Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Serangan Drone Ukraina di Krimea Tewaskan Seorang Gadis, 4 Bangunan Administrasi Rusak

Serangan pesawat tak berawak atau drone Ukraina di Krimea menyebabkan seorang gadis tewas.

Penulis: Nuryanti
Editor: Arif Fajar Nasucha
CRIMEA24TV / AFP
Jembatan Kerch yang menghubungkan Krimea ke Rusia rusak berat setelah serangan pada 17 Juli 2023. Serangan pesawat tak berawak atau drone Ukraina di Krimea menyebabkan seorang gadis tewas. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang gadis tewas dalam serangan pesawat tak berawak atau drone Ukraina di Krimea barat laut, Kamis (20/7/2023).

Hal ini disampaikan oleh Kepala Otoritas Krimea, Sergey Aksyonov.

Akibat serangan drone itu, empat bangunan administrasi di Krimea rusak.

"Akibat serangan pesawat tak berawak musuh, empat bangunan administrasi rusak di pemukiman di Krimea barat laut. Layanan darurat bekerja di lokasi."

"Sayangnya, ada korban seorang gadis tewas," ungkap Sergey Aksyonov di saluran Telegramnya, Kamis, dilansir TASS.

Baca juga: Rusia Berpotensi Serang Kapal Kargo yang Berlayar ke Pelabuhan Ukraina di Laut Hitam

Menurut Sergey Aksyonov, drone Ukraina merupakan ancaman besar bagi wilayah tersebut.

Beberapa percobaan serangan drone pada infrastruktur sipil telah dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir.

Dua drone permukaan Ukraina menyerang jembatan Krimea pada Senin (17/7/2023).

Serangan drone itu menyebabkan dua orang dewasa tewas dan seorang anak terluka.

Diberitakan BBC, Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah untuk membalas serangan di jembatan yang menghubungkan Krimea dengan Rusia itu.

Moskow menyalahkan Ukraina atas insiden itu, yang menyebabkan dua orang tewas.

Mengenai tuduhan Rusia, Kyiv belum secara resmi menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Baca juga: Fotografer Australia Sedih Foto Putrinya Dicomot Jadi Mural Seniman Pro-Rusia di Mariupol

Presiden Rusia Vladimir Putin, diapit oleh Wakil Perdana Menteri Marat Khusnullin (kiri), mengunjungi Jembatan Selat Kerch, juga dikenal sebagai Jembatan Krimea pada 5 Desember 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin, diapit oleh Wakil Perdana Menteri Marat Khusnullin (kiri), mengunjungi Jembatan Selat Kerch, juga dikenal sebagai Jembatan Krimea pada 5 Desember 2022. (Mikhail Metzel / SPUTNIK / AFP)

Sebelumnya, Kementerian transportasi Rusia mengatakan penyangga jembatan tidak rusak.

Namun, Kementerian menegaskan penyelidikan terus berlanjut.

Seorang sumber di dinas keamanan Ukraina mengatakan kepada BBC Rusia bahwa mereka berada di balik serangan itu dan menggunakan drone berbasis air.

Serangan terhadap jembatan tersebut telah merusak jalan yang dilaluinya, namun jalur rel kereta api yang sejajar dengannya belum rusak.

Baca juga: Yevgeny Prigozhin Muncul Pertama Kali di Belarusia, Sindir Kondisi Perang Rusia di Ukraina

Alasan Jembatan di Krimea Penting

Dilansir The New York Times, Jembatan Selat Kerch yang dibuka pada 2018, merupakan jalur pasokan penting untuk barang-barang menuju Semenanjung Krimea.

Jembatan itu juga membawa wisatawan Rusia ke pantai-pantai di kawasan itu, yang paling populer di musim panas.

Sebelum dimulainya invasi besar-besaran pada Februari 2022, militer Rusia menggunakan jembatan itu untuk mengangkut perbekalan ke pasukannya di wilayah tersebut.

Termasuk ke pelabuhan angkatan laut di Sevastopol, markas Armada Laut Hitamnya.

Baca juga: Rusia Bombardir Pelabuhan di Odesa Ukraina, 60.000 Ton Gandum Siap Ekspor Hancur

Jembatan Krimea melintasi Selat Kerch. Seorang gadis tewas dalam serangan pesawat tak berawak atau drone Ukraina di Krimea barat laut, Kamis (20/7/2023).
Jembatan Krimea melintasi Selat Kerch. Seorang gadis tewas dalam serangan pesawat tak berawak atau drone Ukraina di Krimea barat laut, Kamis (20/7/2023). (via Independent)

Sejak tahun lalu, jembatan itu juga menjadi saluran penting untuk bala bantuan dan pasokan bagi pasukan Rusia yang telah menguasai wilayah di Ukraina selatan.

Bagi Kremlin, jembatan itu adalah simbol hubungan yang coba dijalin antara Krimea dan Rusia.

Dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina telah menjadikan penargetan simpul logistik Rusia sebagai prioritas dalam strategi perangnya.

Menurut pakar militer, Ukraina telah menggunakan rudal yang dipasok oleh Amerika Serikat dan sekutu lainnya.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved