Pemboman AS di Suriah Tewaskan 19 Orang, Iran Ancam akan Balas Serangannya
19 orang tewas setelah AS mengebom pangkalan militer di Suriah timur laut. Iran yang merupakan sekutu Suriah, mengancam akan membalas serangan AS.
TRIBUNNEWS.COM - Iran memperingatkan Amerika Serikat (AS) akan membalas serangannya di pangkalan militer yang terkait dengan Iran, setelah AS menyerang sekutunya di Suriah timur laut.
Serangan pasukan AS di pangkalan militer koalisi Suriah menewaskan 19 orang pada Jumat (24/3/2023).
Serangan ini dilatarbelakangi oleh kematian warga negara AS yang bekerja sebagai kontraktor dan lima tentara AS yang terluka akibat serangan drone yang diduga milik Iran, pada Kamis (23/3/2023).
"Dalih apa pun untuk menyerang pangkalan yang dibuat atas permintaan pemerintah Suriah untuk menangani terorisme dan elemen Negara Islam (ISIS) di negara ini akan menjadi bertemu dengan tanggapan balasan segera," kata Keyvan Khosravi, juru bicara badan keamanan utama Iran, Sabtu (25/3/2023).
Sumber lokal di Suriah melaporkan adanya dugaan tembakan roket AS menghantam lebih banyak lokasi di Suriah timur, dikutip dari Sky News.
Baca juga: Setelah Iran, Arab Saudi Kini akan Berdamai dengan Suriah
Serangan udara AS terhadap pangkalan militer pro-Iran itu menewaskan tiga tentara Suriah, 11 pejuang Suriah (milisi pro-pemerintah) dan lima pejuang non-Suriah (sekutu pemerintah), menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.
Iran mengatakan, pasukannya dan pejuang sekutunya berada di Suriah atas permintaan pemerintah Suriah dan melihat pasukan AS sebagai penjajah.

Baca juga: Australia Beri Sanksi Baru untuk Pejabat Iran karena Melanggar HAM dan Memasok Drone ke Rusia
Joe Biden Peringatkan Iran
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, memperingatkan Iran soal tindakan tegas yang akan diambil AS untuk melindungi rakyatnya.
Kementerian luar negeri Iran mengutuk serangan AS terbaru, menuduh pasukan AS menargetkan situs sipil.
"Penasihat militer Iran telah berada di Suriah atas permintaan pemerintah Suriah untuk membantu negara ini memerangi terorisme," kata juru bicara kementerian Nasser Kanaani kepada media pemerintah.
"Iran akan tetap berada di sisi Suriah untuk membantu membangun perdamaian, stabilitas, dan keamanan yang langgeng," lanjutnya.

Baca juga: 3 Orang Terluka dalam Serangan Udara Israel di Suriah, Beberapa Rudal Dilumpuhkan
Iran telah menjadi pendukung utama Presiden Suriah, Bashar al-Assad selama konflik 12 tahun Suriah, dikutip dari AP News.
Keberadaan AS di Suriah adalah untuk mencegah kembalinya ISIS, yang dapat mengambil kendali atas sebagian besar wilayah.
Pada tahun 2019, AS mengklaim telah menghancurkan ISIS, namun masih ada sisa kelompok yang menjadi ancaman.
Sejak kekalahannya dari AS, para pejuangnya yang didukung Iran telah memperluas pengaruhnya di Suriah.
Kehadiran pasukan Amerika di Suriah mempersulit Iran untuk memindahkan senjata ke Lebanon, untuk digunakan oleh proksinya melawan Israel.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Suriah
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.