Prancis tarik duta besar dari Italia, mengapa perseteruan diplomatik dua negara tetangga ini membesar?
Pejabat tinggi Italia mendukung kelompok anti-pemerintah Prancis. Hubungan buruk kedua negara pun semakin dalam.
Salvini juga mengeluhkan pemeriksaan imigrasi di perbatasan Prancis-Italia yang menyebabkan kemacetan panjang.
Adapun, Di Maio merasa tak perlu ada persoalan atas perbuatannya. Ia menyebut warga Prancis sebagai 'kawan dan sekutu'.
"Presiden Macron beberapa kali menyerang pemerintah Italia atas alasan politis terkait pemilihan di Uni Eropa. Ini tidak mempengaruhi persahabatan yang mengikat kedua negara. Tidak akan pernah," ujarnya.
- Bentrokan di Paris: 'Protes warga Prancis bukan hanya soal harga BBM'
- Demonstrasi 'rompi kuning' menyebabkan 'bencana ekonomi' di Prancis
- "Kami diperlakukan bagai anjing", derita kaum minoritas Gipsi di Italia
Sementara itu, di tengah kunjungan ke Beirut, Lebanon, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte berharap situasi diplomatik ini dapat secepatnya normal.
"Hubungan Italia dan Prancis berakar dalam sejarah dan tidak dapat diragukan atas kejadian apapun," kata Conte.
Januari lalu, Salvini menyerang Macron secara personal. Kala itu ia mengungkapkan harapan agar masyarakat Prancis dapat segera merdeka dari presiden yang buruk.

Mengapa perseteruan ini terjadi?
Analisis oleh Paul Kirby, Editor BBC News untuk isu Eropa
Prancis melalui bulan-bulan penuh pernyataan dan tindakan provokatif dari dua pimpinan populis Italia.
Para diplomat Italia bahkan bingung dengan pertengkaran ini dan terkejut atas sikap yang diambil para menteri Italia. Penilaian itu diutarakan Massimo Franco, penulis kolom di koran Corriere della Sera.
Bagi Prancis, alasan di balik perseteruan ini jelas bagaikan bunyi suara bel. Matteo Salvini dan Luigi Di Maio terang-terangan bakal bertarung dalam pemilihan parlemen Uni Eropa, Mei mendatang.
Namun apa kaitan Salvini dan Di Maio dengan Prancis? Keduanya tak menyenangi Macron yang pro-Uni Eropa.
Bagi Di Maio, gerakan jaket kuning yang menantang kebijakan Prancis adalah sekutu alaminya. Sementara Salvini yang berasal dari kubu sayap kanan menemukan kesamaan pikiran dengan seteru dalam negeri Macron, Marine Le Pen.
Barangkali memang akan ada dampak elektoral atas sikap dua pimpinan Italia ini, tapi tentu ada resiko diplomatik yang besar pula.

Seberapa serius persoalan diplomatik ini?
Koresponden BBC di Paris, Hugh Schofield menyebut perseteruan ini menunjukkan hubungan diplomatik yang terus memburuk.