Senin, 29 September 2025

Wamenkomdigi Nezar Patria Sebut Indonesia Masih Butuh 9 Juta Talenta Digital

AI Talent Factory mengumpulkan para talenta digital di bidang AI untuk melakukan pengembangan dan penerapan AI di berbagai bidang. 

Tribunnews.com/Gita Irawan
PENGEMBANGAN AI - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Nezar Patria. AI Talent Factory mengumpulkan para talenta digital di bidang AI untuk melakukan pengembangan dan penerapan AI di berbagai bidang.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan, Indonesia setidaknya masih membutuhkan 9 juta talenta digital dalam pengembang teknologi kecerdasan artifisial (AI).

Talenta digital merupakan individu yang memiliki keahlian, pengetahuan, dan keterampilan dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Nezar mengatakan, AI Talent Factory mengumpulkan para talenta digital di bidang AI untuk melakukan pengembangan dan penerapan AI di berbagai bidang. 

Ia mengungkapkan teknologi AI dapat meningkatkan efektivitas pelaksanaan program-program prioritas nasional dan memecahkan berbagai masalah bangsa.

Baca juga: Menperin Agus Gumiwang Ingin RI Jadi Pusat Lahirnya Talenta Digital Kelas Dunia

"Rekan-rekan semua bisa mencoba mendalami case yang ada, yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Untuk memecahkan masalah stunting, memecahkan masalah gizi, memecahkan bagaimana ekonomi kerakyatan bisa tumbuh lewat proses bisnis di koperasi misalnya, dan lain sebagainya," ujar Nezar dikutip Minggu (21/9/2025).

Nezar menyebut, AI Talent Factory juga berperan mempersiapkan para generasi muda Indonesia agar tidak hanya mampu menjadi pengguna saja, namun juga bisa menjadi pengembang teknologi AI.

"Kita butuh sekitar 9 juta talent lagi, dan kita juga harus berpikir bukan talent yang cuma sebagai users, tapi talent yang bisa masuk sebagai deployer sekaligus developer," tuturnya.

Lebih lanjut Nezar menyampaikan, Indonesia adalah negara yang kaya dengan bahasa dan budaya, sehingga para pengembang AI di Indonesia diharapkan mampu membuat berbagai aplikasi AI yang disesuaikan dengan budaya lokal.

Melalui aplikasi AI lokal ini, diharapkan teknologi AI dapat digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki bahasa dan budaya yang beragam.

"Adopsi AI, kita juga harus memikirkan dengan tepat karena kondisi kita cukup khas. Akan sangat baik kalau kita, misalnya untuk generative AI LLM atau Large Language Model itu kita bisa buat sendiri dengan menggunakan bahasa kita sendiri. Bahasa-bahasa daerah kita cukup kaya, suku kita cukup banyak, keragaman budaya kita juga luar biasa," tegasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan