Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

TNI AU Berhasil Evakuasi WNI dari Afghanistan

Saat ini pesawat AU tersebut dikabarkan tengah refueling di Islamabad, Pakistan sebelum kembali ke tanah air.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Dispenau
Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) terlihat memasuki pesawat TNI AU di Kabul, Afghanistan. Kementerian Luar Negeri RI telah mengevakuasi 26 WNI dari Afghanistan di tengah peningkatan ketidakpastian setelah Taliban menduduki Istana Kepresidenan. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pesawat milik TNI AU berhasil mengevakuasi puluhan WNI keluar dari Afganistan pada Jumat (20/8/2021)

Saat ini pesawat AU tersebut dikabarkan tengah refueling di Islamabad, Pakistan sebelum kembali ke tanah air.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melalui twit yang diunggahnya mengatakan tim evakuasi membawa 26 WNI termasuk staff KBRI, 5 WN Filipina, dan 2 WN Afghanistan (suami dari WNI dan staff lokal KBRI).

“Alhamdullilah, Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi WNI dari Kabul, Afghanistan dengan pesawat TNI AU. Pesawat saat ini sudah berada di Islamabad untuk melanjutkan penerbangan ke Indonesia,” kata Retno dalam unggahannya Jumat (20/8/2021).

Baca juga: Hindari Taliban, Anak-anak Afghanistan Dievakuasi Melalui Tembok Tinggi Berduri

Pakta Pertahanan Atlantik Utara  atau dalam bahasa Inggris: North Atlantic Treaty Organization atau NATO menyebut lebih dari 18.000 orang telah dievakuasi dari Kabul, Afghanistan.

Seorang pejabat NATO mengatakan lebih dari 18.000 orang telah diterbangkan keluar dari Kabul sejak Taliban mengambil alih ibu kota Afghanistan tersebut seperti yang dilaporkan Reuters pada Jumat (20/8/2021).

Taliban makin beringas

Janji petinggi Taliban akan menjadi lebih baik saat menjalankan pemerintahan Afghanistan tampaknya hanya isapan jempol belaka.

Belum sepekan mengambilalih pemerintahan Afghanistan, kini Taliban mulai beringas.

Pasukan Taliban tak segan-segan membunuh lawan politik atau mereka yang dulu menentang  keberadaan Taliban.

Keluarga Jurnalis Dibunuh

Para jurnalis dan keluarganya di Afghanistan kini tak bisa hidup tenang.

Nyawa mereka dalam ancaman besar.

Kemarin diberitakan, pasukan Taliban membunuh satu keluarga jurnalis DW.

Sementara jurnalis sendiri saat ini belum diketahui keberadaannya meski beberapa informasi menyebutkan jurnalis tersebut saat ini sedang bekerja di Jerman.

Itu dilakukan para pasukan Taliban saat menggeledah rumah-rumah di Kabul, Ibu Kota Afghanistan.

Baca juga: Ibu-ibu di Afghanistan Berusaha Lindungi Bayinya dari Tembakan Tentara Taliban

Direktur Jenderal DW, Peter Limbourg, berang dan mengecam keras aksi tersebut.

Dia meminta pemerintah Jerman untuk mengambil tindakan.

"Ini membuktikan bahaya besar mengancam semua karyawan kami dan keluarga mereka di Afganistan. Jelas bahwa Taliban sudah melakukan serangan terorganisir memburu para jurnalis, baik yang ada di Kabul maupun di provinsi-provinsi lain," ujarnya.

Selain jurnalis DW Jerman, Taliban juga menculik jurnalis dari televisi swasta Ghargasht TV.

Demikian pula pemimpin radio swasta Paktia Ghag Radio Afghanistan ditembak mati oleh kelompok Taliban.

Gubernur Wanita Ditangkap

Salah satu Gubernur perempuan di Afghanistan bernama salima Mazari ditangkap oleh Taliban pada Rabu, 18 Agustus 2021.

Penangkapan Salima Mazari ini disampaikan oleh Jurnalis TV di Afghanistan Nadia Momand melalui akun Twitternya.

“Kenal namanya #SalimaMazari Ketika banyak pemimpin politik Afghanistan melarikan diri, Salima tetap tinggal untuk berperang. Sebagai salah satu Gubernur distrik wanita pertama di Afghanistan, dia melawan Taliban & melawan sampai akhir. Dia dilaporkan telah ditangkap. Tekanan untuk membebaskannya!! #GratisSalima” tulis Momand di akun Twitternya (18/8/2021).

Foto pada 14 Juli 2021 menampilkan Salima Mazari (tengah), gubernur wanita di Afghanistan yang penduduknya didominasi pria, melihat ke bawah bukit dengan ditemani personel keamanan dekat garis depan melawan Taliban di distrik Charkint, provinsi Balkh.
Foto pada 14 Juli 2021 menampilkan Salima Mazari (tengah), gubernur wanita di Afghanistan yang penduduknya didominasi pria, melihat ke bawah bukit dengan ditemani personel keamanan dekat garis depan melawan Taliban di distrik Charkint, provinsi Balkh. (AFP PHOTO/FARSHAD USYAN)

Salima Mazari yang kini berusia 40 tahun merupakan Gubernur Charkint di Afghanistan bagian utara yang berpenduduk lebih dari 30 ribu orang.

Ia dikenal sebagai sosok yang merekrut dan melatih militan untuk memerangi Taliban sejak 2019.

Salima diangkat sebagai Gubernur pada tahun 2018. Ia menjadi perempuan dalam politik Afghanistan yang didominasi oleh pria.

Ketika banyak pemimpin politik Afghanistan yang kabur karena Taliban berhasil menguasai Kabul. Salima Mazari tetap bertahan hingga distriknya jatuh ke tangan Taliban.

Taliban Geledah Rumah Warga

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan bahwa Taliban melakukan pencarian bagi orang-orang yang bekerja untuk Amerika Serikat (AS) dan NATO.

Taliban melakukan pencarian itu dari rumah ke rumah untuk menemukan orang-orang tersebut.

Peringatan itu berdasarkan laporan rahasia oleh konsultan penilaian ancaman PBB (RHIPTO).

Laporan itu mengatakan Taliban memiliki daftar prioritas dari individu yang ingin ditangkap.

“Ada sejumlah besar dari individu yang saat ini menjadi target Taliban dan ancamannya sangat jelas,” ujar Kepala RHIPTO, Christian Nelleman kepada BBC.

“Ditulis, jika mereka tak menyerahkan diri, Taliban akan menangkap, mengadili, menginterogasi dan menghukum anggota keluarga dari individu tersebut,” tambahnya.

Ia pun memperingatkan bahwa siapa pun yang menjadi target Taliban berada dalam bahaya besar.

Seorang ibu melindungi bayinya dari tembakan Taliban di luar Bandara Kabul. (Sumber: Mirror)
Seorang ibu melindungi bayinya dari tembakan Taliban di luar Bandara Kabul. (Sumber: Mirror) (Via Kompas.TV)

Nelleman pun mengungkapkan kemungkinan adanya eksekusi massal.

Taliban berhasil menduduki Kabul, Minggu (15/8/2021), setelah mengambil alih sebagaian besar wilayah Afghanistan.

Taliban kembali berada dalam kekuasan setelah selama 20 tahun berada dalam tekanan invasi militer Amerika Serikat (AS).

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan menimbulkan ketakutan yang besar.

Apalagi, saat berkuasa dari 1996 hingga 2001, Taliban kerap memperlihatkan kekuasaannya lewat kekerasan, termasuk eksekusi publik dan pelarangan perempuan untuk bekerja.

Pada konferensi pers perdananya, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berupaya meyakinkan masyarakat internasional, dengan bersikeras bahwa Taliban akan menghormati hak-hak perempuan dan memaafkan orang-orang yang melawan mereka.

"Biarkan saya mengingatkan Anda bahwa kami memaafkan semua orang, karena ini demi perdamaian dan stabilitas di Afganistan. Semua kelompok yang menentang kami semua dimaafkan," ungkap Mujahid, Selasa (17/08).

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved