Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

TNI AU Berhasil Evakuasi WNI dari Afghanistan

Saat ini pesawat AU tersebut dikabarkan tengah refueling di Islamabad, Pakistan sebelum kembali ke tanah air.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Dispenau
Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) terlihat memasuki pesawat TNI AU di Kabul, Afghanistan. Kementerian Luar Negeri RI telah mengevakuasi 26 WNI dari Afghanistan di tengah peningkatan ketidakpastian setelah Taliban menduduki Istana Kepresidenan. 

Taliban Geledah Rumah Warga

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan bahwa Taliban melakukan pencarian bagi orang-orang yang bekerja untuk Amerika Serikat (AS) dan NATO.

Taliban melakukan pencarian itu dari rumah ke rumah untuk menemukan orang-orang tersebut.

Peringatan itu berdasarkan laporan rahasia oleh konsultan penilaian ancaman PBB (RHIPTO).

Laporan itu mengatakan Taliban memiliki daftar prioritas dari individu yang ingin ditangkap.

“Ada sejumlah besar dari individu yang saat ini menjadi target Taliban dan ancamannya sangat jelas,” ujar Kepala RHIPTO, Christian Nelleman kepada BBC.

“Ditulis, jika mereka tak menyerahkan diri, Taliban akan menangkap, mengadili, menginterogasi dan menghukum anggota keluarga dari individu tersebut,” tambahnya.

Ia pun memperingatkan bahwa siapa pun yang menjadi target Taliban berada dalam bahaya besar.

Seorang ibu melindungi bayinya dari tembakan Taliban di luar Bandara Kabul. (Sumber: Mirror)
Seorang ibu melindungi bayinya dari tembakan Taliban di luar Bandara Kabul. (Sumber: Mirror) (Via Kompas.TV)

Nelleman pun mengungkapkan kemungkinan adanya eksekusi massal.

Taliban berhasil menduduki Kabul, Minggu (15/8/2021), setelah mengambil alih sebagaian besar wilayah Afghanistan.

Taliban kembali berada dalam kekuasan setelah selama 20 tahun berada dalam tekanan invasi militer Amerika Serikat (AS).

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan menimbulkan ketakutan yang besar.

Apalagi, saat berkuasa dari 1996 hingga 2001, Taliban kerap memperlihatkan kekuasaannya lewat kekerasan, termasuk eksekusi publik dan pelarangan perempuan untuk bekerja.

Pada konferensi pers perdananya, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berupaya meyakinkan masyarakat internasional, dengan bersikeras bahwa Taliban akan menghormati hak-hak perempuan dan memaafkan orang-orang yang melawan mereka.

"Biarkan saya mengingatkan Anda bahwa kami memaafkan semua orang, karena ini demi perdamaian dan stabilitas di Afganistan. Semua kelompok yang menentang kami semua dimaafkan," ungkap Mujahid, Selasa (17/08).

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved