Senin, 29 September 2025

Saat Limbah Tutup Botol Jadi Meja, Kursi, dan Harapan Baru dari Dit Reveille

Dari tutup botol jadi furnitur, Dit Réveille ubah sampah plastik jadi solusi ramah lingkungan dan peluang ekonomi.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
ISTIMEWA/DIT REVEILLE
INOVASI TUTUP BOTOL - Sejumlah furnitur dan merchandise, hasil daur ulang limbah tutup botol yang dilakukan oleh Dit Réveille asal Sawangan, Depok. Simak kisah Amanda Prita Kirana, Affan, dan Zarita dalam membangun Dit Réveille, sebuah usaha yang bergerak di bidang daur ulang sampah HDPE. 

Selama setahun, Prita tak hanya mendapatkan mentoring rutin setiap dua minggu sekali. Ia juga mengikuti matchmaking yang digelar CIMB Niaga.

Sebanyak dua kali, Prita dipertemukan dengan pihak-pihak lain yang berpotensi bisa menjalin kolaborasi dengan Dit Réveille.

"Waktu itu, kami dipertemukan dengan pemilik kafe, ada dari museum di Bandung, ada arsitektur, pemilik hotel, jadi kami bisa dapat feedback dan peluang kerja sama. Itu yang menarik banget," jelas perempuan kelahiran 21 Januari 2001 ini.

Bahkan setelah menjadi alumni pun, kata Prita, CIMB Niaga masih tetap menaruh perhatian. Misalnya dengan melibatkan Dit Réveille untuk penyediaan cenderamata untuk sejumlah acara dan pendampingan lainnya.

Terbaru, pihak bank mendorong Dit Réveille untuk mencoba mendaur ulang sampah kartu ATM. "Khusus ini, kami masih dalam tahap RnD. Kalau berhasil, bisa ada peluang untuk kerja sama lagi," tambah Prita.

Kepada anak muda yang hendak mengikuti jejaknya, Prita berpesan agar selalu mencoba jika tertarik dengan sesuatu yang baru.

"Yang terpenting mulai aja dulu dan nggak harus perfect. Kita bisa lakukan itu sambil belajar dan terima saran sebanyak-banyaknya," pesannya.

Kreativitas Luar Biasa

Kreativitas Dit Réveille yang mengolah limbah menjadi produk yang bernilai tinggi ini menuai respons positif dari akademisi, Evi Rosalina Widyayanti. Menurutnya, kreativitas Prita sangat luar biasa dan sustainable.

Terlebih program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

"Dit Réveille pintar cari celah untuk membuat produk yang kreatif, memperpanjang daur hidup sampah, (sampah) tidak langsung dibuang, tapi dimanfaatkan lagi," kata Dosen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta itu.

Evi juga mengapresiasi pendampingan yang diberikan CIMB Niaga kepada Adhim dan Prita. Terlebih, bank yang berdiri pada 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga ini tidak hanya memberikan bantuan modal kerja, tetapi juga tenaga ahli untuk melakukan mentoring.

"Bagus banget ya, apalagi UMKM yang baru memulai usaha kan pasti membutuhkan dana dan mentoring. Kalau nggak dapat support apalagi sampai mandeg karena masalah dapat dana, rasanya sayang," kata Evi.

Evi pun mendorong pihak perbankan agar terus mendampingi para pelaku UMKM, utamanya bagi mereka yang merintis usaha di tahap awal. Menurutnya, pendampingan ini penting agar para pelaku UMKM memiliki akses terhadap modal dan bimbingan manajemen yang berkelanjutan.

"Harapannya mereka dapat meningkatkan skala usaha dan dampak positifnya," katanya.

lihat fotoPEMILAHAN TUTUP BOTOL - Proses pemilahan sampah tutup botol dan galon di workshop Dit Réveille, yang berada di  Jalan Gang Asem, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat.
PEMILAHAN TUTUP BOTOL - Proses pemilahan sampah tutup botol dan galon di workshop Dit Réveille, yang berada di Jalan Gang Asem, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat.

Sementara itu, Community Development Head PT Bank CIMB Niaga Tbk, Astrid Candrasari mengatakan, Program Community Link dirancang untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang dalam mendorong inisiatif sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan