Senin, 29 September 2025

Sedot Anggaran Ratusan Triliun, MBG Disebut Jadi Motor Penggerak Ekonomi Rakyat

Ahmad Suaedy menekankan, MBG bukan sekadar kebijakan sosial, melainkan langkah politik yang memutus rantai proyek oligarki

|
Penulis: Erik S
Editor: Sanusi
HO
PENGGERAK EKONOMI - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. Ahmad Suaedy menekankan, MBG bukan sekadar kebijakan sosial, melainkan langkah politik yang memutus rantai proyek oligarki dan menghidupkan ekonomi rakyat dari dapur hingga ladang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto, dinilai sukses mengalihkan ratusan triliun rupiah anggaran langsung ke meja makan rakyat kecil. 

Diketahui program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan menyedot anggaran cukup besar dalam APBN 2026, yakni mencapai Rp 335 triliun.

”Setidaknya ada dana Rp 335 triliun yang selama ini menjadi proyek oligarki di beberapa kementerian sudah disedot oleh MBG. Sekarang mereka tidak menikmati lagi dana-dana tersebut. Ditambah lagi dengan kebun-kebun dan tambang di kawasan hutan yang selama ini mereka keruk, diambil oleh Prabowo dan dikembalikan ke pangkuan negeri,” kata Ketua Gabungan Pengusaha Dapur Makan Bergizi Indonesia (Gapembi) H. Alven Stony di Jakarta, Jumat (26/9/2025). 

Menurut Alven, program yang diinisiasi Presiden Prabowo berbeda jauh dengan pola pembangunan sebelumnya yang sarat kasus korupsi. Ia menyinggung sejumlah proyek besar yang justru menjadi bancakan para oligarki.

Seperti pengadaan laptop di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, proyek BTS 4G di Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga deretan kasus korupsi triliunan rupiah lainnya.  

Dampak Ekonomi Luas

Menyoroti dampak ekonomi luas dari program MBG, Alven Stony menyebutkan, sedikitnya tiga keuntungan yang langsung dirasakan masyarakat.

”Pertama, banyaknya relawan sekitar dapur yang terserap. Kedua, keuntungan bagi pemasok atau supplier lokal. Ketiga, bertumbuhnya usaha-usaha pertanian dan sembilan bahan pokok,” ujarnya.

Terkait itu, lanjut Alven, pengembangan sumber protein susu dari masyarakat lokal perlu menjadi fokus berikutnya.

Baca juga: MBG dan Racun Calo Pengadaan: saat Gizi Menjadi Ladang Komisi

”Satu kegiatan terkait program MBG yang perlu digerakkan, yakni mengembangkan kegiatan pengadaan sumber protein susu oleh masyarakat sekitar dapur. Seperti di Boyolali dan Pengalengan, warga setempat sejak lama sukses membuka usaha peternakan sapi sekaligus mengembangkan produksi susu. Ini bisa menjadi model yang direplikasi di daerah lain,” katanya.

Menurut Alven, program MBG yang menjadi salah satu janji utama Presiden Prabowo, kini memasuki tahap percepatan implementasi. Selain memberi akses makanan bergizi kepada anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, program ini juga diproyeksikan sebagai motor penggerak ekonomi rakyat. 

”Sebagai program yang berjalan kurang dari satu tahun, tentu banyak hal yang perlu disempurnakan dalam pelaksanaannya. BGN sendiri terus berkomitmen dalam melakukan perbaikan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan keamanan dan optimalnya manfaat yang diterima seluruh kelompok sasaran,” tutur Alven, yang juga Ketua Umum Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N).

Bukan Sekadar Kebijakan Sosial

Senada, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. Ahmad Suaedy menekankan, MBG bukan sekadar kebijakan sosial, melainkan langkah politik yang memutus rantai proyek oligarki dan menghidupkan ekonomi rakyat dari dapur hingga ladang.

Baca juga: Golkar Tak Setuju MBG Dihentikan Imbas Keracunan Massal, Ini Alasannya

”Selama ini rakyat hanya jadi penonton ketika anggaran besar digelontorkan untuk proyek-proyek mercusuar yang akhirnya dikorupsi. Sebagai antitesis, MBG membalik arah itu: rakyat menjadi penerima langsung manfaatnya,” ujar Suaedy.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan