Sabtu, 4 Oktober 2025

LIFEs: Hoaks politik yang menjadi 'kata dalam cahaya' di pesta sastra

Bukan hal yang terlalu gampang mencari kaitan antara hoaks -istilah yang belakangan begitu mendominasi dalam hampir segala bentuk dan topik

Acara lain dari LIFEs yang sangat menarik adalah Klasik dan Asyik: Satu Abad Penulis Perempuan Indonesia. Diskusi ini menampilkan tiga peneliti/penulis yang membahas para penulis perempuan dari masa lampau Indonesia, yang tak banyak dikenali.

Diskusi ini merupakan kerja sama dengan Ruang Perempuan Dalam Tulisan, yang sejak tahun lalu, kata salah satu penggagasnya, Dewi Noviami, memusatkan perhatian pada penelitian tentang penulis perempuan yang tidak tercatat, yang terlupakan atau bahkan dilupakan, atau sebagian justru dihapus dari sejarah, karena misalnya haluan atau keterkaitan politiknya," kata Dewi Noviami yang biasa dipanggil Novi.

"Untuk tahap pertama, kita melakukan penelitian untuk mendata para penulis itu, dan melakukan penelitian khusus pada 10 penulis yang dilakukan oleh sepuluh perempuan penulis atau peneliti," lanjut Novi.

Hasil penelitian mereka, disusun dalam bentuk tulisan yang komprehensif, lalu disiskusikan di berbagai tempat, dan nantinya akan dibukukan.

Kali ini, dalam diskusi di LIFEs, yang disiskusikan adalah penelitian terhadap Suwarsih Djojopuspito, yang dibahas oleh penulis dan wartawan BBC NEws Indonesia, Isyana Artharini, dan Saadah Alim, yang dibahas oleh Aura Asmarandana. Sedangkan Dewi Kharisma Michellia membahas proyek ini secara umum.

Dalam makalah berjudul "Pembalasannja: Sebuah Narasi Progresif," Aura Asmarandana mendiskusikan gejala menarik dari kepengaranagan Saadah Alim.

"Dalam kumpulan cerita pendek Taman Penghibur Hati, Saadah memunculkan tokoh-tokoh yang setia pada tradisi, yang menunjukkan bahwa nilai-nilai terbaik itu terletak pada kepatuhan pada adat. Sementara dalam naskah drama Pembalasannja, justru Saadah menyarankan upaya untuk kritis terhadap adat dan tradisi lama," papar Aura.

Sementara Isyana Artharini, dalam makalah "Apakah Untuk Indonesia Ia Menulis Itu," memapar bagaimana Suwarsih Djojopuspito adalah individu bebas yang dengan karya-karyanya menggugat nilai-nilai tradisional yang menempatkan perempuan dalam posisi berbeda dari laki-laki. Bisa jadi, ini terkait latar belakang pendidikannya di Belanda.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved