Bentrokan terbaru di perbatasan Gaza-Israel: 10 orang warga Palestina tewas
Sepuluh orang warga Palestina tewas dalam bentrokan terbaru dengan aparat militer Israel di perbatasan Gaza-Israel, kata seorang pejabat kementerian
Radio Angkatan Darat Israel mengutip keterangan pejabat militer yang mengatakan bahwa sekelompok orang pengunjukrasa berusaha menerobos pagar perbatasan sehingga pasukan Israel melepaskan tembakan untuk mencegah aksi itu.

Kelompok Hamas dan kelompok-kelompok lainnya menggelar aksi protes selama enam minggu, yang disebut Pawai untuk Kembali.
Protes dilakukan menjelang peringatan 70 tahun pendirian negara Israel dan eksodus orang-orang Arab - yang oleh warga Palestina disebut sebagai "Nakba" (Bencana).
Aksi ini sekaligus menyerukan hak para pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah yang mereka tinggalkan atau dipaksa pergi pada 1948 ketika negara Israel didirikan.
'Kelompok teroris'
Pemerintah Israel telah lama mengesampingkan tuntutan orang-orang Palestina tersebut dan menyebut aksi protes tersebut dilakukan oleh kelompok teroris yang berusaha menerobos perbatasan secara ilegal.
Otoritas Palestina menyebut unjuk rasa yang tidak menggunakan senjata itu justru disikapi dengan kekerasan oleh militer Israel, sehingga menimbulkan belasan orang korban tewas, seperti yang terjadi pada pekan lalu.

PBB dan Uni Eropa telah menyerukan penyelidikan independen terhadap apa yang disebut sebagai tindakan sewenang-wenang militer Israel.
Juru bicara Komisioner tinggi PBB untuk HAM memperingatkan, berdasarkan hukum internasional, senjata api hanya dapat digunakan dalam kasus-kasus yang sangat mendesak.
Komentar pegiat HAM Israel
Kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem menyerukan kepada tentara Israel untuk tidak menembak para demonstran yang tidak bersenjata.
Adapun pemerintah AS menyalahkan para pemimpin Palestina yang disebut "menyerukan aksi kekerasan atau mendorong pengunjuk rasa - termasuk anak-anak - mendekati pagar pembatas, padahal mereka mengetahui bahwa itu bisa mengakibatkan kematian atau terluka".

Kementerian luar negeri Israel mengatakan sebagian besar korban yang tewas pada pekan lalu adalah anggota kelompok miliran Hamas, yang diklaim sebagai organisasi teroris oleh Israel, AS dan Uni Eropa.
Keluarga korban yang tewas dapat santunan?
Hamas telah mengakui bahwa beberapa anggota sayap militernya, tetapi mengatakan mereka melakukan unjuk rasa "berdampingan dengan orang-orang Palestina lainnya".
Kelompok itu dilaporkan akan membayar £2.140 atau sekitar Rp18juta kepada keluarga siapa saja yang ditembak mati oleh pasukan Israel saat unjuk rasa.
Seorang pimpinan Hamas, Mohammed Thuraya, membantah pihaknya memberikan "label harga" pada korban yang tewas.