Senin, 29 September 2025

Indonesia-Turki Jajaki Peluang Investasi Baru di Sektor Manufaktur

Pertemuan bisnis kedua negara menjadi langkah awal membangun roadmap strategis rencana pengembangan manufaktur Indonesia-Turki.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
handout
TEMU BISNIS INDONESIA-TURKI - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bersama tim di temu bisnis dengan pengusaha Turki belum lama ini.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menggelar pertemuan bisnis dengan sejumlah perusahaan industri terkemuka di Turki.

Pertemuan untuk memperkuat hubungan kerja sama manufaktur Indonesia-Turki, menarik investasi langsung dan membuka jalan keterlibatan Indonesia dalam rantai pasok global.

Menperin Agus Gumiwang mengatakan, pertemuan bisnis kedua negara menjadi langkah awal membangun roadmap strategis rencana pengembangan industri manufaktur di Indonesia dan Turki.

"Pertemuan ini sangat penting sebagai langkah awal untuk membangun roadmap strategy untuk kerja sama di sektor manufaktur Indonesia dan Turki. Kami ingin agar kemitraan industri ini bersifat jangka panjang, saling menguntungkan, serta mampu mendorong kontribusi nyata bagi perekonomian kedua negara," tutur Agus dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Dalam rangkaian pertemuan tersebut, Menperin bertemu Karadeniz Holding, grup usaha besar yang bergerak di sektor energi, keuangan, real estate, kapal dan logistik.

Perusahaan ini menyatakan ketertarikannya untuk menjajaki kerja sama di bidang galangan kapal (shipyard) serta penyediaan powership.

"Mereka juga menyatakan dukungan untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek energi di Indonesia, salah satunya di Batam yang memiliki potensi kebutuhan energi tinggi untuk menopang aktivitas industri dan pusat data," ungkap Menperin.

Agus juga bertemu Kale Group, produsen keramik dan bahan bangunan terbesar di Turki. Ia menilai Kale memiliki peluang besar untuk mendukung program prioritas nasional pembangunan tiga juta rumah rakyat.

"Selain di bidang keramik dan material bangunan, Kale Group juga memiliki portofolio industri pertahanan dan dirgantara yang berpotensi dikembangkan melalui kerja sama dengan Indonesia," ujar Menperin.

Sementara itu, dalam diskusi dengan Erisler, produsen pangan asal Turki yang telah menyalurkan tepung terigu untuk pakan hewan di Indonesia, terungkap rencana perluasan usaha ke sektor industri makanan.

Baca juga: Indeks Manufaktur Indonesia Mulai Ekspansi di Agustus Setelah 5 Bulan Kontraksi

"Indonesia menyambut baik langkah ini karena sejalan dengan upaya memperkuat kemandirian industri pangan nasional," terang Agus.

Dalam pertemuan dengan Tümosan, produsen traktor dan mesin diesel, Menperin menekankan pentingnya kerja sama yang mendukung program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto.

Tümosan disebut siap membangun fasilitas produksi di Indonesia jika tersedia permintaan dengan skala ekonomi tertentu.

"Industri Turki menghendaki adanya jaminan pasar apabila mereka berproduksi di Indonesia. Untuk itu, kami akan memberikan jaminan melalui kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen, sehingga produk alat mesin pertanian dari Tümosan dapat terserap di pasar domestik," jelasnya.

Baca juga: Sektor Manufaktur Tumbuh Baik di 2011-2023, Tapi Emisi Karbon Ikut Naik

Agus menerangkan, Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga dapat menjadi hub perdagangan produk-produk Turki di kawasan Asia, dengan dukungan posisi strategis dan sejumlah perjanjian dagang dengan negara mitra.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan