Perang Ukraina: Bendungan jebol akibat serangan, PBB sebut 'berdampak serius bagi ribuan orang'- seberapa fatal imbasnya?
Penghancuran sebuah bendungan raksasa di Ukraina akan memiliki "konsekuensi serius dan luas bagi ribuan orang", demikian peringatan…
Penghancuran sebuah bendungan raksasa di Ukraina akan memiliki "konsekuensi serius dan luas bagi ribuan orang", demikian peringatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kepala bantuan PBB, Martin Griffiths, mengatakan skala bencana di bendungan Kakhovka di Ukraina selatan hanya akan menjadi jelas dalam beberapa hari mendatang.
Ribuan orang telah meninggalkan rumah yang terendam banjir di daerah itu, kawasan zona perang yang aktif.
Ada kekhawatiran ketinggian air bisa naik lebih tinggi lagi.
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan 80 kota dan desa kemungkinan terendam banjir setelah bendungan yang terletak di Nova Kakhovka itu diledakkan.
Militer Ukraina dan NATO menuduh Rusia meledakkan bendungan tersebut, sebaliknya Rusia menyalahkan Ukraina.
Debit air melonjak di sungai Dnipro, dan dikatakan menimbulkan risiko banjir bandang di kota Kherson.
Rusia membantah telah menghancurkan bendungan - yang dikuasainya - dan menyalahkan pelaku peledakannya adalah Ukraina.
Klaim Ukraina maupun Rusia ini belum diverifikasi oleh BBC.
Bendungan Kakhovka, yang merupakan bagian dari bendungan Kakhovka yang lebih besar, sangat penting bagi wilayah tersebut.
Keberadaannya telah menyediakan air bagi petani dan penduduk, serta pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
Bendungan itu juga penting untuk menyalurkan pasokan air ke wilayah selatan serta Krimea yang diduduki Rusia.
Pimpinan pembangkit listrik tenaga air Ukraina, Ukrhydroenergo, memperingatkan bahwa puncak tumpahan air ke kawasan yang lebih rendah diperkirakan terjadi pada Rabu pagi.
Dikatakan, debit air diperkirakan akan surut dengan cepat dalam empat hingga lima hari.
Berapa ribu orang yang harus dievakuasi?
Sebanyak 40.000 orang harus dievakuasi, ungkap Wakil Jaksa Agung, Viktoriya Lytvynova, kepada televisi Ukraina.
Ada 17.000 orang di wilayah yang dikuasai Ukraina, di sebelah barat Sungai Dnipro, yang harus dievakuasi. Sementara, ada 25.000 orang dievakuasi di wilayah timur yang dikuasai Rusia.
Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko mengatakan sejauh ini sekitar 1.000 orang telah dievakuasi.
Dia juga mengungkap ada 24 permukiman yang terendam banjir.
Dia lantas menuduh Rusia melepaskan tembakan ke arah wilayah selatan Kherson, tempat orang-orang dievakuasi.
Klyemenko kemudian mengeluarkan peringatan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh ranjau yang terpapar oleh naiknya permukaan air.
'Rusia ingin menenggelamkan kami'
Seorang warga setempat, Andriy, yang tinggal di dekat bendungan - yang direbut oleh pasukan Rusia tak lama setelah Moskow melancarkan invasi besar-besaran pada Februari 2022 - mengatakan dia yakin Rusia ingin "menenggelamkan" kotanya.
Di kota Kherson yang dikuasai Ukraina, seorang perempuan bernama Lyudmyla - yang membereskan barang-barangnya, termasuk mesin cuci, ke mobil tua miliknya- berujar: "Kami takut banjir. Kami hanya menyelamatkan barang-barang kami ke tempat yang sedikit lebih tinggi."
Dia menyerukan agar pasukan Rusia "diusir dari sini ... mereka menembaki kita. Mereka membuat kami kebanjiran".
Seorang warga lainnya, Serhiy, mengaku dia khawatir "semuanya akan mati di sini".
"Semua makhluk hidup, dan manusia akan tenggelam akibat banjir," katanya sambil menunjuk rumah dan sepetak taman di dekatnya.
Kebun binatang kebanjiran, 300 ekor binatang tewas
Di tepi sungai Nova Kakhovka, yang direbut Rusia, wali kota yang dilantik Moskow, Vladimir Leontyev mengatakan kota itu terendam air dan 900 orang telah dievakuasi.
Dia mengatakan 53 bus evakuasi dikirim oleh pihak berwenang untuk memboyong orang-orang dari kota dan dua pemukiman lain di dekatnya untuk menuju tempat yang lebih aman.
Ketinggian air telah meningkat hingga lebih dari 11 meter dan beberapa warga telah dibawa ke rumah sakit, tambahnya.
Kota kecil Oleshky juga dilanda banjir besar, kata pejabat yang ditunjuk Kremlin.
Kebun binatang Kazkova Dibrova di tepi sungai yang dikuasai Rusia telah kebanjiran dan sekitar 300 ekor binatang telah tewas, ujarnya dalam sebuah unggahan di halaman Facebook-nya.
Mengapa Ukraina yakin Rusia di balik jebolnya bendungan?
Belum jelas faktor apa yang menyebabkan jebolnya bendungan pada Selasa dini hari, namun intelijen militer Ukraina menuduh Rusia sengaja meledakkannya.
Ini tampaknya masuk akal, karena Moskow kemungkinan khawatir pasukan Ukraina akan menggunakan jalan di atas bendungan untuk maju ke wilayah yang dikuasai Rusia, sebagai bagian dari upaya serangan balasannya.
Bagi Rusia, yang sangat ingin mempertahankan wilayah yang ditaklukkan di Ukraina selatan, bendungan itu jelas merupakan masalah.
Namun, seorang pejabat Rusia mengeklaim Ukraina melakukan serangan di bendungan untuk mengurangi apa yang mereka katakan sebagai kegagalan serangan balasannya dan untuk membendung Krimea - semenanjung selatan Ukraina yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada 2014 - dari pasokan air bersih.
Pada Selasa malam, Presiden Zelensky mengatakan, penghancuran bendungan tidak akan menghentikan Ukraina.
"Kami akan tetap membebaskan semua tanah kami," katanya dalam sebuah pidato video.
Sebelumnya pada hari itu, Zelensky mengadakan pertemuan darurat dewan keamanan dan pertahanan negara untuk membahas masalah ini.
Apa kaitan Kota Bakhmut dengan bendungan yang jebol?
Pada Senin, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, mengatakan pasukan Ukraina telah maju di sekitar "pusat konflik" di Bakhmut, tetapi tidak mengatakan apakah serangan balasan telah dimulai.
Wilayah Bakhmut selama berbulan-bulan berada di jantung pertempuran yang berlangsung sengit.
Kota ini memiliki sedikit nilai strategis, tetapi penting secara simbolis baik bagi Kyiv maupun Moskow.
Yuri Sak, Penasihat Kementerian Pertahanan Ukraina, mengatakan kepada program Today Radio BBC 4 bahwa dari penyadapan telepon menunjukkan bahwa Rusia ingin menargetkan lebih banyak bendungan.
"Mereka sebenarnya menyerukan untuk meledakkan lebih banyak bendungan di sungai Dnipro," katanya.
Ukraina mencap serangan terhadap bendungan itu sebagai "ecocide" dan mengatakan ada 150 ton oli mesin yang tumpah ke sungai Dnipro.
Ukrhydroenergo mengatakan sebuah pembangkit listrik yang terhubung ke bendungan telah "hancur total... struktur hidroliknya hanyut".
Konvensi Jenewa melarang bendungan dijadikan target dalam perang
Para pemimpin dunia menyalahkan ledakan itu sebagai perbuatan Rusia, dengan beberapa menyebutnya sebagai kejahatan perang.
Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak mengatakan bahwa jika Rusia terbukti di balik jebolnya bendungan itu akan "menunjukkan titik terendah baru yang akan kita lihat dari agresi Rusia".
Pimpinan NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan penghancuran bendungan sekali lagi menunjukkan kebrutalan perang Rusia di Ukraina.
Adapun Charles Michel, Presiden Dewan Eropa, mengatakan dia "syok dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya".
Konvensi Jenewa secara eksplisit melarang penargetan bendungan dalam perang, karena bahaya yang ditimbulkannya bagi warga sipil.
Di mana Bendungan Kakhovka dan seberapa penting?
Bendungan Kakhovka di Sungai Dnipro menampung sebuah pembangkit listrik tenaga air.
Pasukan Rusia menguasainya ketika mereka menduduki wilayah sekitar Kherson pada awal perang.
Bukti-bukti foto menunjukkan telah terjadi kerusakan besar di dinding bendungan.
Kurang dari 50 kilometer di bagian hilir bendungan terdapat Kota Kherson. Pihak berwenang di sana mengatakan bahwa banjir akibat jebolnya bendungan membahayakan sedikitnya 16.000 orang. Banyak orang telah dievakuasi.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan sekitar 80 kota dan desa dapat terkena dampak banjir.
Kota Nova Kakhovka di Ukraina yang dikuasai Rusia sekarang terendam air, menurut laporan kantor berita milik negara Rusia, Tass.
Sejauh 100 kilometer di bagian hulu bendungan terdapat Waduk Kakhovka, yang menyediakan air untuk mendinginkan reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia (yang kini berada di tangan Rusia).
Dikhawatirkan bila terlalu banyak air mengalir dari waduk akibat bendungan jebol, tidak akan ada cukup air tersisa untuk mendinginkan reaktor di pembangkit listrik, dan hal itu dapat menyebabkan kerusakan reaktor nuklir.
Lembaga pengawas nuklir PBB, IAEA, mengatakan sedang memantau situasi tetapi "tidak ada risiko keamanan nuklir langsung".
Waduk Kakhovka juga menyediakan air bersih ke Krimea melalui sebuah kanal, yang sekarang mungkin juga mengering.
Pemerintah Ukraina menuduh pasukan Rusia meledakkan bendungan itu.
Namun, seorang pejabat lokal yang ditunjuk Rusia mengatakan hanya setengah di bagian atas pembangkit listrik di bendungan yang rusak, dan itu akibat tembakan artileri.
Berapa banyak bendungan yang dimiliki Ukraina?
Pada era Soviet, para insinyur membangun rangkaian enam bendungan di sepanjang Sungai Dnipro bagian Ukraina, yang membentang 1.095km dari perbatasan dengan Belarusia hingga ke laut.
Bendungan Kakhovka adalah yang terakhir dalam rantai tersebut.
Di antara rentetan bendungan, para insinyur era Soviet mengubah sungai menjadi serangkaian waduk besar untuk menyediakan air bagi rumah tangga dan industri, serta mengairi lahan pertanian.
Pada setiap bendungan di sepanjang Sungai Dnipro terdapat pembangkit listrik tenaga air yang menghasilkan energi ketika air di hulu dialirkan melalui turbin di dinding bendungan.
Ada sejumlah bendungan pembangkit listrik tenaga air di sungai lain, dan bendungan yang lebih kecil di pintu masuk waduk di berbagai lokasi lain di seluruh negeri.
Adakah serangan terhadap bendungan di Ukraina sebelumnya?
Pada September 2022, serangan misil menghancurkan bendungan di Waduk Karachunivske dekat Kota Kryvyi Rih di Ukraina selatan.
Hal ini menyebabkan banjir dan banyak orang diminta mengungsi.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyalahkan serangan tersebut pada Rusia dan mengatakan itu adalah balas dendam atas serangan balasan yang diluncurkan pasukan Ukraina.
Dia menyebut Rusia sebagai "negara teroris" karena menyerang sasaran sipil.
Pada Oktober 2022, terjadi serangan rudal terhadap bendungan pembangkit listrik tenaga air di Zaprorizhzhia, Kremenchuk, dan di Sungai Dniester, di bagian barat negara itu, yang menurut Ukraina semuanya adalah tanggung jawab Rusia.
Pada Desember 2022 dan Februari 2023, pembangkit listrik tenaga air Dnipro, dekat Zaporizhzhia, diserang oleh misil. Ukraina kembali menyalahkan Rusia.
"Ini adalah bagian dari strategi Rusia untuk menghancurkan kapasitas energi Ukraina," kata Dr Marina Miron, peneliti studi pertahanan di Kings College London.
"Pembangkit listrik tenaga airnya biasanya menghasilkan lebih dari 6.000 megawatt listrik. Setelah serangan terhadap pembangkit listrik tenaga air, listrik berkapasitas sekitar 2.500 megawatt telah hilang."
Pada Mei 2023, serangan rudal Rusia "menghancurkan" Waduk Karlivskyi dekat Donetsk, di timur Ukraina, menurut pemerintah Ukraina.
Hal ini menyebabkan banjir di desa terdekat di sepanjang Sungai Vovcha sehingga masyarakat harus dievakuasi dari rumah mereka.
Di masa lalu, penghancuran bendungan di Ukraina telah menyebabkan malapetaka.
Pada Agustus 1941, tentara Soviet mundur dengan cepat melintasi Ukraina saat tentara Jerman bergerak maju.
Komandan tentara Soviet memutuskan untuk menghancurkan jembatan dan bendungan di Zaporizhzhia untuk mencegah musuh menyeberangi Dnipro.
Warga sipil tidak diperingatkan. Sejarawan memperkirakan setidaknya 3.000 orang tewas.
Apakah Ukraina pernah meledakkan bendungan?
Ketika pasukan Rusia bergerak ke ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Februari 2022, pasukan Ukraina meledakkan Bendungan Irpin.
"Ukraina awalnya menyalahkan Rusia karena menghancurkan bendungan, tetapi informasi saat ini adalah bahwa Ukraina menghancurkannya," kata Dr Miron.
Tindakan itu membanjiri daerah sekitarnya dan membuatnya tidak dapat dilewati oleh pasukan infantri Rusia dan barisan kendaraan lapis baja yang menuju Kyiv.
Apakah meledakkan bendungan tergolong kejahatan perang?
Bendungan adalah infrastruktur sipil dan umumnya bukan target militer yang valid, kata Profesor German di bidang Konflik dan Keamanan di Kings College London.
"Dalam hukum konflik bersenjata, katakanlah ada unit militer Ukraina yang berbasis di sekitar bendungan. Kemudian, pasukan Rusia dapat memperlakukannya sebagai sasaran militer. Tapi sejauh yang saya ketahui, hal itu tidak terjadi."
"Serangan terhadap sasaran sipil seperti bendungan harus dilakukan karena kebutuhan militer," kata Dr Mark Ellis, direktur eksekutif Asosiasi Pengacara Internasional.
"Tapi jika keuntungan militer yang didapat kecil, dan kerusakan yang terjadi pada warga sipil sangat besar, maka itu akan menjadi pelanggaran hukum internasional."
Dr Ellis mengatakan bahwa dalam konteks itu, serangan terhadap bendungan yang dianggap tindakan Rusia tidak dapat dibenarkan. Namun, katanya, penghancuran Bendungan Irpin oleh pasukan Ukraina untuk menghentikan laju tentara Rusia di Kyiv dibenarkan.
"Mereka tidak akan melakukannya tanpa memastikan bahwa warga sipil berada di luar bahaya," katanya, "dan mereka bertindak karena keperluan militer."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.