Bagaimana perubahan iklim meruntuhkan bebatuan di Pegunungan Alpen
Ketika "perekat" beku yang membantu menyatukan permukaan bebatuan di Pegunungan Alpen, Eropa, mulai mencair, para pendaki menghadapi…
Analisis mereka menunjukkan bahwa perubahan yang paling merusak pada permafrost biasanya terjadi enam meter atau lebih di bawah permukaan batu karena gelombang di musim panas menyebabkan suhu naik antara -2 hingga nol derajat Celcius.
Pemodelan termal dari 209 peristiwa runtuhan batu telah menunjukkan bahwa suhu udara di permukaan lebih tinggi dari biasanya hingga dua bulan, dan satu hingga lima hari sebelum terjadinya kegagalan permukaan batu.
Ada beberapa kondisi di mana pencairan es dapat menyebabkan terlepasnya sejumlah besar batu.
Yang paling umum, air yang terakumulasi dalam rekahan yang ada membentuk tekanan hidrostatik yang cukup kuat untuk memecahkan retakan. Di tempat lain, permafrost mungkin satu-satunya yang menjaga dua lapisan batu tetap terekat.
"Kita dapat melihat di laboratorium bahwa jika Anda menempelkan dua lapisan batu dengan es, pelepasan sudah akan dimulai bahkan pada suhu -3C [27F]," kata Ravanel.
Para ilmuwan sekarang mencoba untuk mempelajari lebih lanjut tentang proses fisik yang terlibat dalam keruntuhan di permukaan bebatuan.
"Air juga bisa efisien dalam mengambil panas dari permukaan ke patahan, jadi kami ingin mengetahui berapa banyak air yang masuk ke dalam batuan dan dari mana asalnya," kata Ben-Asher.
Mudahnya, di terowongan gelap stasiun Midi, air merembes melalui retakan, sehingga lebih mudah untuk mengumpulkan sampel.
Untuk melihat berapa banyak air yang berasal dari pencairan salju, para ilmuwan menggunakan trik lama yang sederhana, yakni dengan mewarnai bungkusan salju yang berbeda dengan warna neon.
"Dengan cara ini, kami telah mengidentifikasi tiga sumber berbeda, tetapi pada Agustus [2022] salju mencair dan air masih mengalir dari suatu tempat," kata Ben-Asher.
Pada beberapa waktu, ember penampung lebih penuh dari biasanya tanpa alasan yang jelas.
Ini semua bisa mengarah pada pencairan permafrost, jadi para ilmuwan menerapkan metode berbeda untuk mengetahui berapa banyak waktu yang dihabiskan air yang mereka kumpulkan di dalam batu.
Jika sudah sangat tua, maka itu mungkin mengindikasikan bahwa permafrost kuno sekarang sedang mencair.
Sementara itu, 69 kilometer jauhnya, sekelompok ilmuwan sedang mengumpulkan data dari laboratorium lapangan permafrost yang luar biasa.
Puncak Matterhorn setinggi 4.478 meter yang berlokasi di perbatasan Italia dan Swiss, secara umum dianggap sebagai salah satu gunung terindah di dunia.
Termotivasi oleh peristiwa runtuhan batu yang terjadi setelah gelombang panas tahun 2003, para ilmuwan Swiss mulai membuat jaringan sensor nirkabel pada tahun 2006.
Tugas itu lebih sulit daripada di Midi, karena tidak ada kereta gantung yang mengarah ke puncak Matterhorn, sehingga mereka hanya bergantung pada rute pendakian.
Namun, selama 10 tahun berikutnya, mereka berhasil membangun jaringan yang terdiri dari 17 jenis sensor berbeda, yang memungkinkan mereka mengumpulkan lebih dari 154 juta titik data.
Dibangun di sekitar lokasi runtuhan batu yang paling parah, jaringan terdiri dari sensor suhu, kamera, "crackmeters" yang mengukur pelebaran patahan, inklinometer, sensor GPS, dan sensor seismik yang membantu mereka mengukur pembentukan dan pencairan es di patahan jauh di dalam batu.
Semua pengukuran lapangan dan eksperimen laboratorium ini berkontribusi pada model komputer untuk membantu memprediksi perilaku permafrost gunung dalam peningkatan suhu.
Para peneliti berharap ini akan memungkinkan mereka mengidentifikasi lokasi paling berbahaya di pegunungan mana pun pada ketinggian yang sama.
Tapi upaya itu bisa memakan waktu 20 tahun lagi, dan lebih banyak data, sampai model seperti itu cukup baik untuk meramalkan runtuhan besar, kata Magnin.
Sementara itu, beberapa temuan sudah berhasil membantu menjaga keamanan pendaki gunung. Sebagai contoh, tempat paling sering terjadinya runtuhan batu berada di sisi utara Pegunungan Alpen pada ketinggian yang lebih rendah dan frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan di sisi selatan.
Lebih khusus lagi, berkat jaringan sensor ini, para ilmuwan telah mengidentifikasi waktu yang paling aman untuk melintasi couloir Goûter pada musim panas, yakni dari jam sembilan pagi hingga 10 pagi, meskipun pendaki masih dianjurkan untuk memastikan situasinya sebelum berangkat.
Yang paling bersemangat menerapkan temuan ini adalah pemandu gunung.
Banyak dari mereka menghabiskan hingga 200 hari setahun di pegunungan, dan melihat langsung dampak perubahan iklim.
"Pada awal Juli, kami sekarang mengalami kondisi yang biasanya kami alami pada bulan Agustus," kata Olivier Greber, presiden Chamonix Guide Company.
Untuk menghadapinya, para pemandu memilih mendaki beberapa rute dalam kondisi yang lebih dingin dan menghindari rute lainnya.
Mereka menawarkan petualangan gunung di ketinggian yang lebih rendah dan di area yang tidak terlalu berisiko kepada para turis.
“Kami juga mendengarkan saran dari Ravanel dan rekan-rekannya,” tambah Greber.
"Kami belajar untuk melihat tanda-tanda yang mengkhawatirkan - air mengalir dari retakan, suara aneh yang datang dari dinding atau bukti bahwa retakan tertentu semakin lebar setiap tahun."
Namun banyak pendaki gunung yang tidak menyadari ancaman tersebut dan tidak mengetahui kondisi setempat tetap memilih mendaki di tengah situasi yang berbahaya,
Persoalannya pun ternyata jauh lebih luas. Di Pegunungan Alpen Prancis, kata Ravanel, terdapat 947 bagian infrastruktur yang terletak di kawasan permafrost, mulai dari pondok-pondok di pegunungan, resor ski, hingga kereta gantung. Beberapa di antaranya sudah terpengaruh oleh pencairan.
Dia meyakini bahwa tantangan yang ada akan semakin besar untuk memastikan keamanan Pegunungan Alpen dan banyak orang yang mengunjunginya.
"Satu dekade yang lalu saya tidak sepenuhnya menyadari perubahan besar yang akan kita lihat," kata Ravanel.
"Jadi sekarang saya mungkin tidak bisa membayangkan seberapa besar yang akan bisa kita hadapi dalam dekade berikutnya."
Artikel versi bahasa Inggris berjudul How climate change is reshaping the Alps dapat Anda simak di BBC Future.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.