Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Gunakan Rudapaksa dan Kekerasan Seksual sebagai Bagian dari Strategi Militernya di Ukraina

Rusia menggunakan rudapaksa dan kekerasan seksual sebagai bagian dari strategi militernya di Ukraina.

Penulis: Rica Agustina
AFP/SERGEI SUPINSKY
Pemandangan menunjukkan sebagian gedung perkantoran bertingkat yang hancur sebagian setelah beberapa serangan Rusia menghantam ibu kota Ukraina, Kyiv pada 10 Oktober 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. - Rusia menggunakan rudapaksa dan kekerasan seksual sebagai bagian dari strategi militernya di Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia menggunakan rudapaksa dan kekerasan seksual sebagai bagian dari strategi militernya di Ukraina, kata Perwakilan Khusus PBB untuk Kekerasan Seksual dalam Konflik Pramila Patten minggu ini.

Klaim tersebut mengikuti data yang dirilis oleh panel ahli PBB baru-baru ini.

PBB memverifikasi lebih dari seratus kasus rudapaksa atau insiden kekerasan seksual yang dilaporkan di Ukraina sejak Februari.

"Ketika Anda mendengar wanita bersaksi tentang tentara Rusia yang dilengkapi dengan Viagra, itu jelas merupakan strategi militer," kata Patten.

Patten menambahkan banyak kasus yang melibatkan anak-anak.

Jumlah sebenarnya dari korban kemungkinan akan jauh lebih tinggi daripada angka resmi yang dirilis.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Sebut Mobilisasi Militer akan Selesai dalam Waktu 2 Minggu

"Ada banyak kasus kekerasan seksual terhadap anak yang dirudapaksa, disiksa, dan diasingkan," kata Patten sebagaimana dikutip CNN.

"Saya tidak berhenti sejak Februari untuk menekankan pentingnya memiliki penyelidikan yang kredibel terhadap kasus-kasus kekerasan ini."

Sejak invasi Moskow dimulai, pejabat Ukraina telah berulang kali menuduh pasukan Rusia melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak-anak.

Mereka menggunakan rudapaksa dan tindakan seksual lainnya sebagai "senjata perang".

Wakil Menteri Dalam Negeri Ukraina, Kateryna Pavlichenko, pada bulan Juni, mengatakan bahwa polisi menerima sekitar 50 pengaduan kejahatan seksual yang dilakukan oleh tentara Rusia.

Jaksa juga sedang menyelidiki tuduhan rudapaksa di wilayah Kharkiv setelah pasukan Ukraina baru-baru ini merebut kembali wilayah di sana.

CNN telah berbicara dengan wanita Ukraina, salah satunya seorang wanita hamil berusia 16 tahun, yang berbagi cerita mengerikan yang merinci kekerasan seksual.

Klaim terbaru oleh PBB tidak dapat secara independen diverifikasi.

Sementara itu, pihak berwenang Rusia telah membantah tuduhan kejahatan perang di Ukraina.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved