Kasus Perdagangan Manusia, Wanita China Ini Dirantai dan Dipaksa Lahirkan 8 Anak
Kasus perdagangan manusia, wanita China bernama Xiaohuamei dirantai dan dipaksa lahirkan 8 anak. Para tersangka mendapat vonis hukuman yang ringan.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita China bernama Xiaohuamei yang dirantai, kembali disorot di China.
Pasalnya, pelaku kekerasan dan perdagangan manusia terhadap Xiaohuamei mendapat vonis yang ringan.
Suami Xiaohuamei, Dong Zhimin, mendapat vonis sembilan tahun penjara karena penyiksaan, pelecehan, dan menahan Xiaohuamei.
Lima tersangka lainnya mendapat hukuman mulai dari 8 hingga 13 tahun penjara, dikutip dari SCMP.
Banyak orang yang kesal karena keputusan ini dan mengatakan hukuman itu terlalu kecil untuk tindak kejahatan yang dilakukan para tersangka.
Di China, kejahatan perdagangan manusia biasanya dibatasi hingga 10 tahun.
Baca juga: Simulasi Serangan China ke Taiwan, Targetkan Infrastruktur via Rudal Udara, Darat, Laut
Pada tahun 2022, aktivis China telah mendorong pemerintah agar melakukan reformasi hukum karena hukuman perdagangan manusia terlalu ringan dan tidak menimbulkan efek jera.
"Amandemen undang-undang, hukumannya terlalu ringan," tulis seorang pengguna internet di China pada Jumat (7/4/2023).
Awal Penemuan Xiaohuamei
Awal mula terungkapnya kasus ini adalah saat konten seorang vlogger dari daerah Fengxian pada Januari 2022 lalu.
Vlogger itu menemukan Xiaohuamei yang tinggal di gubuk berlantai tanah di luar rumah keluarganya di desa dekat Xuzhou, Provinsi Jiangsu, China.
Xiaohuamei mengenakan rantai besi di lehernya.
Vlogger itu menyuarakan keprihatinan atas perdagangan manusia.
Ia juga menjelaskan, Xiaohuamei yang berusia 40 tahunan itu memiliki delapan anak, dikutip dari BBC International.
Wanita yang dirantai itu juga terlihat linglung dan menderita skizofrenia.
Kasus ini menarik perhatian publik dan viral di China.
Awalnya, otoritas China menepis isu perdagangan manusia yang dialami oleh Xiaohuamei.
Otoritas China mengatakan, Xiaohuamei memiliki akta nikah dengan suaminya, Dong Zhimin, dan keduanya hanya mengalami masalah pernikahan.
Bahkan, mereka mengulangi pembelaan Dong Zhimin yang mengatakan, pengurungan Xiaohuamei karena ia menderita skizofrenia dan rentan terhadap kekerasan.
Tanggapan otoritas China ini memicu kemarahan publik karena mereka menutup mata pada perlakuan terhadap Xiaohuamei dan berpotensi pada korban perdagangan manusia lainnya.
Setelah mendapat desakan dari publik, otoritas China melakukan penyelidikan kriminal dan berupaya memenuhi janji untuk menindak perdagangan manusia.
Xiaohuamei saat ini telah dipindahkan dari desanya pada tahun 2022 lalu.
Ia dibawa ke bangsal medis tempat dia tinggal saat ini.

Baca juga: Tak Sopan dan Cemarkan Nama Baik, China Kecam Ucapan Sekjen WHO Soal Asal-usul Covid-19
Xiaohuamei Diculik dan Dijual
Xiaohuamei merupakan korban perdagangan manusia.
Banyak detail yang baru dipublikasikan untuk pertama kalinya pada minggu ini di persidangan.
Pengadilan mengatakan, Xiaohuamei saat remaja diculik dari kampung halamannya di Provinsi Yunnan pada tahun 1998.
Xiaohuamei kemudian dijual kepada seorang petani di Provinsi Donghai seharga 5.000 yuan atau 600 dolar pada saat itu.
Pada tahun 1999, Xiaohuamei dijual lagi kepada pedagang, kali ini sepasang suami istri, yang mengatur penjualannya ke ayah Dong Zhimin.
Para juri di pengadilan mengatakan, ketika Xiaohuamei pertama kali tiba di rumah Dong, ia masih bisa menjaga dirinya sendiri dan berkomunikasi dengan orang lain.
Pengadilan menetapkan Dong Zhimin bersalah menyiksa dan melecehkan istrinya.
Dong yang menikahi Xiaohuamei, memaksanya untuk memiliki anak.
Anak pertamanya lahir pada tahun 1999 dan kemudian tujuh anak lagi dari tahun 2011 hingga 2020.
Setelah anak ketiganya, skizofrenia yang diderita Xiaohuamei semakin parah.
Mengetahui istrinya menderita Skizofrenia yang parah, Dong Zhimin menjadi lebih kasar.
Pada 2017, Dong Zhimin memindahkan Xiaohuamei dari rumah keluarga ke gubuk luar, tempat dia mengikatnya dengan tali dan rantai kain.
Gubuk itu tidak memiliki akses air, listrik atau lampu dan sering kali Xiaohuamei tidak diberi makan.
Hakim ketua Yao Hui, mengatakan Dong Zhimin tidak pernah membawa istrinya ke dokter ketika dia sakit, dan berulang kali membuatnya hamil terlepas dari kondisinya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait China
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.