Di Depan Paus Fransiskus, Jendral Pembantaian Rohingya Ini Klaim Tidak Ada Diskriminasi di Myanmar
Dalam dialog berdurasi 15 menit, Sri Paus dan Hlaing dikatakan sempat membicarakan tentang transisi Myanmar dari pemerintahan militer.
Kebanyakan kritik ditujukan pada pemimpin politik negara tersebut, Aung San Suu Kyi, yang kebungkamannya terhadap situasi di Rakhine kerap dianggap telah memperparah keadaan.
Padahal, ada sosok lain yang dinilai lebih terlibat dalam pembantaian yang terjadi, yakni Jenderal Hlaing.
Organisasi HAM Myanmar yang berbasis di Inggris, Burma Campaign UK, 31 Agustus lalu, mendesak komunitas internasional untuk memfokuskan kritik pada Hlaing atas krisis Rohingya di Rakhine.
"Hanya ada satu orang di Myanmar yang bisa memerintah pasukan militernya untuk menghentikan pembunuhan Rohingya dan pembakaran desa mereka," tutur Direktur Burma Campaign UK Mark Farmaner.
"Orang itu adalah Min Aung Hlaing," lanjutnya.
Kepemimpinannya di Angkatan Bersenjata Myanmar tengah dalam investigasi PBB untuk mencari adanya kemungkinan kejahatan perang dan pelanggaran HAM. (DVB/RTE)