Peringkat Kredit Naik, PalmCo Catatkan Fundamental Perusahaan yang Kuat dan Sehat
Jatmiko Santosa, menyampaikan bahwa hasil penilaian ini menjadi indikator penting dari efektivitas strategi transformasi.
Penulis:
Hasanudin Aco
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo mencatatkan pencapaian penting dalam kinerja keuangannya.
Lembaga pemeringkat Pefindo resmi menaikkan peringkat kredit PalmCo dari idA- menjadi idA dengan prospek stabil, mencerminkan fundamental perusahaan yang dinilai semakin kuat dan sehat di tengah tantangan sektor perkebunan.
Baca juga: Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga, Industri Perbankan Diminta Mudahkan Akses Kredit Bagi UMKM
Peningkatan peringkat ini tidak hanya berlaku bagi entitas perusahaan, tetapi juga terhadap sejumlah instrumen keuangan yang dimiliki, seperti MTN II Tahun 2021, MTN III Tahun 2019 Seri A dan B, serta Sukuk Ijarah II Tahun 2019 Seri A, C, dan E.
Seluruhnya mengalami kenaikan peringkat dari idA- menjadi idA, sementara Sukuk Ijarah tercatat naik menjadi idA(sy).
Baca juga: Bank Indonesia Akui Kredit Perbankan pada Agustus 2025 Belum Kuat, Ini Alasannya
Peringkat ini mencerminkan pandangan stabil terhadap kelanjutan kinerja keuangan PalmCo dalam jangka menengah.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menyampaikan bahwa hasil penilaian ini menjadi indikator penting dari efektivitas strategi transformasi yang tengah dijalankan perusahaan.
“Kami percaya bahwa hasil ini mencerminkan komitmen kami dalam menjaga kesehatan finansial perusahaan, mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi, serta memastikan efisiensi dalam operasional,” ujar Jatmiko, Ahad (21/9/2025).
Strategi Moderat, Dampak Maksimal
Dalam laporannya, Pefindo mencatat sejumlah faktor yang memperkuat penilaian terhadap PalmCo.
Luasnya areal perkebunan yang dikelola dengan konsistensi dalam meningkatkan profil bisnis dan produktivitas terutama kelapa sawit, model bisnis yang terintegrasi dan terdiversifikasi, hingga stabilitas harga minyak sawit mentah (CPO).
Hal ini dinilai memberi daya tahan terhadap tekanan eksternal, termasuk fluktuasi harga komoditas dan isu keberlanjutan lingkungan.
Dengan luas lahan tertanam mencapai 618.935 hektare yang tersebar dari Sumatera hingga Kalimantan, PalmCo saat ini menjadi salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia.
Perusahaan mengelola sejumlah komoditas strategis, termasuk kelapa sawit, karet, kopi, dan teh.
“Besarnya skala operasi kami bukan hanya soal ukuran, tetapi tentang bagaimana memanfaatkannya untuk meningkatkan produkfivitas, menciptakan nilai tambah dan daya saing,” tambah Jatmiko.
Selaras dengan hal tersebut, keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan pengelolaan risiko keuangan juga menjadi salah satu keunggulan perusahaan.
Dalam satu tahun terakhir, PalmCo tercatat berhasil memperbaiki rasio utang, memperkuat arus kas, serta melakukan strategi refinancing dan reprofiling terhadap sejumlah instrumen keuangan.
Baca juga: Bank Indonesia Akui Kredit Perbankan pada Agustus 2025 Belum Kuat, Ini Alasannya
Habib Idrus Salim Aljufri Soroti Penyaluran Kredit dan Likuiditas Perbankan, Minta OJK Awasi Himbara |
![]() |
---|
Bank Indonesia Akui Kredit Perbankan pada Agustus 2025 Belum Kuat, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Penempatan Dana Pemerintah di Perbankan Disebut Sah dan Bermanfaat bagi Perekonomian |
![]() |
---|
Harga Saham BBCA Menguat 2 Hari Beruntun Pasca Public Expose, Sudah Tembus Level Rp 8.000 |
![]() |
---|
RI Makin Berisiko Hadapi Ketidakpastian Global Usai Menkeu Purbaya Sebar Rp200 Triliun ke Perbankan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.