Saat Limbah Tutup Botol Jadi Meja, Kursi, dan Harapan Baru dari Dit Reveille
Dari tutup botol jadi furnitur, Dit Réveille ubah sampah plastik jadi solusi ramah lingkungan dan peluang ekonomi.
Penulis:
Sri Juliati
Editor:
Tiara Shelavie
Selama setahun, Prita tak hanya mendapatkan mentoring rutin setiap dua minggu sekali. Ia juga mengikuti matchmaking yang digelar CIMB Niaga.
Sebanyak dua kali, Prita dipertemukan dengan pihak-pihak lain yang berpotensi bisa menjalin kolaborasi dengan Dit Réveille.
"Waktu itu, kami dipertemukan dengan pemilik kafe, ada dari museum di Bandung, ada arsitektur, pemilik hotel, jadi kami bisa dapat feedback dan peluang kerja sama. Itu yang menarik banget," jelas perempuan kelahiran 21 Januari 2001 ini.
Bahkan setelah menjadi alumni pun, kata Prita, CIMB Niaga masih tetap menaruh perhatian. Misalnya dengan melibatkan Dit Réveille untuk penyediaan cenderamata untuk sejumlah acara dan pendampingan lainnya.
Terbaru, pihak bank mendorong Dit Réveille untuk mencoba mendaur ulang sampah kartu ATM. "Khusus ini, kami masih dalam tahap RnD. Kalau berhasil, bisa ada peluang untuk kerja sama lagi," tambah Prita.
Kepada anak muda yang hendak mengikuti jejaknya, Prita berpesan agar selalu mencoba jika tertarik dengan sesuatu yang baru.
"Yang terpenting mulai aja dulu dan nggak harus perfect. Kita bisa lakukan itu sambil belajar dan terima saran sebanyak-banyaknya," pesannya.
Kreativitas Luar Biasa
Kreativitas Dit Réveille yang mengolah limbah menjadi produk yang bernilai tinggi ini menuai respons positif dari akademisi, Evi Rosalina Widyayanti. Menurutnya, kreativitas Prita sangat luar biasa dan sustainable.
Terlebih program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
"Dit Réveille pintar cari celah untuk membuat produk yang kreatif, memperpanjang daur hidup sampah, (sampah) tidak langsung dibuang, tapi dimanfaatkan lagi," kata Dosen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta itu.
Evi juga mengapresiasi pendampingan yang diberikan CIMB Niaga kepada Adhim dan Prita. Terlebih, bank yang berdiri pada 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga ini tidak hanya memberikan bantuan modal kerja, tetapi juga tenaga ahli untuk melakukan mentoring.
"Bagus banget ya, apalagi UMKM yang baru memulai usaha kan pasti membutuhkan dana dan mentoring. Kalau nggak dapat support apalagi sampai mandeg karena masalah dapat dana, rasanya sayang," kata Evi.
Evi pun mendorong pihak perbankan agar terus mendampingi para pelaku UMKM, utamanya bagi mereka yang merintis usaha di tahap awal. Menurutnya, pendampingan ini penting agar para pelaku UMKM memiliki akses terhadap modal dan bimbingan manajemen yang berkelanjutan.
"Harapannya mereka dapat meningkatkan skala usaha dan dampak positifnya," katanya.

Sementara itu, Community Development Head PT Bank CIMB Niaga Tbk, Astrid Candrasari mengatakan, Program Community Link dirancang untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang dalam mendorong inisiatif sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Sumber: TribunSolo.com
Pengakuan Damkar saat Evakuasi Anak Masuk Mesin Cuci: Posisi Tertekuk, Korban Histeris |
![]() |
---|
Dukung Gaya Hidup Sehat, Tempat Fitnes di Depok Ini Tawarkan Konsep 24 Jam |
![]() |
---|
Depok Dorong Warga Ubah Kebiasaan, Mulai Pilah Sampah dari Rumah |
![]() |
---|
Kasus Pria Mengaku Orang Ring 1 Istana, Keluarga Harap Polisi Bebaskan Tersangka: Kami Sudah Damai |
![]() |
---|
Hasil dan Jadwal Championship: PSMS Medan dan PSPS Kompak Kalah, Persipal vs Persipura Hari Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.