Kisah misionaris gereja dari Korea Selatan yang berperan di balik meningkat pesatnya penganut Kristen di Nepal
Para misionaris berperan meningkatkan jumlah penganut Kristen di Nepal, meski mengubah keyakinan orang adalah tindakan yang ilegal…
"Saya terbuka untuk membagikan apa yang Tuhan lakukan di Nepal," kata Pang.
Dia tidak menganggap pekerjaan mereka melanggar hukum karena mereka tidak secara terbuka menyebarkan agama atau membaptis.
"Misi ini bukan cuma tentang kami. Tuhan yang melakukannya. Kami ingin menunjukkan bagaimana Tuhan bekerja melalui kami untuk menciptakan keajaiban di Nepal," kata dia.
Penganut Kristen berjumlah kurang dari 2% dari populasi Nepal, sedangkan penganut Hindu berjumlah sekitar 80% dan Buddha 9%. Meski demikian, data sensus memperlihatkan ada pertumbuhan penganut Kristen.
Pada 1951, tidak ada penganut Kristen di Nepal, dan pada 1962 hanya ada 458 orang. Tetapi pada 2011, ada sekitar 376.000 orang. Sensus terbaru juga memperkirakan bahwa jumlahnya saat ini berkisar 545.000 orang.
"[Agama] ini menyebar seperti api. Identitas budaya dipertaruhkan. Struktur persatuan nasional dipertaruhkan," kata mantan wakil perdana menteri, Kamal Thapa.
Dia memandang bahwa misi para misionaris Korea sebagai "serangan terorganisir terhadap identitas budaya negara".
"Para misionaris bekerja di belakang layar dan mengeksploitasi orang miskin dan bodoh lalu mendorong mereka untuk memeluk agama Kristen. Ini bukan soal kebebasan beragama. Ini kasus eksploitasi atas nama agama," kata dia.
Dia melobi agar Nepal kembali menjadi negara Hindu. Dia juga mendukung undang-undang anti-konversi dan ingin melihatnya ditegakkan.
Sejauh ini hanya orang-orang Kristen yang telah dituntut menggunakan undang-undang itu, tetapi tidak ada yang divonis. Kasus-kasus itu terhenti karena kurang bukti atau terdakwanya dibebaskan pada tingkat banding.
Menurut Komunitas Kristen Nepal, ada lima kasus yang saat ini masih aktif. Tuntutan terhadap empat warga negara Korea Selatan, termasuk dua biarawati, dibatalkan pada Desember.
Pendeta Dili Ram Paudel, yang mengepalai Komunitas Kristen Nepal, adalah salah satu orang pertama yang diinterogasi secara hukum.
Pada April 2018, dia dituduh menyuap orang-orang untuk pindah agama, yang dia bantah habis-habisan. Tuduhan terhadapnya juga kemudian dibatalkan.
"Kami dituduh mengubah [keyakinan] orang, padahal kekuatan itu tidak ada di tangan kami," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.