Indonesia Harus Berperan Bantu Transisi Negara Mesir
Kemenangan Mohamed Mursi dalam pertarungan pemilihan presiden (Pilpres) Mesir, diyakini masih akan menghadapi dua tantangan besar.

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Kemenangan Mohamed Mursi dalam pertarungan pemilihan presiden (Pilpres) Mesir, diyakini masih akan menghadapi dua tantangan besar.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq mengungkap, tantangan pertama adalah reaksi politik para pendukung Mubarak. Terutama, dari kalangan militer yang tidak menghendaki kemenangan partainya, Ikhwanul Muslimin (IM) baik di parlemen maupun di eksekutif.
"Pembatalan keanggotaan sebagian politisi IM di parlemen menjadi indikasi kuat berlanjutnya manuver politik mengganjal Mursi. Di sini kemampuan Mursi untuk menggalang dukungan politik dari masyarakat dan partai-partai yang ada, akan diuji. Ini transisi kekuasaan yang rumit namun harus bisa dilalui dengan baik," ujar Mahfudz, Minggu (24/6/2012).
Tantangan kedua, kata Mahfudz, soal efektivitas pemerintahan Mursi dengan dukungan parlemen untuk mengkonsolidasi kondisi politik dan ekonomi yang diduga akan diwarnai tekanan-tekanan dari berbagai pihak. Bukan mustahil, katanya, pihak-pihak luar yang merasa terancam kepentingannya di Mesir dan kawasan Timur Tengah akan melakukan tekanan dengan berbagai cara.
Pemerintahan Mursi juga diprediksi akan digiring pada situasi dimana muncul opini ketidakmampuannya mengatasi persoalan politik dan ekonomi. Di sinilah kemampuan Mursi untuk menggalang kerjasama dengan negara-negara kawasan menjadi sangat menentukan.
"Indonesia sebagai negara demokrasi besar harus ikut berperan membantu proses transisi dan konsolidasi demokrasi melalui program peningkatan kapasitas berbagai elemen yang ada di Mesir Bahkan, negara-negara sekitar yang mengalami hal sama," Mahfudz yang juga Ketua Komisi I DPR ini menambahkan.
Mohamed Mursi terpilih sebagai presiden baru Mesir. Ia dinyatakan menang dalam dalam pemilihan presiden menggantikan Husni Mubarak, Minggu (24/6/2012). Seperti dikutip melalui Kompas.com, KPU Mesir mengumumkan, Mursi dari Ikhwanul Muslimin menang dengan 51,7 persen dukungan dengan total peroleh 13.230.131 suara.
Musri mengalahkan Shafiq, mantan Perdana Menteri Mesir di era Mubarak, yang memperoleh suara 48,3 persen atau 12.347.380 suara. Jumlah tersebut, hanya separuh dari jumlah pemilik hak suara yang diperkirakan mencapai 50 juta suara. "Pemenang dalam Pilpres Mesir pada 16-17 Juni adalah Mohamed Mursi Eissa al-Ayat," kata Ketua Pemilu Mesir Faruq Sultan, Minggu.