ASEAN Bahas Penanganan Bencana Alam
Ilmu pengetahuan antariksa yang berbasis informasi, merupakan komponen penting dalam penanggulangan bencana.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), bakal menjadi tuan rumah 2nd Regional Workshop of ASEAN Cooperation Project on Utilization of Space Based Technologies for Disaster Risk Management.
Kegiatan ini digelar untuk membahas penanganan bencana berbasis iptek antariksa. Kegiatan ini merupakan kerangka kerja sama ASEAN Cooperation Project on Utilization Space Based Technologies for Disaster Risk Management, dan Asian Disaster Reduction Center (ADRC).
"90 persen negara di wilayah Asia Pasifik berpotensi mengalami gempa bumi. Untuk itu, setiap negara perlu memiliki sistem penanggulangan bencana yang baik. Tujuannya, untuk memperkecil jumlah korban jiwa dan kerusakan fisik," tulis Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lapan Dra Elly Kuntjahyowati MM, dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Senin (25/6/2012).
Ilmu pengetahuan antariksa yang berbasis informasi, merupakan komponen penting dalam penanggulangan bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir, kekeringan, dan puting beliung.
Informasi tersebut dapat dimanfaatkan dalam tiga fase penanganan bencana, yaitu persiapan atau pencegahan sebelum bencana, tanggap darurat selama bencana, serta pemulihan dan rekonstruksi setelah bencana.
Saat ini, berbagai negara berupaya memaksimalkan manfaat ilmu pengetahuan antariksa, guna mengurangi dampak bencana alam. Menyadari pentingnya pemanfaatan antariksa bagi bencana alam, negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) membentuk kerja sama untuk mencari solusi bagi penanganan bencana alam.
Kegiatan ini akan berlangsung di Hotel Salak, Bogor, Jawa Barat, pada 26-27 Juni 2012. Workshop akan dihadiri oleh perwakilan seluruh negara ASEAN. Setiap negara akan membahas upaya mereka dalam mitigasi bencana, dengan memanfaatkan teknologi antariksa.
Pertemuan ini merupakan modul kelima dari lima tahapan kegiatan ADRC di beberapa negara Asia, terkait pengurangan dampak bencana alam berbasis teknologi antariksa.
Workshop ini bertujuan untuk menjalin kerja sama antarlembaga di ASEAN, dalam pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pengelolaan bencana.
Kegiatan ini juga bertujuan menyampaikan informasi hasil-hasil kegiatan dan pengembangan masing-masing negara, dalam upaya pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pengelolaan bencana.
Workshop ini juga akan dihadiri oleh Kepala Lapan, Kepala BNPB, serta perwakilan dari BMKG, BIG, KLH, BPBD Bogor, BPBD Jakarta, LIPI, dan IPB. (*)
BACA JUGA