Minggu, 5 Oktober 2025

Membahas pendidikan seks dengan anak tidak harus canggung, bagaimana caranya?

Di era digital, anak-anak membutuhkan sumber terpercaya untuk bertanya tentang cinta hingga seks, dan penelitian menunjukkan bagaimana para

Singkatnya, mengajari anak-anak muda mengenai bagaimana maksudnya untuk benar-benar siap saat pertama kali berhubungan seks, serta apa yang harus dipertimbangkan ketika melakukannya, jauh lebih mungkin melindungi mereka dibanding tidak mengajarkan apa pun kepada mereka.

“Di Finlandia, para orang tua lebih suka menyebut pendidikan seks sebagai 'kehontunnekasvatus' yang berarti 'pendidikan emosi tubuh'”

Hal-hal yang mungkin juga bisa membantu, misalnya dengan membingkai ulang dari apa yang dipikirkan orang tua tentang pendidikan seks.

Di Finlandia, para peneliti melakukan eksperimen di mana mereka mengubah istilah pendidikan seksual menjadi “Kehotunnekasvatus” yang berarti “pendidikan emosi tubuh”, lalu mengevaluasi bagaimana respons para pendidik anak usia dini professional serta orang tua terhadap istilah itu.

Mayoritas lebih menyukai frasa baru itu karena dianggap “lebih netral, dan mengesampingkan pikiran tentang seks”.

Para peneliti juga mencatat bahwa “satu persoalan yang menghambat promosi pendidikan seksual pada usia dini adalah minimnya istilah yang bebas dari konotasi dewasa”, dan menggunakan kata-kata yang berpusat pada anak mungkin membuatnya menjadi lebih mudah dibicarakan.

“Menggunakan kata-kata yang berbeda untuk seksualitas anak-anak bukan berarti merepresi, mengelak atau memperhalusnya, namun bisa membantu orang dewasa melihat perbedaannya dan mengatasi penolakan, kesalahpahaman, serta keberatan mereka,” tulis para peneliti.

Namun, pengubahan istilah itu ternyata juga memiliki risiko. Sebuah studi di India menunjukkan bahwa perubahan istilah menjadi pendidikan “gaya hidup” justru menjadi kontra-produktif dan justru menyingkirkan agenda pendidikan seks.

Mengulangi atau menyembunyikan kosa kata seputar seks dan perkembangan seksual ketika bicara dengan anak-anak muda juga berisiko membuat istilah aslinya seolah memalukan, alih-alih menampilkannya sebagai bagian yang normal dari percakapan yang apa adanya.

Bertahap

Orang tua yang tidak yakin mengenai kapan dan bagaimana memulai percakapan ini mungkin akan terbantu untuk mencari materinya dari sekolah.

Dalam sebuah penelitian di Inggris pada 2016, orang tua yang ditunjukkan buku-buku yang digunakan dalam kelas pendidikan seks anak-anak mereka merasa lebih bisa memahami materinya, serta menjadi lebih percaya diri untuk membicarakan tentang seks dengan anak-anak mereka.

Eva Goldfarb mengatakan para orang tua juga bisa menemui guru pendidikan seks anak-anak mereka pada awal tahun ajaran untuk mendapatkan informasi tentang apa yang akan dipelajari anak-anak mereka.

Pedoman internasional untuk pendidikan seks, seperti panduan komprehensif berbasis bukti ilmiah yang diterbitkan oleh UNESCO, juga bisa menjadi acuan awal yang bagus bagi orang tua yang sedang mencari referensi sesuai usia anaknya.

Panduan UNESCO menggunakan ide-ide mendasar dan jelas seputar tubuh dan hubungan yang sehat secara bertahap, sehingga tidak perlu membahas semuanya dalam sebuah percakapan intens.

Untuk anak berusia 5-8 tahun misalnya, satu poin mendasarnya adalah bahwa “setiap orang berhak memutuskan siapa yang boleh menyentuh tubuhnya, di bagian mana, dan dengan cara apa“.

Sedangkan untuk para remaja, percakapannya mulai mencakup kesehatan emosional, seperti bagaimana bertanggung jawab atas diri sendiri dan orang lain, atau cara untuk menghadapi tekanan dari teman sebaya, serta memberikan informasi spesifik mengenai kondom dan alat kontrasepsi lainnya.

“Mendiskusikan kesenangan dapat membantu kaum muda mempraktikkan seks yang lebih aman, memiliki lebih banyak pengetahuan dan sikap positif tentang seks” - Mirela Zaneva

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh namun jarang digunakan dalam pendidikan seks adalah: kesenangan.

Sebuah ulasan dalam intervensi kesehatan yang memasukkan kesenangan menemukan bahwa menjelaskan kenikmatan seputar seks dapat mendorong kebiasaan yang lebih aman.

Program-program yang mengajarkan orang-orang tentang bagaimana mencapai kesenangan seksual ternyata meningkatkan penggunaan kondom dibanding yang fokus pada bahaya seks tanpa kondom.

“Ada baiknya berbicara soal hal-hal positif selain proteksi, seperti bagaimana menggunakan kondom bisa tetap menyenangkan dan bisa membantu Anda terhubung dengan pasangan,“ kata Mirela Zaneva, salah satu penulis studi dan kandidat PhD dalam psikologi eksperimental di Universitas Oxford.

Zaneva menemukan bahwa kesenangan cenderung jarang disebut, bahkan tidak dibahas dalam pendidikan seks.

Baca juga:

Artinya, apabila anak Anda tidak mendengar tentang kesenangan itu dari Anda, kemungkinan besar mereka juga tidak mengetahuinya dari sekolah.

“Sangat mungkin banyak anak muda tidak tidak mendapatkan kesempatan membahas tentang seks secara positif dan memberdayakan dalam pendidikan seks di sekolah mereka saat ini,“ kata Zaneva.

Dia mencatat bahwa Pleasure Project, sebuah proyek kesehatan masyarakat yang terlibat dalam penelitian itu, merekomendasikan berbagai tips tentang bagaimana menyertakan poin soal kesenangan dalam diskusi seputar seks dengan anak-anak muda.

“Bukti yang ada sejauh ini menunjukkan bahwa mendiskusikan kesenangan dapat membantu anak-anak muda mempraktikkan seks yang lebih mana, serta memiliki lebih banyak pengetahuan dan sikap positif terhadap seks, juga lebih percaya diri.

"Bukti sejauh ini menunjukkan bahwa mendiskusikan kesenangan dapat membantu kaum muda mempraktikkan seks yang lebih aman, memiliki lebih banyak pengetahuan dan sikap positif tentang seks, serta lebih percaya diri."

Menemukan sumber tepercaya

Orang tua biasanya menjadi sumber utama pendidikan seks bagi anak-anak kecil, sedangkan remaja cenderung memanfaatkan beragam sumber informasi seperti dari teman sebaya, guru-guru, dan budaya populer.

Orang tua mungkin bukan satu-satunya yang bisa merasa canggung.

Penelitian yang dilakukan di Irlandia menunjukkan bahwa apabila dulunya ketidaktahuan dan rasa malu orang tua menjadi kendala utama untuk membuka diskusi tentang seks, saat ini kaum muda lah yang cenderung membatasi pembahasan itu dengan mengaku sudah mengetahui faktanya, menjadi jengkel, bahkan meninggalkan pembicaraan.

Itu bukan berarti orang tua harus menghindari topik ini, tapi ini menunjukkan betapa pentingnya membangun situasi yang nyaman dalam membahasnya,

“Biarkan anak Anda tahu lebih dulu ketika Anda ingin mendiskusikan sesuatu yang berpotensi membuatnya malu atau sulit dibicarakan. Dengan cara itu mereka tidak merasa disergap dan lebih siap untuk membahasnya dengan Anda,” kata Goldfarb.

Mengatasi kecanggungan itu bahkan bisa menjadi pengalaman yang justru membebaskan.

Bagaimanapun, seks dan hubungan yang sehat –atau yang oleh para peneliti Finlandia disebut sebagai “emosi tubuh”—penting pada setiap fase kehidupan orang dewasa.

Anak-anak muda berada di titik awal perjalanan itu, dan mereka berkesempatan menentukan nilai-nilai, kebiasaan, dan prioritas yang bisa bermanfaat bagi mereka semur hidup, tidak hanya dalam situasi yang intim, namun juga dalam menjalani kehidupan dengan aman dan penuh pertimbangan.

Anda mungkin akan menyadari betapa bermaknanya menjadi bagian dari perjalanan itu.

*Sophia Smith Galer adalah penulis Losing It: Sex Education for the 21st Century, diterbitkan oleh Harper Collins.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved