Jumat, 3 Oktober 2025

Perang Ukraina: Bendungan jebol akibat serangan, PBB sebut 'berdampak serius bagi ribuan orang'- seberapa fatal imbasnya?

Penghancuran sebuah bendungan raksasa di Ukraina akan memiliki "konsekuensi serius dan luas bagi ribuan orang", demikian peringatan…

Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak mengatakan bahwa jika Rusia terbukti di balik jebolnya bendungan itu akan "menunjukkan titik terendah baru yang akan kita lihat dari agresi Rusia".

Pimpinan NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan penghancuran bendungan sekali lagi menunjukkan kebrutalan perang Rusia di Ukraina.

Adapun Charles Michel, Presiden Dewan Eropa, mengatakan dia "syok dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Konvensi Jenewa secara eksplisit melarang penargetan bendungan dalam perang, karena bahaya yang ditimbulkannya bagi warga sipil.

Di mana Bendungan Kakhovka dan seberapa penting?

Bendungan Kakhovka di Sungai Dnipro menampung sebuah pembangkit listrik tenaga air.

Pasukan Rusia menguasainya ketika mereka menduduki wilayah sekitar Kherson pada awal perang.

Bukti-bukti foto menunjukkan telah terjadi kerusakan besar di dinding bendungan.

Kurang dari 50 kilometer di bagian hilir bendungan terdapat Kota Kherson. Pihak berwenang di sana mengatakan bahwa banjir akibat jebolnya bendungan membahayakan sedikitnya 16.000 orang. Banyak orang telah dievakuasi.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan sekitar 80 kota dan desa dapat terkena dampak banjir.

Kota Nova Kakhovka di Ukraina yang dikuasai Rusia sekarang terendam air, menurut laporan kantor berita milik negara Rusia, Tass.

Sejauh 100 kilometer di bagian hulu bendungan terdapat Waduk Kakhovka, yang menyediakan air untuk mendinginkan reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia (yang kini berada di tangan Rusia).

Dikhawatirkan bila terlalu banyak air mengalir dari waduk akibat bendungan jebol, tidak akan ada cukup air tersisa untuk mendinginkan reaktor di pembangkit listrik, dan hal itu dapat menyebabkan kerusakan reaktor nuklir.

Lembaga pengawas nuklir PBB, IAEA, mengatakan sedang memantau situasi tetapi "tidak ada risiko keamanan nuklir langsung".

Waduk Kakhovka juga menyediakan air bersih ke Krimea melalui sebuah kanal, yang sekarang mungkin juga mengering.

Pemerintah Ukraina menuduh pasukan Rusia meledakkan bendungan itu.

Namun, seorang pejabat lokal yang ditunjuk Rusia mengatakan hanya setengah di bagian atas pembangkit listrik di bendungan yang rusak, dan itu akibat tembakan artileri.

Berapa banyak bendungan yang dimiliki Ukraina?

Pada era Soviet, para insinyur membangun rangkaian enam bendungan di sepanjang Sungai Dnipro bagian Ukraina, yang membentang 1.095km dari perbatasan dengan Belarusia hingga ke laut.

Bendungan Kakhovka adalah yang terakhir dalam rantai tersebut.

Di antara rentetan bendungan, para insinyur era Soviet mengubah sungai menjadi serangkaian waduk besar untuk menyediakan air bagi rumah tangga dan industri, serta mengairi lahan pertanian.

Pada setiap bendungan di sepanjang Sungai Dnipro terdapat pembangkit listrik tenaga air yang menghasilkan energi ketika air di hulu dialirkan melalui turbin di dinding bendungan.

Ada sejumlah bendungan pembangkit listrik tenaga air di sungai lain, dan bendungan yang lebih kecil di pintu masuk waduk di berbagai lokasi lain di seluruh negeri.

Adakah serangan terhadap bendungan di Ukraina sebelumnya?

Pada September 2022, serangan misil menghancurkan bendungan di Waduk Karachunivske dekat Kota Kryvyi Rih di Ukraina selatan.

Hal ini menyebabkan banjir dan banyak orang diminta mengungsi.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyalahkan serangan tersebut pada Rusia dan mengatakan itu adalah balas dendam atas serangan balasan yang diluncurkan pasukan Ukraina.

Dia menyebut Rusia sebagai "negara teroris" karena menyerang sasaran sipil.

Pada Oktober 2022, terjadi serangan rudal terhadap bendungan pembangkit listrik tenaga air di Zaprorizhzhia, Kremenchuk, dan di Sungai Dniester, di bagian barat negara itu, yang menurut Ukraina semuanya adalah tanggung jawab Rusia.

Pada Desember 2022 dan Februari 2023, pembangkit listrik tenaga air Dnipro, dekat Zaporizhzhia, diserang oleh misil. Ukraina kembali menyalahkan Rusia.

"Ini adalah bagian dari strategi Rusia untuk menghancurkan kapasitas energi Ukraina," kata Dr Marina Miron, peneliti studi pertahanan di Kings College London.

"Pembangkit listrik tenaga airnya biasanya menghasilkan lebih dari 6.000 megawatt listrik. Setelah serangan terhadap pembangkit listrik tenaga air, listrik berkapasitas sekitar 2.500 megawatt telah hilang."

Pada Mei 2023, serangan rudal Rusia "menghancurkan" Waduk Karlivskyi dekat Donetsk, di timur Ukraina, menurut pemerintah Ukraina.

Hal ini menyebabkan banjir di desa terdekat di sepanjang Sungai Vovcha sehingga masyarakat harus dievakuasi dari rumah mereka.

Di masa lalu, penghancuran bendungan di Ukraina telah menyebabkan malapetaka.

Pada Agustus 1941, tentara Soviet mundur dengan cepat melintasi Ukraina saat tentara Jerman bergerak maju.

Komandan tentara Soviet memutuskan untuk menghancurkan jembatan dan bendungan di Zaporizhzhia untuk mencegah musuh menyeberangi Dnipro.

Warga sipil tidak diperingatkan. Sejarawan memperkirakan setidaknya 3.000 orang tewas.

Apakah Ukraina pernah meledakkan bendungan?

Ketika pasukan Rusia bergerak ke ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Februari 2022, pasukan Ukraina meledakkan Bendungan Irpin.

"Ukraina awalnya menyalahkan Rusia karena menghancurkan bendungan, tetapi informasi saat ini adalah bahwa Ukraina menghancurkannya," kata Dr Miron.

Tindakan itu membanjiri daerah sekitarnya dan membuatnya tidak dapat dilewati oleh pasukan infantri Rusia dan barisan kendaraan lapis baja yang menuju Kyiv.

Apakah meledakkan bendungan tergolong kejahatan perang?

Bendungan adalah infrastruktur sipil dan umumnya bukan target militer yang valid, kata Profesor German di bidang Konflik dan Keamanan di Kings College London.

"Dalam hukum konflik bersenjata, katakanlah ada unit militer Ukraina yang berbasis di sekitar bendungan. Kemudian, pasukan Rusia dapat memperlakukannya sebagai sasaran militer. Tapi sejauh yang saya ketahui, hal itu tidak terjadi."

"Serangan terhadap sasaran sipil seperti bendungan harus dilakukan karena kebutuhan militer," kata Dr Mark Ellis, direktur eksekutif Asosiasi Pengacara Internasional.

"Tapi jika keuntungan militer yang didapat kecil, dan kerusakan yang terjadi pada warga sipil sangat besar, maka itu akan menjadi pelanggaran hukum internasional."

Dr Ellis mengatakan bahwa dalam konteks itu, serangan terhadap bendungan yang dianggap tindakan Rusia tidak dapat dibenarkan. Namun, katanya, penghancuran Bendungan Irpin oleh pasukan Ukraina untuk menghentikan laju tentara Rusia di Kyiv dibenarkan.

"Mereka tidak akan melakukannya tanpa memastikan bahwa warga sipil berada di luar bahaya," katanya, "dan mereka bertindak karena keperluan militer."

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved