Mushola Ambruk di Sidoarjo
Cegah Insiden Ponpes Al-Khoziny Terulang, Kementerian PU Harus Awasi Pembangunan Sarana Pendidikan
Kementerian PU diminta mengawasi pembangunan sarana pendidikan demi mencegah kualitas konstruksi buruk yang berisiko pada keselamatan siswa.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal meminta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melakukan pengawasan atas pembangunan sarana pendidikan di Indonesia demi mencegah kualitas konstruksi yang buruk dan berisiko pada keselamatan siswa.
Permintaan tersebut disampaikan menanggapi insiden robohnya bangunan Musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menyebabkan beberapa santri meninggal dan ratusan santri luka-luka.
Cucun menegaskan, Kementerian PU seharusnya bisa berperan memberikan pengawasan atas setiap pembangunan fasilitas-fasilitas umum, khususnya pendidikan.
"Nah, kita kan negara ini punya Kementerian PU yang ngurusin konstruksi, Nah, kenapa ketika ada pembangunan-pembangunan itu (minim peran)," kata Cucun kepada awak media, Jumat (3/10/2025).
Menurut legislator dari Fraksi PKB tersebut, seharusnya Kementerian PU melalui Dinas Pekerjaan Umum bisa terjun langsung mengawasi pembangunan sekolah.
Sebab, banyak ahli yang mengerti persoalan konstruksi di Kementerian PU yang diharapkan bisa meminimalisir kecelakaan dalam pembangunan konstruksi
"Baik dinas pekerja umum yang memahami sipil konstruksi bangunan di daerah, baik kabupaten-kota, provinsi, maupun pemerintah pusat," ucap dia.
Terlebih, bangunan yang roboh tersebut merupakan fasilitas pendidikan yang notabene dibangun oleh para Kiai atau pemuka agama Islam.
Seharusnya, Ponpes tidak perlu sampai meminta bantuan kepada negara, melainkan sebaliknya, negara yang hadir membantu pembangunan.
Sebab kata Cucun, sudah sejak lama kiai banyak berperan dalam membangun kesatuan negara Indonesia.
Baca juga: Upadate Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 103 Orang Terluka, 13 Meninggal
"Jangan tanpa diminta, ketika misalkan pesantren ini tau ada membangun, ya pas mengajukan izin bangunannya itu, (pemerintah harusnya) sudah masuk di sana, 'sudah dibantu nih Kiai, kita akan supervisi besi' untuk misalkan di bawah ini butuhnya besi berapa untuk konstruksi berapa lantai," ucap dia.
"Semua para kiai ini jasanya besar lho, membantu negara mencerdaskan kehidupan bang, tapi mereka juga kalau misalkan harus bayar konsultan, berapa, tapi kalau negara ikut mensupervisi, ikut membantu," sambung Cucun.
Baca juga: Tim SAR Gunakan Dua Metode untuk Cari Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Dia juga meminta agar ke depan, penanganan terhadap evakuasi korban dan bangunan yang terkena bencana harusnya dilakukan segera.
Pasalnya Cucun berpandangan, proses evakuasi terhadap robohnya Musala Ponpes ini terlampau lamban.
"Terkait tadi alat negara atau perangkat negara seperti BNPB, ini karena musibahnya sudah 2-3 hari baru turun, ini pelajaran kedepan, jangan sampai ke demikian segera, tangkap darurat kan mereka punya perangkat di bawah, kalau misalkan bukan sifatnya instruksi, ya koordinasi lah," tukas dia.
Mushola Ambruk di Sidoarjo
Upadate Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 103 Orang Terluka, 13 Meninggal |
---|
Hingga Jumat Petang Total 116 Korban Tragedi Ponpes di Sidoarjo Runtuh Ditemukan, 13 Meninggal |
---|
Santri Asal Sampang Selamat dari Insiden Musala Ambruk di Sidoarjo, Posisinya di Sini Saat Salat |
---|
Ayah Santri Ponpes Al Khoziny Ceritakan Anaknya Selamat setelah 3 Hari Tertimpa Reruntuhan Bangunan |
---|
Kisah Penyelamatan Ahmad, Tangannya Terpaksa Diamputasi di Tempat Karena Tertindih Beton Musala |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.