi soal perang Rusia dan Ukraina.
Menteri Pendidikan Rusia, Sergei Kravtsov, mempresentasikan buku sejarah baru tersebut dalam konferensi pers.
Buku itu menulis ulang sejarah Rusia dari tahun 1970 hingga 2000 dengan mengurangi bagian sejarah umum dan memperluas bagian di Asia, Afrika dan Amerika Latin.
Materi lainnya adalah tentang perang di Ukraina yang saat ini masih berlangsung, seperti diberitakan Al Jazeera.
Ada 17 paragraf dalam bab tentang perang Rusia-Ukraina, di antaranya mengulang tujuannya meluncurkan invasi skala penuh, yaitu pentingnya "demiliterisasi dan denazifikasi" di Ukraina.
Baca juga: Ledakan Pabrik Terkait Militer Rusia di Moskow Munculkan Awan Jamur, Lebih dari 40 Orang Terluka
Berikut ini beberapa kutipan dalam bab tentang perang Rusia-Ukraina:
1. "Amerika Serikat telah menjadi penerima manfaat utama dari konflik Ukraina. Mereka berhasil memaksakan gas mahal dan sumber daya lainnya di Eropa. Amerika Serikat bertekad untuk berperang hingga Ukraina terakhir."
2. "Ukraina adalah negara ultra-nasionalis. Hari ini, setiap perbedaan pendapat di Ukraina dianiaya dengan kejam, oposisi dilarang, segala sesuatu yang berbau Rusia dinyatakan bermusuhan. Semua yang disebut sanksi ini penting untuk dipahami dan benar-benar ilegal. Mereka melanggar semua norma hukum internasional ... Barat telah mencuri aset umum negara-negara Rusia yang disimpan di bank mereka, berjumlah lebih dari $300 miliar."

Baca juga: Materi Buku Pelajaran Sejarah Rusia untuk Kelas 11 Puji Invasi ke Ukraina, Ditulis Cuma 5 Bulan
Selain itu, buku sejarah baru Rusia itu membahas pencaplokan Krimea pada tahun 2014.
Disebutkan dalam buku itu, Rusia "menyelamatkan" perdamaian dari Ukraina pada tahun 2014 di Krimea.
Sanksi-sanksi Barat juga digambarkan sebagai keputusan yang lebih buruk daripada Napoleon yang berbaris di Rusia pada tahun 1812, dikutip dari Svoboda Russia.

Menurut Menteri Pendidikan Rusia, semua ini penting untuk memerangi perpecahan bangsa dan penyebaran ketidakpercayaan antar manusia.
"Tugas demiliterisasi dan de-Nazifikasi, agar anak-anak sekolah yakin bahwa ini benar-benar terjadi,” katanya dalam konferensi pers, Minggu (7/8/2023).
Ia mengatakan, buku itu akan dilengkapi setelah perang Rusia-Ukraina selesai.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.