Diisukan Jadi Pengganti Kim Jong Un, Ahli Sebut Korut Bisa Lebih Buruk Jika Dipimpin Kim Yo Jong
Para ahli menyebut Kim Yo Jong (32) tampak siap untuk mengambil kendali kekuasaan di tengah klaim Kim Jong Un kini dalam kendisi koma berbulan-bulan.
Tetapi jika Kim Yo Jong benar-benar mengambil alih kekuasaan, kata Lee, sifat rezim "menuntut dia menjadi kejam, terutama dalam beberapa tahun pertama."
Katanya, menjadi kejam memang diperlukan Kim Yo Jong untuk membangun kredibilitasnya.
"Cara baginya untuk mendapatkan rasa hormat, bukanlah dengan bersikap baik tetapi menjadi diktator yang kejam bagi rakyatnya dan menjadi ancaman nuklir yang dapat dipercaya bagi AS," katanya .
“Dia mungkin membuktikan dirinya lebih galak dan lebih kejam daripada saudara laki-laki, ayah, atau kakeknya," tambahnya.
Baca: Kim Yo Jong Kerap Muncul, Analis Memprediksi Adik Kim Jong Un akan Segera Duduki Posisi Lebih Tinggi
Baca: Media Korea Utara Ejek Korea Selatan setelah Kim Yo Jong Kritik Hubungan Korea Selatan-AS
Secara terpisah, Victor Cha, yang merupakan direktur urusan Asia di Dewan Keamanan Nasional selama pemerintahan. dari mantan Presiden George W Bush juga menyampaikan tanggapannya.
"Kim Yo Jong tampaknya adalah seorang garis keras di Korea Selatan dan Amerika Serikat" dan "tidak ada tanda-tanda dirinya sebagai seorang reformis," kata Cha.
Peluncuran Rudal...
Lebih lanjut, kemungkinan, pergantian kekuasan dari Kim Jong ke Kim Yo Jong diramalkan akan disertai dengan peluncuran rudal atau provokasi lain untuk membangun kredibilitas di tingkat internasional mau pun dalam negeri.
"(Tujuannya) untuk membuat orang-orang yang setia kepadanya di posisi-posisi kunci,” kata Cha, yang kini menjadi penasihat senior dan ketua Korea di Pusat Kajian Strategis dan Internasional.
Baca: Lebih Vokal Ancam Korea Selatan, Kim Yo Jong Diyakini Ingin Perkuat Posisi dan Pencapaian
Baca: Angkatan Darat AS Klaim KorUt Miliki 60 Bom Nuklir hingga 5000 Ton Persedian 20 Jenis Senjata Kimia
Kim Yo Jong Mendapat Sorotan Sejak Awal Tahun
Pada bulan April, sebuah laporan dari Layanan Riset Majelis Nasional Korea Selatan mengatakan, "Sejak awal tahun ini, Yo-jong telah menerima sorotan untuk peran aktifnya, termasuk mengumumkan pesan resmi ke Korea Selatan dan AS, menggantikan Jong-un."
Sementara itu, Maxwell mengatakan tidak mungkin Kim Yo Jong berada di belakang penangkapan anjing peliharaan dari elit Pyongyang yang dilaporkan awal bulan ini.
"Jika (Kim Jong Un) masih hidup, saya yakin dia membuat keputusan dan dia tidak bertindak sendiri karena sistem tidak mengizinkannya," katanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)