Sabtu, 4 Oktober 2025

Profil Dalai Lama, Pemimpin Spiritual Tibet, Minta Maaf usai Minta Bocah Isap Lidahnya

Pemimpin Spiritual Tibet, Dalai Lama ke-14, meminta maaf setelah videonya meminta seorang anak laki-laki mengisap lidahnya, viral.

Sanjay KUMAR/AFP
Dalam foto yang diambil pada 29 Desember 2022 ini, pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, melambai pada hari pertama sesi pengajarannya di Lapangan Kalachakra di Bodhgaya. Dalai Lama meminta maaf pada 10 April 2023, setelah sebuah video yang memperlihatkan dia meminta seorang anak laki-laki untuk mengisap lidahnya memicu reaksi di media sosial. 

Memasuki usia 23 tahun pada 1959, Dalai Lama mengikuti ujian terakhirnya di Kuil Jikhang Lhasa selama Festival Doa Besar tahunan (Monlam Chenmo).

Ia lulus dengan pujian dan dianugerahi gelar Geshe Lharampa, setara dengan gelar doktor tertinggi di filsafat Buddhis.

Sebelum lulus ujian terakhirnya, Dalai Lama dipercaya memegang kekuasaan politik penuh pada 1950, setelah invasi China ke Tibet.

Empat tahun setelahnya, ia bertemu Mao Zedong dan pimpinan China lainnya, termasuk Deng Xiaoping dan Chou Enlai.

Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama memberi isyarat selama hari keempat dari serangkaian ajaran di Bodhgaya pada 5 Januari 2020.
Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama memberi isyarat selama hari keempat dari serangkaian ajaran di Bodhgaya pada 5 Januari 2020. (SUMAN / AFP)

Baca juga: Pemimpin Spiritual Tibet Dalai Lama Terima Vaksin Virus Corona AstraZeneca

Saat penindasan brutal oleh pasukan Tiongkok di Lhasa tahun 1959, Dalai Lama terpaksa melarikan diri ke pengasingan di Dharamsala, India Utara.

Tempat pengasingan Dalai Lama itu kemudian disebut sebagai Lhasa kecil.

Selama di pengasingan, Dalai Lama meminta Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk mempertimbangkan masalah Tibet.

Majelis Umum PBB pun mengadopsi tiga resolusi di Tibet pada tahun 1959, 1961, dan 1965.

Di tahun 1963, Dalai Lama ke-14 menyajikan rancangan konstitusi demokratis untuk Tibet yang diberi nama Piagam Orang Tibet di Pengasingan.

Piagam itu memuat kebebasan berbicara, berkeyakinan, berkumpul, dan bergerak.

Setelahnya, pada 1992, Administrasi Tibet Pusat menerbitkan pedoman untuk konstitusi Tibet bebas di masa depan, yang jika nanti Tibet merdeka, akan didirikan pemerintahan sementara.

Di saat yang bersamaan, Dalai Lama mengungkapkan harapannya.

Ia ingin Tibet di masa depan akan menjadi federal dan demokratis.

Sebagai hasil reformasi Dalai Lama, Tibet sepenuhnya didemokratisasi pada Mei 1990.

Pada tahun yang sama, orang-orang Tibet yang tinggal di pengasingan di India dan lebih dari 33 negara, memilih 46 anggota Majelis Tibet Kesebelas yang diperluas berdasarkan satu orang satu suara.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved