Ibadah Haji 2025
IAIN Ponorogo Apresiasi Manifesto Suci Haji 2025 pada Menag sebagai Inovasi Pelayanan Ibadah Haji
Rektor IAIN Ponorogo, Prof Evi Muafiah apresiasi Menteri Agama, Prof KH Nasaruddin Umar atas peluncuran Manifesto Suci Haji 2025.
TRIBUNNEWS.COM - Rektor IAIN Ponorogo, Prof Evi Muafiah menyampaikan apresiasi terhadap Menteri Agama, Prof KH Nasaruddin Umar atas peluncuran Manifesto Suci Haji 2025 sebagai cetak biru transformasi pelayanan haji.
Menurut Evi, manifesto ini bukan hanya menjadi inovasi administratif, tetapi juga merupakan komitmen moral dan spiritual untuk menjaga kesucian ibadah haji.
"Manifesto Suci ini adalah langkah strategis dan revolusioner. Ia menunjukkan, pelayanan haji harus dijalankan secara profesional, bersih, dan amanah, sesuai dengan nilai-nilai suci ibadah itu sendiri," kata Prof Evi.
"Ini bukan sekadar urusan birokrasi, tetapi menyangkut tanggung jawab moral umat," tambahnya dalam rilis yang diterima Tribunnews.com.
Diperkenalkan pertama kali oleh Menag dalam BPKH Annual Meeting and Banking Award 2024 di Jakarta, 13 Desember 2024, Manifesto Suci menekankan pentingnya penyelenggaraan haji yang bersih dari penyimpangan dan korupsi.
Saat itu, Menag menegaskan sampai ada penyimpangan dalam penyelenggaraan ibadah haji. Penyelenggaran ibadah haji harus bersih dan suci, karena ini adalah urusan suci.
Salah satu poin penting dari manifesto ini adalah transparansi biaya haji.
Pemerintah berhasil menekan biaya yang harus dibayarkan langsung oleh jemaah menjadi sekitar Rp 55 juta, jauh lebih rendah dari real cost penyelenggaraan haji yang mencapai lebih dari Rp90 juta.
Selisih biaya tersebut ditutup melalui pemanfaatan nilai manfaat dana haji oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) secara transparan dan bertanggung jawab. Ini menjadi bukti nyata keberpihakan negara kepada umat.
Selain itu, Manifesto Suci Haji 2025 juga menghadirkan terobosan besar di bidang digitalisasi layanan, salah satunya melalui sistem Manajemen Unit Layanan Akomodasi Asrama Haji (Munaqosah).
Dengan sistem ini, jemaah dapat mengetahui lokasi gedung, lantai, dan nomor kamar penginapan mereka sejak H-2 keberangkatan, hanya dengan memindai QR code melalui platform digital seperti asramahaji.com.
Baca juga: Jemaah Haji Jangan Panik! Lakukan Hal Ini Jika Barang Ketinggalan di Madinah
Inovasi ini dinilai sangat membantu dalam mengurai kepadatan, menghindari kekacauan logistik, serta meningkatkan kenyamanan jamaah saat proses keberangkatan.
Evi mengatakan, digitalisasi ini bukan hanya efisien, tapi juga menciptakan akurasi tinggi dalam distribusi layanan.
Petugas haji kini dapat bekerja berdasarkan data riil yang terintegrasi, sehingga minim kesalahan penempatan kamar dan pelayanan. Ini adalah langkah konkret menuju pelayanan yang profesional, akuntabel, dan humanis.
Prof Evi menyampaikan, IAIN Ponorogo siap mendukung langkah-langkah transformatif ini, baik dalam kapasitas akademik maupun kemitraan strategis.
Sumber: TribunSolo.com
Ibadah Haji 2025
Komite 3 DPD RI Usul Ada Kompensasi Otomatis Terhadap Jemaah Haji Telat atau Gagal Berangkat |
---|
Mekanisme Kuota Haji, Bagaimana Peran Pemerintah dan Swasta Memotong Daftar Antrean? |
---|
Kepala BP Haji: Isu Kesehatan Jemaah Haji Indonesia jadi Sorotan Arab Saudi |
---|
Kepala BP Haji Pastikan Belum Minta Tambahan Kuota Haji dari Pemerintah Arab Saudi |
---|
ICW Laporkan Dugaan Korupsi Haji 2025: Diduga Ada ASN Lakukan Pungli Makanan, Negara Rugi Rp251 M |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.